"Bekerjalah sesuai dengan kesukaan kamu agar lebih menyenangkan dan tidak terlalu stres." Kalimat tersebut tentunya pernah sekali dua kali kalian dengar. Ya, Saya juga mendangar hal yang sama.Â
Ada kutipan dari salah satu tokoh di Indonesia yang saya kagumi, beliau adalah Pak Ridwan Kamil.Â
Kalimat ini tidak semenyenangkan bayangan saya, ternyata pekerjaan paling menyenangkan adalah tidak bekerja tapi income berjalan lancar.Â
Yah, hobi saya menulis dan bekerja sebagai penulis paruh waktu.Â
Ketika saya menulis sebagai hobi, semua hal yang ingin saya tulis dapat diungkapkan melalui papan keyboard layaknya sekarang.Â
Apapun itu bisa dituliskan, tidak peduli dengan kriteria lain tanpa ada batasan tentunya tidak ada hasut menghasut serta unsur sara maupun pornografi.
Saya tidak menyalahkna apapun tapi beginilah dunia pekerjaan yang saya lakoni saat ini. Sebagai seorang penulis yang mencintai setiap karya tulisan saya membuat hati ini sedih perkara mencari nafkah.
Kualitas tulisan sekarang ada standarnya, harus sesuai dengan minat pasar. Saat bekerja sebagai penulis hal paling penting adalah apa yang ingin orang lain cari serta apa yang ingin mereka baca bukan tentang apa yang ingin kamu tulis.
Kenapa saya harus mempedulikan apa keinginan orang lain, apa yang ingin orang lain baca, apa yang ingin orang lain lihat?Â
Pertanyaan-pertanyaan demikian selalu menghantui pikiran saya, ini tidak sesuai dengan keinginan saya. Hati kecil saya selalu mengatakan tidak tapi saya harus keluar dari zona nyaman sebagai penulis.
Saya harus mencari nafkah, sebagai seorang content writer yang sangat mencintai tulisan bebas serta ingin menulis secara bebas mengenai apapun yang saya inginkan.Â
Seiring bertambahnya usia membuat harus paham dan mengerti serta harus bisa melakukan sesuatu sesuai dengan perspektif berbeda. Sampai saat ini melakukan itu masih menjadi hal yang berat untuk saya.
Dahulu menulis adalah sebagai terapi bagi saya agar bisa menjadi manusia, menghilangkan stres saya. Sekarang ini menulis tidak menyenangkan lagi.
Menulis membuat saya stres ketika sudah dikaitkan dengan tuntutan pekerjaan. Ini bukan definisi menulis yang saya anut, saya tidak menyukainya.Â
Lambat laun saya mengerti, kemampuan menulis saya belum cukup tinggi agar bisa dibayar sebagai hobi. Saya kurang bekerja keras lagi dalam menulis, hingga sajak sajak bait tulisan saya bisa menghasilkan pundi-pundi  cuan.Â
Layaknya penulis kesukaan saya Tereliye, setiap novel tulisanya selalu bombastis menjadi bestseller.Â
Saya akhirnya mengerti hobi yang berbayar bagaimana maksud Pak Kamil dalam quotenya sebagai pekerjaan paling menyenangkan itu.Â
Setelah memahami dari berbagai sudut perspektif tetap saja saya punya definisi sendiri tentang pekerjaan paling menyenangkan di dunia.
Pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah tidak bekerja tapi income berjalan lancar. ~Khof H
Tidakkah kalian menyetujui ini? Kalimat saya di atas adalah pekerjaan paling menyenangkan di dunia bagi saya. bekerja itu melelahkan, untuk itu saya sangat menginginkan pekerjaan itu.
Pekerjaan yang tidak bekerja, karena saya tidak mau bekerja.Â
Kalian bisa dengan bebas menafsirkan kalimat tersebut, dalam perspektif saya jika ingin pekerjaan begitu artinya saya harus punya passive income yang besar.Â
Dengan adanya passive incoma tentunya saya tidak harus bekerja cape-cape bukan?Â
Yah, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menghasilkan passive income yang besar? 2 digit dalam sebulan misalnya adalah pekerjaan masa depan saya.Â
Siapa yang tidak ingin mendapatkan penghasilan 2 digit dalam sebulan sebelum usia 30 tahun?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H