Mohon tunggu...
Nurjannah NJA
Nurjannah NJA Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Diam ialah pilihan ketika dikecewakan dengan keadaan

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Meugang, Kearifan Lokal Aceh yang Tetap Lestari di Tengah Pandemi

15 April 2021   13:01 Diperbarui: 15 April 2021   13:09 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aceh dikenal sebagai daerah yang sangat kaya akan keanekaragaman budaya yang menjadi kearifan lokal. Salah satu kearifan lokal aceh yang masih dipertahankan sampai saat ini yaitu tradisi Meugang.

Terhitung setahun lebih sudah pandemi melanda negeri kita Indonesia. Saat ini menjelang kali kedua meugang di Aceh akan dilaksanakan di tengah pandemi. 

Meugang tahun ini menjadi sedikit berbeda dengan tahun lalu karena kali ini kita sudah memasuki masa new normal. Yang mana di tahun sebelumnya pandemi masih merajalela dimana-mana hingga terjadi penetapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh pemerintah. Bahkan tahun lalu beberapa pemkab dan pemkot di Aceh membuat peraturan terkait larangan tradisi jual daging meugang. 

Meskipun  saat ini telah memasuki masa new normal tetap saja meugang kali ini pun harus mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan terutama ketika berada di kerumunan pasar.

Meugang merupakan salah satu tradisi masyarakat aceh menjelang puasa ramadhan.  Meugang menjelang ramadhan kerap dilakukan di akhir bulan syakban. 

Dalam setahun masyarakat Aceh  dapat melakukan tradisi ini sebanyak tiga kali, yakni meugang menyambut puasa, meugang hari raya idul fitri, dan terakhir meugang hari raya idul adha. 

Meugang identik dengan memasak daging sapi dan menyantapnya bersama sanak keluarga. Meugang juga menjadi wadah penyambung tali silaturhmi antar keluarga. 

Dimana pada hari itu anak dan orang tua berkumpul di rumah untuk menyantap masakan daging buatan ibu. Bagi anak perantauan menjadi kemalangan tersendiri dikarenakan akibat pandemi covid-19 yang tak kunjung berakhir banyak diantara mereka yang tidak dapat pulang ke kampung halaman. Hal itu disebabkan pemerintah telah mengeluarkan surat keputusan larangan mudik lebaran per tanggal 6-17 mei 2021. 

Yang mana hal ini tentu membuat para anak perantauan di luar daerah maupun luar negeri tidak dapat pulang ke kampung halaman berkumpul bersama keluarga merayakan tradisi meugang sebelum lebaran.

Bagi mereka yang benar-benar ingin pulang kampung tentu saja dapat memanfaatkan momen meugang sebelum ramadhan ini dirumah sebelum sampai waktu batasan mudik yang dilarang. 

Tentu saja dalam kondisi seperti ini harus merogoh kocek yang tentu saja tidak sedikit untuk bolak balik ke kampung halaman dan perantauan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun