Keunggulan KPR Syariah secara Ekonomis
Orang yang memilih KPR Syariah dibanding dengan KPR konvensional adalah mereka yang tertarik dengan keunggulan KPR syariah. Keuntungan yang didapat antara lain :
- Cicilan tetap sampai akhir masa pinjaman
Cicilan per bulan anda akan tetap besarnya selama masa pinjaman. Sedangkan di bank konvensional, cicilan anda akan berubah setelah masa promosi selesai (ketika bunga yang dibebankan ke pinjaman anda berubah dari fixed menjadi floating interest). Hal ini akan sangat menguntungkan bagi mereka yang peduli akan cashflow rumah tangganya.
- Tidak ada pinalti untuk pelunasan Awal
tidak ada penalti untuk pelunasan awal dan anda bisa melunasi kapan saja. Bank Syariah tidak akan membebani anda dengan biaya tambahan. Sedangkan di kebanyakan bank konvensional, anda hanya bisa melunasi awal setelah masa promosi berlalu dengan penalti berkisar antara 0.5% sampai 2% dari jumlah pokok yang tersisa. Hal ini sangat menarik bagi anda yang merasa anda akan melunasi KPR anda sebelum masa pinjaman berakhir.
Tidak Tepat Menilai KPR Syariah Lebih Mahal
Wacana yang kerap dilontarkan masyarakat adalah cicilan KPR syariah kok mahal. Pembiayaan rumah dengan sistem syariah sering dipandang lebih berat dari KPR kovensional.
Tentu pandangan ini kurang tepat. Mengapa?
Supaya lebih jelas, bisa diilustrasikan sebagai berikut. Misal, pembiayaan rumah senilai Rp 500 juta untuk masa kredit 15 tahun. Hasilnya untuk masing – masing jenis KPR adalah sebagai berikut:
- KPR konvensional. Digunakan bunga tetap di dua sampai tiga tahun pertama yang kemudian diikuti bunga mengambang mengikuti kondisi pasar. Dalam 3 tahun pertama, Anda membayar cicilan tetap sebesar Rp 5.7 juta. Menginjak tahun ke 4 dan seterusnya, cicilan meningkat menjadi Rp 6.4 juta karena bunga tetap digantikan oleh bunga mengambang (flexible rate).
- KPR syariah. Dengan menggunakan skema Murabahah, cicilan tetap yang harus dibayar adalah Rp 6.3 juta selama masa kredit.
Nah dari hasil perbandingan ini, Anda bisa melihat bahwa dalam masa awal kredit, yaitu 3 tahun pertama, cicilan dengan KPR konvensional memang lebih rendah, Rp 5.7 juta vs. Rp 6.3 juta. Namun, ini yang perlu digarisbawahi, setelah masa bunga tetap selesai, menginjak tahun ke 4 dan seterusnya, cicilan KPR konvensional dengan bunga mengambang menjadi lebih tinggi dibandingkan cicilan tetap KPR syariah, Rp 6.4 juta vs. Rp 6.3 juta.
Jika kita lihat perbedaan kedua cicilan KPR syariah vs konvensional sebesar Rp 100 ribu terlihat kecil kan? Tapi ingat, ini perbedaan setiap bulan dan jika mengambil total masa kredit 15 tahun masih ada 12 tahun lagi (atau 144 bulan) sampai masa kredit selesai.
Dari sini terlihat bahwa kesalahpahaman muncul karena melihat cicilan hanya di masa awal, saat cicilan konvensional masih rendah akibat menggunakan bunga tetap, tetapi tidak melihat cicilan setelahnya yang meningkat dengan perubahan ke bunga mengambang.