Mohon tunggu...
Nur Kholifah
Nur Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 1 - Memahami Filosofi Jawa

26 Oktober 2022   17:27 Diperbarui: 26 Oktober 2022   18:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NAMA : NUR KHOLIFAH

NIM : 43221010004

DOSEN PENGAMPU : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Belajar tentang ajaran nenek moyang Jawa, saya semakin kagum pada mereka. Ilmu yang mereka berikan bukanlah anti-agama, tetapi relevan dan memperkaya pemahaman kita tentang agama. Sayangnya, masih banyak yang meremehkan ajaran nenek moyang orang Jawa ini. Beberapa bahkan menuduhnya sebagai syirik, takhayul dan takhayul. Nenek moyang kita dipercayai sebagai paranormal yang dapat membangun candi Borobudur dan Prambanan serta membangun bangunan yang akurat secara geometris dan geologis. 

Bagi orang Jawa sangat tepat memasukkan Islam (tasawuf) yang kaya akan aspek mistik. Orang Jawa tidak bingung dengan ajaran mistik yang terkandung di dalamnya. Namun, orang Jawa telah berhasil menyederhanakan ajaran mistik tersebut dengan istilah dan frasa yang sederhana dan mudah dipahami. Orang Jawa memiliki filosofi untuk menuntun hidupnya menuju kesempurnaan. Salah satunya adalah "Sedulur Papat Limo Pancer". 

Filosofi ini membimbing orang untuk menghargai dan mengendalikan emosi mereka selama aktivitas dan dalam menghadapi masalah sehari-hari. Sedulur Papat mewakili empat emosi atau keinginan manusia yang terdiri dari marah (murka), lawwamah (rakus), supiah (nafsu), dan mutmainnah (kebaikan). Limo Pancer merepresentasikan diri manusia sebagai pengontrol empat emosi. 

Sedulur Papat Limo Pancer dapat diartikan sebagai sahabat gaib yang menemani manusia sejak dalam kandungan hingga lahir. Orang Jawa juga percaya bahwa ketika seorang bayi lahir, Akan ada 4 saudara kandung lainnya yang  akan bersama-sama. 

Terdapat 4 malaikat didalam Sedulur Papat Limo Pancer, yaitu : Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Isrofil, Malaikat Izroil. Keempat malaikat tersebut ditugaskan oleh Allah untuk menjaga kita didalam Rahim, Serta dilambangkan sebagai Air Ketuban, Plasenta, Darah dan Pusar. Sebutan Sedulur Papat Limo Pancer digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai peninggalan budaya karya-karya Sunan Kalijaga pada abad ke-15 dan ke-16 dianggap satu abad. Istilah ini pertama kali ditemukan dalam Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu pada bait 41-42. Sedulur Papat Limo Pancer diyakini sebagai satu kesatuan manusia yang terdiri dari 4 hal dan 5 hal, yaitu:

1. Kakang Sawah

Air yang membantu seseorang dilahirkan di bumi. Orang Jawa menyebutnya kakang karena keluarnya cairan ketuban untuk pertama kalinya. Ini berarti kakak laki-laki.

2. Adi Ari -- Ari

Adi berarti saudara perempuan dalam bahasa Indonesia dan merupakan nama plasenta yang keluar setelah bayi lahir.

3. Getih

Getih dalam bahasa Indonesia artinya Darah. Artinya, yang utama adalah ibu dan anak. Bayi dalam kandungan juga dilindungi oleh gusi. 

4. Puser 

Dapat diartikan sebagai tali pusat. Dalam hal ini, fakta bahwa ibu dan anak dihubungkan oleh tali pusar membuat mereka lebih kuat. Selain itu, tali pusat memberikan nutrisi dari ibu kepada bayi dalam kandungan dan juga berperan dalam menjamin kelangsungan hidup bayi.

5. Pancer

Merupakan pusat kehidupan manusia di dunia.

Saat bayi lahir, cairan ketuban dan darah dikeluarkan. Plasenta dan bagian dari tali pusat dikubur disekitaran rumah atau dihanyutkan ke sungai. Tubuh yang lahir hidup adalah bayi (Sang Pancer). Secara metafisik, keempat bersaudara itu merawat orang sampai mereka mati. Bagi orang Jawa, semua saudara harus disapa, diperlakukan dan dihormati dengan salam. Mereka semua dianggap pamomon atau pelindung manusia. Manusia pertama kali diciptakan dari saat sebelum kelahiran. 

Sebelum bayi (bayi, dalam konteks ini macan kumbang) lahir dari rahim ibu, hal pertama yang muncul adalah ketakutan ibu. Perasaan takut ini disebut Kakang Mubarep. Sesaat sebelum bayi lahir, cairan bening atau air kawah melumasi dan melindungi bayi sehingga proses kelahiran berjalan lancar dan kulit lembut bayi tidak lecet atau terluka. Banyu kawah disebut kakang kawah. Lalu bayi lahir, plasenta dan darah keluar. 

Plasenta atau ari -- ari disebut adi plasenta dan darahnya disebut adi wuragil. Hubungan antara Pancer dan Sedulur Papat diwakili oleh seorang sopir yang mengendarai kereta yang ditarik oleh empat kuda: merah, hitam, kuning dan putih. Sebuah gerbong melambangkan kebebasan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu. Kuda merah melambangkan energi, gairah, kuda hitam melambangkan hasrat biologis, kuda kuning melambangkan hasrat spiritual, dan kuda putih melambangkan ketenangan, kemurnian. Tentu saja, sebagai seorang pembalap, tidak mudah mengendalikan empat kuda dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Jika pengemudi mengelola keempat kuda dengan seimbang dan bekerja sama, kereta akan berjalan dengan lancar ke tujuannya.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sedulur Papat Limo Pencar memiliki simbol dalam perwayangan, seperti :

  • Gareng
  • Petruk
  • Bagong
  • Panakawan

Saat sedang menyaksikan wayang akan muncul ksatria keturunan saptaarga. Dalam pertunjukan wayang ini ke lima tokoh tersebut menduduki posisi penting. Kisah mereka dimulai di pertapaan Saptaarga, atau pertapaan lainnya. Setelah menerima berbagai ilmu dan nasehat dari Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang mereka peroleh dalam latihan tapanglam. (membantu tanpa pamrih).Perjalanan ke hutan ksatria dan empat pelayannya. Artinya ksatria tersebut menjalani kehidupan yang tidak diketahui, penuh dengan semak-semak, banyak binatang buas dan makhluk jahat siap menghadapinya, bahkan jika kecerobohannya dapat mengancam jiwanya.

Namun, pada akhirnya, Ksatria Semar, Garen, Petrouk, dan Bagon mengalahkan para raksasa dan menang, sehingga mereka bisa keluar dari hutan dengan selamat. Masih ada rintangan di luar hutan, dan bahaya selalu membayangi. Berkat Semar dan anak-anaknya, ksatria itu mampu menyingkirkan semua rintangan dan berhasil menyelesaikan pekerjaan hidupnya. 

Tokoh semar dan anaknya ini sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan, Semar merupakan gambaran ketuhanan yang ikut serta dalam proses kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peran Semar, sosok Semar dilengkapi dengan tiga sosok lainnya. Empat Panakawan adalah simbol kreativitas, bakat, inisiatif dan karya. Semar memiliki satu fitur yang bagus. Ini kuncup putih. Kepala putih terbalik melambangkan pemikiran, ide yang jelas, atau kreativitas. 

Gareng memiliki sifat yang hebat seperti mata berduri, tangan kencang, dan lemas. Tiga ketidaksempurnaan fisik melambangkan rasa. Mata kero adalah kewaspadaan, tangan tegang adalah akurasi, kaki lemas adalah kewaspadaan. Petrok adalah simbol kemauan, keinginan dan niat, dilukis di tangannya. Saat digerakkan, kedua tangan tersebut terlihat seperti dua orang yang sedang bekerja sama. Arahkan dengan tangan depan Anda, pilih apa yang Anda inginkan, dan rekam pilihan Anda dengan tangan belakang Anda. Karya Bagong dilambangkan dengan dua tangan dengan lima jari terbuka lebar, yang berarti ia selalu siap bekerja keras. 

Cipta, Rasa, Niat, dan Karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kreativitas, hobi, niat dan karya berada dalam ranah yang dikenal sebagai identitas pribadi atau manusia yang dilambangkan dengan sosok ksatria. Manusia ideal adalah manusia holistik yang di dalamnya kreativitas, rasa, karsa, dan karya bekerja selaras untuk memenuhi fungsinya masing-masing dan bahu membahu menuju cita-cita luhur. Ini mengungkapkan hubungan penting antara Ksatria dan Panakawan. 

Karakter ksatria tumbuh subur dalam hidup dan mencapai cita-citanya jika dilandasi dengan kejernihan pikiran (hak cipta), kejujuran (selera), kemauan, keteguhan hati (niat), dan bekerja keras (karya). Simbol seorang ksatria dan empat pelayan, Serupa dengan SADULUR PAPAT LIMO PANCER. Sadulur Papat adalah panakawan dan Limo Pancer adalah ksatria.

