"Belum ada, Mbok. Bentar tak telepon temanku." Mas Mancung Legam mengeluarkan hape.
"No, istriku mau melahirkan, tolong pinjami aku duit."
"Kenapa pinjem aku? Kan kamu punya rondo teles, tinggal minta entar ditransfer sama rondo telesmu itu."
"Aku bingung harus bilang apa? Kan kemarin dia baru saja transfer, kubilang untuk uang makan teman-teman."
"Ya gitu aja repot, bilang aja untuk tambah modal. Pasti rondo telesmu itu ngasih."
"Iya ya, No. Yo wis, tak coba dulu."
Mas Legam beralih ke sebuah nama di handphonenya. Ditekannya nomor yang dimaksud.Tapi tentu saja perempuan itu tak bisa menjawab. Sebab yang dimaksudnya adalah dirimu.
Kau melepaskan ikatanku dari wajahmu karena perutmu berasa mual.
Kau remas aku saat muntah-muntah di toilet salah satu ruang dalam rumah sakit itu. Aku hanya secarik kain yang tak bisa berbuat apa-apa.
Matamu berkunang-kunang. Kau baru tahu, ternyata kasih sayang Mas Legam selama ini ...? Hatimu pun menggolak. Kau hanya seorang rondo teles bagi suami orang itu.
Kau pun semaput dan pingsan. Aku ingin sekali menolongmu. Tapi aku bisa apa?