Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Sword Of God: Rambut Sang Nabi Inspirator "Undefeated Man"!

20 September 2012   04:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid , karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Alloh bersamaku ”  Nabi menjelaskan alasan penolakan pedang tersebut serta menamai dengan "saifullah" atau "pedang Allah" atau "The Sword of God".

Beberapa bulan setelah keislamannya, duta dakwah yang dikirim Nabi ke luar Jazirah Arab dibunuh di dua tempat berbeda : al-Harits bin Umair al-‘Azdi dipenggal kepalanya di hadapan Heraklius dan utusan kepada Banu Sulayman dan Dhat al Talh daerah disekitar negeri Syam(Irak) juga dibunuh oleh penguasa sekitar. Peristiwa ini sungguh menyedihkan hati Rasullullah dan memerintahkan untuk melakukan penyerangan dengan menunjuk tiga orang sahabat terbaik beliau:


  1. Ja'far bin Abu Tholib
  2. Zaid Bin Harits dan
  3. Abdullah bin Rawahah, seorang penyair Rasulullah.


Nabi menginstruksikan agar jika pemimpin satunya terbunuh hendaknya diganti oleh orang-orang yang telah ditunjuk oleh Nabi.

Adalah Mu'tah yang tempat pertemuan dua tentara yang berbeda ideologi dan agama ini, pasukan Muslim hanya didukung oleh 3.000 personil melawan aliansi antara  Adidaya Romawi yang berkekuatan 100.000 personel ditambah oleh Arab Nashrani yang berjumlah serupa yakni 100.000. Jadi secara statistik perbandingan setiap satu tentara Muslim akan menghadapi 66.6 tentara Aliansi ini. Sungguh perbandingan yang timpang dan gambaran 'face to face'  antara David Vs Goliath yang tak  tertandingi dalam hal jumlah dan getaran semangat yang memuncak sepanjang masa. Apalagi persenjataan pasukan Aliansi ini lebih modern dan maju dari yang dimiliki oleh pasukan Muslim  sertaditunjang oleh pasukan reguler yang terlatih. Pada awalnya pasukan Muslim ragu dan sempat terbersit meminta tambahan pasukan sampai sang penyair Nabi , Abdullah bin Rawahah mengobarkan semangat perang yang memompa kembali semangat yang sempat surut melihat pasukan musuh yang begitu besar.

Zaid bin Haritsah memimpin pasukan Muslim terlebih dahulu dan merangsek ke kumpulan pasukan Aliansi namun setelah kudanya terkena tombak dan jatuh tersungkur maka Zaid menemui kesyahidan. Kemudian tampuk kepemimpinan pasukan Muslim dipegang oleh Ja'far bin Abi Tholib. Tangan kanan ja'far yang memegangi bendera tertebas pedang musuh dan Ja'far mengambil bendera dengan tangan kirinya yang sekejap kemudian sudah tertebas oleh pedang musuh. Giliran Ja'far merangkul bendera dengan tubuhnya yang tidak bertangan namun tak berapa lama karna lautan musuh telah menerjangnya dengan ganas, Ja'far menemui kesyahidan dengan kurang lebih 90 tusukan di tubuhnya. Dengan sigap,Abdullah bin Rawahah menyongsong bendera yang ditinggal 'pergi' Sang komandan menuju kesyahidannya,namun , tak lama kemudian Abdullah bin rawahah menyusul Ja'far bin Abi Tholib. Ke tiga orang rekomendasi sang Nabi telah habis dan bendera jatuh tak bertuan lagi, Tsabit bin Arqam mengambil bendera itu secepat kilat dan mengumumkan agar segera ditunjuk pengganti dan syukurlah dalam masa genting itu pilihan  jatuh pada sang "saifullah"  atau "the sword of God",Khalid bin Walid.

Tak membuang waktu Khalid segera menyusun taktik dan strategi,  Diputarnya Pasukan penyerang lini depan ke belakang dan begitu pula sebaliknya,  kemudian sayap kiri juga digilir menjadi sayap kanan dan begitu pula sebaliknya. Tujuannuya adalah untuk mengacak memori fihak lawan, dengan bergantinya lini depan maka seakan -akan ada bala bantuan yang datang, padahal wajah baru tersebut adalah orang yang beberapa saat yang lalu berada di garis belakang.  sejurus kemudian dengan jeli dia memilih densus kecil untuk keluar dari barisan pasukan inti dan mundur beberapa mil jauhnya dari pasukan inti untuk melakukan gerakan stagnan dengan Kavaleri di ujung bukit di belakang pasukan Muslim. Hentakan kaki-kaki kuda kavalery tersebut menyemburkan debu ke angkasa yang menjadi kamuflase seakan-akan  bala bantuan telah  datang di fihak Muslim.

Atas izin Allah, taktik ini menimbulkan kepanikan di fihak pasukan Aliansi Romawi dan Arab. Dalam benak mereka menghadapi pasukan yang berjumlah 3.000  saja sudah cukup merepotkan apalagi dengan bala bantuan yang kelihatan cukup banyak di ufuk belakang pasukan Muslim. Tak diduga sebelumnya, Pasukan Aliansi ini memutuskan untuk mundur dari medan peperangan yang dilihat oleh Khalid sebagai kesempatan untuk menyelamatkan pasukan Muslim dari amukan raksasa pasukan Aliansi yang tak imbang dalam hal jumlah dan persenjataan. Inilah kelebihan Khalid bin Walid, dapat mengontrol emosi dan tidak merasa diatas angin untuk mengejar pasukan musuh yang kehilangan kepercayaan diri dan menggunakannya untuk menarik pasukan Muslim menuju Madinah.

Banyak sejarawan yang takjub dengan perang Mu'tah ini salah satunya adalah Ibnu Katsir yang menilai kemenangan di fihak Muslim. Bayangkan korban jatuh di fihak Romawi menurut estimasi modern mencapai 20.000 orang sedangkan dalam fihak Muslim hanya mencapai belasan orang. Tidak ada kesepakatan para ahli sejarawan dalam jumlah korban di fihak Muslim namun mereka satu pendapat bahwa jumlah tersebut tidak menyentuh angka dua puluhan. Namun dua sejarawan Muslim lainnya yakni Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam menilai perang ini imbang.

Dalam perang ini , Khalid kehilangan sembilan pedang dan menyisakan satu pedang "made in"Yaman.

Pada tahun berikutnya, Nabi menunjuk Khalid menjadi Komandan salah satu dari empat divisi untuk menaklukkan Makkah dan hanya pasukan dibawah kepemimpinannnya yang menghadapi perlawanan dari tentara Qurays. Seterusnya peperangan juga diikuti oleh Khalid berturut-turut Perang Hunain dan perang Tabuk.

Kemudian ditahun 631 Masehi, Khalid bin Walid ikut serta bersama Nabi dalam haji Wada' . Dalam momen yang penuh dengan emosi ini Khalid sempat mengumpulkan rambut Nabi Muhammad , seorang yang sangat dia cintai. Rambut inilah yang menjadi inspirator bagi kemenangan-kemenangan peperangan yagn dipimpinnya dan tak satupun dikalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun