Mohon tunggu...
Nurjannah NJA
Nurjannah NJA Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Diam ialah pilihan ketika dikecewakan dengan keadaan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Meugang, Kearifan Lokal Aceh yang Tetap Lestari di Tengah Pandemi

15 April 2021   13:01 Diperbarui: 15 April 2021   13:09 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya jikalaupun tidak bisa merayakan meugang di kampung halaman, mereka anak perantauan dapat memanfaatkan kecanggihan telepon pintar dengan melakukan telepon dan video call bersama keluarga serasa turut ikut merayakan meugang di kampung halaman. 

Meski tak menapik pasti rasa sedih haru akan dirasakan karena tidak dapat langsung berkumpul bersama keluarga menyantap hidangan daging di meja makan.

Tradisi meugang ini dapat dikatakan pula menjadi ladang rezeki bagi para pedagang daging. Lihat saja 3 atau 4 hari sebelum meugang di pasar sudah diramaikan dengan para  penjual dan pemburu daging. Biasanya masyarakat kota Langsa membeli daging sudah sejak 3 hari sebelum meugang, hal itu dilakukan untuk menghindari kepadatan pembeli yang kerap membeli sehari sebelum meugang. 

Tidak hanya untuk persiapan meugang saja, masyarakat juga memburu daging sekaligus untuk persediaan santapan berbuka puasa dan sahur. Tentu saja dengan perkembangan teknologi masyarakat dapat menyimpan daging di dalam freezer selama beberapa hari kedepan agar daging tetap segar.

Di kota Langsa khususnya desa Buket Meutuah tradisi meugang senantiasa dirayakan oleh berbagai kalangan, baik keluarga kategori kurang mampu, menengah, maupun sangat mampu. 

Hal ini dikarenakan pemerintahan kota Langsa memberikan perhatian lebih kepada masyarakat khususnya para perangkat desa buket meutuah dengan memberikan santunan berupa uang senilai 150.000 untuk memebeli daging  meugang bagi masyarakat yang kurang mampu. 

Selain itu banyak diantara warga yang kerap memberikan hidangan daging yang sudah masak kepada para tetangga mereka. Hal ini diklakukan agar semua orang dapat merasakan nikmatnya tradisi meugang ini. Sehingga tak ada istilah hanya orang kaya sajalah yang dapat merayakan tradisi meugang ini.

Dapat dikatakan bahwa meugang menjadi momentum yang sangat penting dan berharga untuk dirayakan sekalipun di tengah kesulitan keuangan. 

Banyak hikmah yang dapat diambil dari perayaan meugang diantaranya mempererat tali silaturrahim antar sanak keluarga dan tetangga, menjadi ladang rezeki bagi para pedagang daging sapi, dan yang ketiga menjadi momen untuk  lebih bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT baik berupa kesehatan, harta dan keberkahan umur.

Penulis adalah Nurjannah, Mahasiswi Program Studi PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Langsa Peserta KPM Tematik 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun