Mohon tunggu...
Nur Kholifah
Nur Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 1 - Memahami Filosofi Jawa

26 Oktober 2022   17:27 Diperbarui: 26 Oktober 2022   18:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plasenta atau ari -- ari disebut adi plasenta dan darahnya disebut adi wuragil. Hubungan antara Pancer dan Sedulur Papat diwakili oleh seorang sopir yang mengendarai kereta yang ditarik oleh empat kuda: merah, hitam, kuning dan putih. Sebuah gerbong melambangkan kebebasan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu. Kuda merah melambangkan energi, gairah, kuda hitam melambangkan hasrat biologis, kuda kuning melambangkan hasrat spiritual, dan kuda putih melambangkan ketenangan, kemurnian. Tentu saja, sebagai seorang pembalap, tidak mudah mengendalikan empat kuda dengan karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Jika pengemudi mengelola keempat kuda dengan seimbang dan bekerja sama, kereta akan berjalan dengan lancar ke tujuannya.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sedulur Papat Limo Pencar memiliki simbol dalam perwayangan, seperti :

  • Gareng
  • Petruk
  • Bagong
  • Panakawan

Saat sedang menyaksikan wayang akan muncul ksatria keturunan saptaarga. Dalam pertunjukan wayang ini ke lima tokoh tersebut menduduki posisi penting. Kisah mereka dimulai di pertapaan Saptaarga, atau pertapaan lainnya. Setelah menerima berbagai ilmu dan nasehat dari Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang mereka peroleh dalam latihan tapanglam. (membantu tanpa pamrih).Perjalanan ke hutan ksatria dan empat pelayannya. Artinya ksatria tersebut menjalani kehidupan yang tidak diketahui, penuh dengan semak-semak, banyak binatang buas dan makhluk jahat siap menghadapinya, bahkan jika kecerobohannya dapat mengancam jiwanya.

Namun, pada akhirnya, Ksatria Semar, Garen, Petrouk, dan Bagon mengalahkan para raksasa dan menang, sehingga mereka bisa keluar dari hutan dengan selamat. Masih ada rintangan di luar hutan, dan bahaya selalu membayangi. Berkat Semar dan anak-anaknya, ksatria itu mampu menyingkirkan semua rintangan dan berhasil menyelesaikan pekerjaan hidupnya. 

Tokoh semar dan anaknya ini sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan, Semar merupakan gambaran ketuhanan yang ikut serta dalam proses kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peran Semar, sosok Semar dilengkapi dengan tiga sosok lainnya. Empat Panakawan adalah simbol kreativitas, bakat, inisiatif dan karya. Semar memiliki satu fitur yang bagus. Ini kuncup putih. Kepala putih terbalik melambangkan pemikiran, ide yang jelas, atau kreativitas. 

Gareng memiliki sifat yang hebat seperti mata berduri, tangan kencang, dan lemas. Tiga ketidaksempurnaan fisik melambangkan rasa. Mata kero adalah kewaspadaan, tangan tegang adalah akurasi, kaki lemas adalah kewaspadaan. Petrok adalah simbol kemauan, keinginan dan niat, dilukis di tangannya. Saat digerakkan, kedua tangan tersebut terlihat seperti dua orang yang sedang bekerja sama. Arahkan dengan tangan depan Anda, pilih apa yang Anda inginkan, dan rekam pilihan Anda dengan tangan belakang Anda. Karya Bagong dilambangkan dengan dua tangan dengan lima jari terbuka lebar, yang berarti ia selalu siap bekerja keras. 

Cipta, Rasa, Niat, dan Karya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kreativitas, hobi, niat dan karya berada dalam ranah yang dikenal sebagai identitas pribadi atau manusia yang dilambangkan dengan sosok ksatria. Manusia ideal adalah manusia holistik yang di dalamnya kreativitas, rasa, karsa, dan karya bekerja selaras untuk memenuhi fungsinya masing-masing dan bahu membahu menuju cita-cita luhur. Ini mengungkapkan hubungan penting antara Ksatria dan Panakawan. 

Karakter ksatria tumbuh subur dalam hidup dan mencapai cita-citanya jika dilandasi dengan kejernihan pikiran (hak cipta), kejujuran (selera), kemauan, keteguhan hati (niat), dan bekerja keras (karya). Simbol seorang ksatria dan empat pelayan, Serupa dengan SADULUR PAPAT LIMO PANCER. Sadulur Papat adalah panakawan dan Limo Pancer adalah ksatria.

Kearifan lokal adalah cara hidup suatu masyarakat di suatu daerah tertentu yang berhubungan dengan lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya sudah mendarah daging dalam kepercayaan masyarakat wilayah ini selama puluhan tahun bahkan berabad-abad. Untuk melestarikan kearifan daerah, orang tua dari generasi sebelumnya mewariskannya kepada anak-anaknya dan orang lain. Kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita yang memiliki pemahaman yang jelas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah. Juga, ada kearifan dan kebaikan dalam kearifan lokal, yang dapat membingungkan generasi muda ini. Adapun ciri -- ciri kearifan lokal, yaitu:

  • Bertahan dari gempuran budaya asing
  • Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya yang berasal dari luar
  • Mampu mengintegrasikan budaya asing ke dalam budaya asli di Indonesia
  • Mampu mengendalikan budaya asing yang masuk
  • Memberikan arah pada perkembangan budaya masyarakat

Kearifan lokal berfungsi sebagai konservasi pelestarian sumber daya alam yang ada, Menjadi petuah, kepercayaan dan pantangan, Menjadi ciri utama sebuah masyarakat. Adapun jenis -- jenis kearifan lokal yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata atau dikenal dengan istilah tangible, dan juga kearifan lokal tidak berwujud atau yang biasa disebut intangible.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun