Ketidakmungkinan harus memungkinkan
Kamu adalah ketidakmungkinan yang ingin aku mungkinkan.Â
Mungkinkah?
Kamu adalah ketidakpastian yang ingin aku pastikan.Â
Pastikah?
Melihatnya saja membuatku semakin kerdil. Merasa kerdil karena keadaan. Keadaan yang tidak mungkin untukku. Kamu terlalu jauh untuk aku gapai.Â
Bintang. Kamu seperti bintang.Â
Aku dan kamu mungkinkah?Â
Aku dan kamu pastikah?Â
Aku yang tidak punya apa-apa untuk dibanggakan ini, berharap bersamamu. Bisakah? Mungkinkah itu pasti?Â
Aku dalam mungkin yang pasti.Â
Terlalu jauh. Tolong dekatkan wahai Engkau pemilik segalaNya.Â
Ciut nyali aku, saat melihatmu saja.Â
Sebesar apapun, hanya sendiri.
*
*
Pupus
Hari ini juga telah dipastikan bahwa kemungkinan untuk menjadi kita telah tiada.Â
Aku bersama harapan yang telah tumbuh kini terbunuh.
Jasadnya tiada. Bangkainya pula entah kemana. Tidak ada. Hilang tak berbekas.Â
Lantas kemana jejak-jejak ini membawa diri. Terus menyendiri, sampai kelak sadar diri jika kini telah mampu berdiri.Â
Selalu perih, menyendiri tidak pernah sesepi ini.Â
Kamu terlalu indah, itu pastinya.Â
Tetap izinkan rasa ini bersamaku. Sulit hilang.Â
Apa hendak ku kata?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H