Mohon tunggu...
Nur Kamila Utami
Nur Kamila Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya merupakan seorang mahasiswa aktif dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang gemar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Inspirasi di Balik Gerobak Pedagang Kaki Lima

23 Juli 2024   10:48 Diperbarui: 23 Juli 2024   10:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salamun, pedagang bakso di wilayah pasar Parung yang telah berjualan sejak tahun 2013. Salamun memilih untuk menjual bakso karena ingin memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan komunitas sekitarnya. Warung baksonya dikenal dengan cita rasa khas dan kualitas bahan baku yang terjaga.

Menurut Salamun, keputusannya untuk berjualan bakso di pasar Parung berdasarkan pemilihan lokasi yang strategis, di mana banyak orang berkumpul untuk belanja kebutuhan sehari-hari. "Saya pilih di pasar Parung karena bisa nyari tempat yang ramai dikunjungi orang. Orang-orang kesini bukan hanya untuk belanja sayur atau baju, tapi juga untuk makanan," ujarnya, Rabu (3/7/2024).

Salah satu menu yang paling diminati oleh pelanggan adalah bakso telur karena lebih padat dan mengenyangkan. Meskipun bersaing dengan pedagang lain, ia bersyukur banyak pelanggan yang menjajaki dagangannya. "Di sini, alhamdulillah jualannya habis terus meskipun sampai sore," tambahnya.

Untuk menjaga kualitas dan kebersihan produk yang dijual, Salamun selalu memastikan penggunaan bahan baku berkualitas baik. "Saya selalu memastikan kebersihan dan kualitasnya agar pelanggan saya tetap loyal. Baksonya saya buat dengan daging berkualitas. Sebelum mulai berjualan, saya pastikan tangan saya sudah bersih," paparnya.

Berdasarkan aspek cuaca, ia mengaku bahwa perubahan cuaca dapat mempengaruhi penjualannya. "Karena saya jualan di pinggir jalan, jadi kalau hujan, pelanggan kurang nyaman dan biasanya ada yang ogah beli. Awalnya saya bingung mau duduk di mana saat hujan, tapi sekarang sudah ada tempat untuk berteduh, meskipun tetap saja ada yang ogah," ceritanya.

Dalam upaya menarik pelanggan baru, Salamun berharap untuk menemukan lokasi baru yang lebih strategis. "Saya ingin cari tempat baru supaya pelanggan bisa mampir saat hujan, tanpa harus repot-repot pindah gerobak untuk berteduh lagi," ungkapnya.

Sebagai pembeli, Amalia menyukai bakso milik Salamun karena rasanya yang lezat. "Rasanya enak, harganya terjangkau, dan dagingnya padat," ucap Amalia, Rabu (3/7/2024).  Sementara itu, Amalia mengungkapkan, ia lebih memilih untuk makan di pedagang kaki lima dari pada di restoran. "Saya lebih suka beli bakso dari gerobak seperti ini karena menurut saya rasanya tidak jauh berbeda dengan bakso di restoran atau mall. Saya memilih yang ada di pinggir jalan karena lebih mudah dijangkau," lanjutnya.

Amalia merasa cukup puas dengan kualitas  yang diberikan oleh pedagang bakso selama dirinya menjadi konsumen. Ia tidak pernah merasa bosan untuk membeli lagi bakso tersebut untuk menikmati rasanya yang memanjakan lidah.

Nurul, seorang penduduk setempat, adalah salah satu penggemar setia bakso di sebuah warung yang berlokasi di lingkungan Parung. Saat diwawancarai, Nurul berbagi pengalamannya menikmati sajian bakso di warung yang dikelola oleh tetangganya sendiri. Meskipun terkadang ada antrian, Nurul merasa antrean di warung ini tidak terlalu panjang. "Paling cuma beberapa aja sih, kaya 3/4 pembeli paling banyak," katanya, Rabu (3/7/2024). Ini menunjukkan bahwa meski warung ini cukup populer, pelayanannya cepat sehingga tidak membuat pembeli harus menunggu lama.

Ketika ditanya mengenai kenyamanan tempat, Nurul mengakui bahwa warung ini cukup nyaman untuk makan di tempat. "Nyaman," jawabnya singkat namun penuh makna. Kenyamanan ini penting bagi para pelanggan yang ingin menikmati hidangan mereka tanpa gangguan. Soal preferensi makan di tempat atau dibawa pulang, Nurul mengatakan, "Sebenarnya lebih enak makan di tempat sih karena pas masih panas-panasnya, cuma makan di rumah juga suka-suka aja." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun makan di tempat lebih disukai karena kesegaran makanan, fleksibilitas untuk membawa pulang juga menjadi pilihan yang nyaman bagi Nurul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun