Mohon tunggu...
NUR KHOLIS
NUR KHOLIS Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa/Dosen

Hobi Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Baru di Era Literasi Digital

11 Juni 2023   22:41 Diperbarui: 11 Juni 2023   22:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       5. Dalam bidang teknologi informasi

            Tantangan nyata era digital semakin kompleks, karena aspek kehidupan yang berbeda membawa pengaruh yang dapat menyebabkan perubahan dimana-mana. Teknologi informasi adalah bidang manajemen teknologi dan mencakup beberapa bidang seperti (namun tidak terbatas pada) proses, perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa pemrograman dan informasi bangunan. Semua informasi, data, atau informasi yang dirasakan dalam bentuk visual apa pun atau melalui mekanisme pengiriman multimedia apa pun dianggap sebagai bagian dari teknologi informasi.

Teknologi informasi memfasilitasi bisnis dalam empat kelompok layanan inti yang membantu menerapkan strategi bisnis:Otomasi proses bisnis, pengiriman informasi, komunikasi dengan pelanggan dan alat produktivitas. Ada banyak tantangan di bidang teknologi informasi, seperti: memecahkan masalah, melepaskan kreativitas, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

 

       6. Upaya Yang Harus di Lakukan pada Era Digital

     Era digital harus disikapi dengan serius, peran teknologi harus dikelola dan dikelola dengan baik agar era digital dapat membawa manfaat bagi kehidupan. Pendidikan harus menjadi alat yang paling penting untuk memahami, menguasai dan menangani teknologi dengan baik dan benar. Anak-anak dan remaja perlu memahami kelebihan dan kekurangan era digital ini. Orang tua juga perlu dipahami agar dapat mengelola sikap anaknya terhadap teknologi dan menggunakan serta menanganinya dengan baik dan tepat. Pengenalan penggunaan berbagai aplikasi yang mendukung pekerjaan orang harus dibiasakan agar diketahui manfaat dan tujuannya serta dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menghindari dampak negatif dan berlebihan. Demikian pula, pemerintah sedang melakukan kajian mendalam tentang era digital ini di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan dan teknologi informasi.

     Di sisi lain, dunia anak sangat memperhatikan, terutama tentang perubahan karakter dan jiwa. Perilaku agresif dan kekerasan fisik pada anak seringkali terlihat bersamaan dan merupakan fenomena yang berkaitan. Laporan siswa sekolah dasar di-bully karena unsur kekerasan dalam game online dengan unsur kekerasan fisik banyak terjadi di televisi dan media online. Pornografi dan akses pornografi menyebabkan perubahan mental yang mengganggu pada anak, terutama dalam konteks yang mengarah pada seks bebas. Kemerosotan nilai moral anak memang menjadi masalah serius bagi pemerintah dan masyarakat, namun di era yang serba digital saat ini, dimana arus teknologi informasi sulit dihentikan, masalah tersebut tidak mudah. Media yang tidak terkontrol dapat dengan mudah mencuci otak anak melalui game online. Anak-anak lebih tertarik pada ponsel (Android mereka) daripada permainan tradisional, dongeng, dan lagu anak-anak dengan instruksi. Bahkan iklan produk ilegal seperti alkohol dan obat-obatan dikemas secara menarik di Internet sebagai game online untuk anak-anak, menambah kompleksitas masalah moral anak.

     Pada tahun 1980-an, anak-anak biasa bermain di luar rumah dan berinteraksi dengan teman sebayanya untuk menikmati permainan tradisional kejujuran, gotong royong, kepercayaan dan kehandalan. Suasana ini sangat cocok untuk perkembangan intelektual anak yang perlu ditanamkan nilai-nilai moral. Saat ini lagu anak yang lugu, natural dan ceria sudah jarang dinyanyikan, padahal lagu anak merupakan salah satu metode pendidikan karakter yang paling efektif dengan puisi yang disesuaikan dengan psikologi anak. Model pendidikan berbasis permainan tradisional jarang diperkenalkan kepada anak-anak. Mereka lebih banyak berinteraksi dengan dunia maya seperti game online, facebook dan internet.

     Penggunaan gawai yang sering dapat membuat anak menjadi antisosial dan kurang percaya diri. Banyak yang mengunci diri di kamar karena sibuk dengan ponsel dan game online. Akibatnya dapat merusak nilai kepekaan sosial, kepedulian dan empati terhadap sesama. Ketika anak terlalu sering berinteraksi dengan game online, mereka bisa menjadi egois dan keras kepala. Selain itu, unsur kekerasan dan sadisme seringkali menjadi permainan favorit anak-anak. Tentu saja, anak-anak secara tidak sadar meniru aksi permainan dan mentransfernya ke dunia nyata saat mereka bersama teman dan keluarga.

     Anak membutuhkan bantuan ekstra (pendidikan) dari orang tua untuk menghindari masalah yang dapat menyesatkan anak. Orang tua juga harus profesional dalam mengasuh anak, misalnya tidak menunjukkan kepada anak hal-hal yang sesuai dengan dunianya, seperti kekerasan fisik, karena jika tidak maka akan cepat ditiru. Usia dini merupakan usia peniruan, dan orang tua merupakan "panutan" bagi anaknya, sehingga keluarga merupakan ujung tombak perkembangan sosial-emosionalnya. Sama pentingnya untuk memberi anak kasih sayang yang tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk menyediakan anak-anak dengan layanan dan cinta yang tepat dan pendidikan yang konsisten dengan perkembangan alami mereka.

     Salah satu solusi membesarkan anak di era digital adalah model parenting imun. Model parenting mandiri tangguh merupakan model pengasuhan anak yang ampuh, terutama parenting yang melibatkan penggunaan perangkat teknologi seperti gadget. Memperkuat daya tahan tubuh anak sangat penting karena orang tua tidak bisa selalu bersama anaknya. Ia bergaul dengan teman-temannya yang terkadang membawa informasi (pornografi) yang tidak sesuai dengan dirinya. Berkat model pengasuhan yang kebal dan pendekatan yang penuh kasih dan percaya diri, anak-anak memiliki filter dan kekebalan saat mereka jauh dari orang tua. Orang tua harus mengajarkan anak nilai-nilai yang dipilih sendiri, seperti informasi dan akses berita apa yang baik dan sesuai untuk anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun