Ketahuilah, aku berjuang...meski tidak seberat orang tuaku. Aku sedang berproses...dan masa-masa ini membuat aku tidak boleh terjerembab pada perjuangan orang tua yang terus memikirkan ku dengan mendurhakai pemberian mereka ini dengan berbuat yang sia-sia. Semoga kelak suatu saat aku harus bisa menggandeng tangan-tangan yang sudah berjuang untuk hidupku, mengayomi dengan sepenuh hati, dapat ku balas meski tidak akan pernah terlunaskan.Â
Thanks God untuk nikmat dan pengalaman yang sudah engkau berikan padaku. Jauhkan aku dari segala hal yang tidak engkau ridhoi.Â
Egois tidak selalu buruk. Aku belajar untuk egois saat ini. Sungguh, bukan karena lelah memikirkan orang sekitar tapi ini untuk kewarasan dalam berpikir dan bertindak. Memikirkan pendapat orang yang cuma bisa ngomong doang akan menjatuhkan mu kedalam kejatuhan yang sejatuh jatuhnya jatuh.Â
Membandingkan diri dengan orang lain meskipun sesama manusia yang menghirup oksigen untuk tetap hidup tidaklah bijak. Kita punya cerita yang berbeda atas kehendakNya. Jangan merepotkan diri memikirkan yang tidak patut untuk dipusingkan.Â
Aku Nadira, yang masih berjuang. Jangan sia-siakan yang Tuhan berikan. Bersyukur atas semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H