Kearifan lokal adalah cara hidup suatu masyarakat di suatu daerah tertentu yang berhubungan dengan lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya sudah mendarah daging dalam kepercayaan masyarakat wilayah ini selama puluhan tahun bahkan berabad-abad. Untuk melestarikan kearifan daerah, orang tua dari generasi sebelumnya mewariskannya kepada anak-anaknya dan orang lain. Kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita yang memiliki pemahaman yang jelas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah. Juga, ada kearifan dan kebaikan dalam kearifan lokal, yang dapat membingungkan generasi muda ini. Adapun ciri -- ciri kearifan lokal, yaitu:

  • Bertahan dari gempuran budaya asing
  • Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya yang berasal dari luar
  • Mampu mengintegrasikan budaya asing ke dalam budaya asli di Indonesia
  • Mampu mengendalikan budaya asing yang masuk
  • Memberikan arah pada perkembangan budaya masyarakat

Kearifan lokal berfungsi sebagai konservasi pelestarian sumber daya alam yang ada, Menjadi petuah, kepercayaan dan pantangan, Menjadi ciri utama sebuah masyarakat. Adapun jenis -- jenis kearifan lokal yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata atau dikenal dengan istilah tangible, dan juga kearifan lokal tidak berwujud atau yang biasa disebut intangible.

1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible.

kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.

2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible. 

Kearifan lokal yang tidak berwujud ini tidak dapat dilihat dalam bentuk aslinya. Bahkan jika Anda tidak dapat melihatnya dengan mata Anda, Anda dapat mendengarnya karena diturunkan secara lisan dari orang tua kepada anak-anak dan generasi berikutnya. Wujud kearifan lokal yang tidak berwujud antara lain nasehat, lagu, pantun, atau cerita yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi mendatang. Hal ini bertujuan agar generasi muda daerah tidak melakukan perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri, masyarakat dan alam. Lingkungan Rumah dan sumber mata pencaharian mereka dapat dikompromikan.

Manusia biasanya memiliki budaya kolektif yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk membentuk tradisi. Dari segi akademis, budaya ini bisa disebut folklor. Secara keseluruhan, folklor dapat didefinisikan sebagai bagian dari budaya suatu kelompok, yang diturunkan dari generasi ke generasi, dalam semua jenis kelompok, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik secara lisan maupun ilustrasi, dengan gerak tubuh atau alat pendukung. Nilai-nilai di kelas sejarah umumnya indoktrinasi. Pembelajaran seperti itu tidak mendorong sikap kritis siswa, karena mereka cenderung mengandalkan pembenaran satu fakta sejarah dan bahkan memaksakan satu kebenaran. Siswa tidak dihadapkan pada penemuan fakta dan memberikan interpretasi terhadap fakta atau sumber sejarah, yang merupakan salah satu keterampilan pembelajaran sejarah.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri siswa merupakan hasil proses pengolahan informasi dalam ranah kognitif siswa. Siswa dihadapkan pada sumber-sumber sejarah yang dapat berupa informasi tentang kognisi siswa. Setelah fakta dimasukkan ke dalam persepsi siswa, mereka diproses dalam persepsi itu. Proses pengolahan data berlangsung dalam kesadaran siswa memberikan evaluasi terhadap data tentang data tersebut. Hasil belajar yang dicapai berasal dari proses penemuan (inquiry). 

Budaya Indonesia merupakan salah satu kekayaan negara yang unik dan terpenting. Indonesia sangat unik sehingga tidak setiap negara memiliki budaya unik sebanyak Indonesia. Dengan cara ini, banyak kelompok masyarakat tertentu mewariskan budaya mereka dari generasi ke generasi. Budaya Indonesia telah melahirkan banyak kearifan lokal yang unik. 

Namun dengan masuknya budaya dan pengaruh luar, kearifan lokal akhirnya mengalami eksistensi. Oleh karena itu, ada beberapa cara dan metode untuk menjaga kearifan lokal di Indonesia. Pertama, memperkaya keragaman budaya Indonesia. Mengetahui begitu banyak daerah di Indonesia dan tentunya setiap daerah memiliki budayanya masing-masing, hal ini dapat memperkaya khasanah (keanekaragaman) yang ada di Indonesia. Banyaknya budaya dalam negeri merupakan ukuran nilai estetika dan etika yang tinggi. dalam masyarakat ini. 

Kearifan lokal juga memiliki tantangan dan hambatan tersendiri. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, budaya juga berubah dengan cepat. Teknologi modern, disadari atau tidak oleh masyarakat, menawarkan jalan yang justru menciptakan keinginan dan aspirasi baru dan memungkinkan peningkatan kesejahteraan manusia, sehingga mudah untuk melihat mengapa mereka cenderung diabaikan. Karena kebanyakan orang berasumsi bahwa teknologi modern akan selalu memiliki tingkat akselerasi yang jauh lebih dinamis.

Cara mempertahankan kearifan lokal bisa dengan cara menanamkan rasa cinnta terhadap kebudayaan di masyarakan, Mengadakan festival budaya, dan menjadikan budaya sebagai identitas. Kearifan lokal sendiri menjadi tradisi atau agama yang terdapat dalam lagu, peribahasa, sasanthi, nasehat, slogan, dan buku-buku tua. Oleh karena itu, kearifan lokal mencerminkan beberapa bentuk adat yang menjadi ciri khas suatu kelompok masyarakt tersebut. Misalnya, masyarakat Jawa Tengah dikenal dengan pepatah "Alon -- Alon Asal Kelakon", dan masyarakat Jawa Timur dikenal dengan pepatah seperti "rawe -- rawe lantas malang -- malang putung". 

Pentingnya kearifan lokal bagi masyarakat adalah sebagai bentuk pelestarian sumber daya alam, sebagai pengembangan sumber daya manusia, budaya dan ilmu pengetahuan. Kearifan lokal juga bisa datang dalam bentuk nasihat, kepercayaan, sastra, atau tabu. Kearifan lokal juga berfungsi sebagai etika dan moral yang diterapkan oleh masyarakat. 

Kearifan lokal sendiri tidak menolak dan menguatkan suatu tindakan atau praktik yang dianggap buruk oleh masyarakat ketika ditemukan, dan mengalami evolusi di mana tindakan atau praktik alami dan sukarela terus diterapkan oleh masyarakat. Globalisasi telah berkembang karena kemajuan teknologi dan teknologi informasi, dan sekarang batas wilayah tidak lagi dikenal, kita dapat mempelajari dan mengetahui bentuk kearifan lokal tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. 

Di satu sisi hal ini dapat merusak kearifan lokal yang kita miliki, namun di sisi lain dapat menciptakan kearifan lokal baru yang harus terbuka untuk umum, namun juga kuat dalam akar budaya negara Indonesia. Kita harus melestarikan kearifan lokal karena memiliki potensi untuk meneyimbangi lingkungan dan banyak hal. Kearifan lokal Indonesia begitu beragam dan banyak sehingga menarik perhatian asing untuk mengagumi budaya kita. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang tercerahkan, kita harus mampu menjaga kearifan lokal Indonesia agar tidak terkuras. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti Melestarikan kearifan lokal, meningkatkan keragaman, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Alhaqqy. (2022, 09 07). Ketahui Sedulur Papat Limo Pancer Berdasarkan Ilmu Kejawen Kuno! Ternyata Kita Lahir Bersama 4 Saudara Lain! Retrieved from aksarakhatulistiwa: https://aksarakhatulistiwa.jurnalisindonesia.id/read/107431/Ketahui-Sedulur-Papat-Limo-Pancer-Berdasarkan-Ilmu-Kejawen-Kuno-Ternyata-Kita-Lahir-Bersama-4-Saudara-Lain/1

Annisa, A. (n.d.). Kearifan Lokal: Pengertian, Ciri, Fungsi, Bentuk dan Potensi [Lengkap + Contoh Soal]. Retrieved from warstek: https://warstek.com/kearifan-lokal/

HIKMAH. (2016, 12 13). Sedulur Papat Limo Pancer -- Siapakah Kakang Kawah Adi Ari Ari. Retrieved from kibaguswijaya: https://kibaguswijaya.com/sedulur-papat-limo-pancer.html

Pangestu, R. (2022, 01 04). Apa Arti Kearifan Lokal? Ini Pengertian dan Contohnya. Retrieved from detik: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5882577/apa-arti-kearifan-lokal-ini-pengertian-dan-contohnya#:~:text=Di%20Indonesia%2C%20kearifan%20lokal%20adalah%20filosofi%20dan%20pandangan,keselarasan%20alam%20telah%20menghasilkan%20pendopo%20dalam%20arsitektur

Sugianto, E. (n.d.). Sedulur Papat Limo Pancer. Retrieved from naqsdna: https://www.naqsdna.com/2012/05/sedulur-papat-limo-pancer.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun