Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rondo Teles

21 Februari 2023   10:08 Diperbarui: 21 Februari 2023   10:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain waktu lagi ia bilang, gajinya belum dibayar karena hitung-hitungan proyeknya belum selesai. Jadi sambil menunggu dapat gajian, uang makannya sudah habis, dia bilang pinjam untuk uang makan lima orang, dia dan empat anggota timnya, toh sebentar lagi gajian mereka pasti bayar.

Lagi-lagi itu bukan masalah besar buatmu. Dalam tempo lima belas menit uang yang dipinta sudah tertransfer lewat kartu ATM-mu. Dan semua itu kusaksikan, karena kau selalu memintaku menemanimu ke mana pun kau pergi.

Hingga suatu hari sang suami tanpa diduga datang ke rumah sakit ini. Bukan main girang kau melihat dia berdiri di depan pintu rumah sakit. Kau pun melambaikan tangan memanggil lelaki itu.

Bersamaan dengan itu ada seorang pasien juga yang turun dari taksi dan memasuki pintu rumah sakit. Dibantu seorang perempuan yang lebih tua, mungkin ibunya.Tampaknya wanita itu mau melahirkan.

Dari depan ruang obat, kau menyaksikan beberapa orang mendorong wanita yang mau melahirkan itu masuk ke ruang bersalin. Dan suamimu yang operator forklift itu mengikuti rombongan itu ke ruang bersalin.

Yang, aku di sini, di apotik sini loh! Teriakanmu tak didengarnya sama sekali. Kenapa kamu nyari aku ke ruang bersalin? katamu lagi dalam hati sambil tersenyum, membuat tampangku sedikit berkerut.

Kau pun menyusul Mas Legammu yang mancung mengikuti rombongan ke ruang bersalin. Namun sampai di sana kau tidak bisa langsung menegurnya karena kau lihat suamimu tengah mengelus-elus perut wanita itu.

"Mas, sakit, Mas."

"Iya, Sayang. Sabar, Sayang. Sebentar lagi suster datang."

Tiba-tiba kau mengikatku kencang-kencang. Kau naikkan posisiku lebih tinggi dari semula. Lalu kau pun mundur ke balik pintu.

Perempuan tua di hadapannya menanyakan lagi, mana uang untuk DP operasi istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun