Mohon tunggu...
Nurjanah
Nurjanah Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar yang suka jus alpukat tanpa gula

Seorang yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Urgensi Zakat dalam Membangun Bangsa yang Mandiri

7 April 2022   13:17 Diperbarui: 7 April 2022   13:21 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Zakat merupakan instrument yang sangat krusial dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Bangsa dengan sebagian besar umat islam menjadi potensi besar  untuk dapat saling membantu dan berkontribusi dalam mensejahterakan Indonesia. Di mana zakat dapat memberikan pemerataan pada kesehatan, ekonomi, sosial masyarakat. Sehingga  rantai kemiskinan dapat diputuskan 

Sedemikian pentingnya zakat dalam peningkatan perekonomian, Alquran dan hadis juga menjelaskan bagaimana zakat harus dikelola dengan baik agar pendistribusian zakat dilakukan dengan professional.  

Dalam Pengelolaanya, era kontemporer tentu sangat berbeda dengan zaman dahulu seperti awal pemeritahan Islam. Jika dulu sangat sederhana, justru sekarang disesuaikan dengan kebutuhan dan segala permasalahannya. 

Untuk itulah zakat membutuhkan tangan-tangan professional yang membutuhkan strategi, ilmu dan kecerdasan para amil dan pemangku kebijakan agar zakat tidak hanya dirasakan hanya sekali pakai tetapi tetap produktif dan mendapatkan manfaatnya secara terus menerus (Jangka Panjang).

Pendayagunaan zakat yang efisien dan efektif dalam penyaluran zakat tidak lepas dari lembaga pengelola zakat professional agar tepat sasaran yang berdasarkan pada hasil pendataan dan survey real, studi kelayakan mustahik yang benar-benar membutuhkan bantuan. 

Begitu pula dengan pemberian zakat produktif ada banyak langkah prosedur yang dilakukan dengan menetapkan jenis usaha, bimbingan, arahan,  monitoring, pengendalian, evaluasi dan laporan. 

Manajemen yang baik perlu dilakukan  agar mencapai tujuan lembaga zakat secara maksimal. Manajemen yang meliputi komponen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap funding dan distribusi dalam pendayagunaan zakat. 

Zakat berbasis manajemen ini dikelola dengan komponen manajemen  yang berkaitan dengan semua aktivitas zakat. Artinya, semua rangkaian kegiatan itu dilakukan secara utuh tidak bergerak secara parsial.

Menurut Hasan dalam bukunya Manajemen zakat model zakat yang efektif, mengapa masyarakat masih saja menggunakan cara-cara lama yang seharusnya zakat dikelola oleh lembaga zakat yang professional dengan menggunakan manajemen yang rapi adalah karena muzaki masih belum percaya pada amil yang mengelola zakat, dan kekhawatiran muzaki jika zakat tidak langsung di terima oleh mustahik.

Maka dari itu, pengelolaan zakat ini haruslah juga meyakinkan masyarakat bahwa zakat mereka benar-benar dikelola dengan sangat baik dan sampai kepada mereka yang berhak menerimanya. 

Pengelolaan zakat yang amanah, transparan dan dibuktikan dengan bukti nyata agar masyarakat mau menyerahkan zakat kepada lembaga pengelola zakat. Pengelolaan zakat yang kreatif dan inovatif, sesuai dengan kebutuhan, berkelanjutan, laporan transparan, akurat, tepat waktu dapat memberikan kesadaran masyarakat berzakat di lembaga pengelola zakat setempat yang mudah di akses.

Pengelolaan zakat melalui lembaga pengelola Zakat yang beroperasi di Indonesia sudah mendapatkan pengawasan dari kementrian Agama dan  Dewan pengawas Syariah yang berfungsi untuk mengawasi apakah operasional dan system kebijakan sesuai dengan syariat islam. Sehingga masyarakat dapat menjamin bahwa lembaga tersebut dalam pengelolaannya sudah terjamin secara syariah. 

Selain itu ada beebrapa program  poduktif yang terintegrasi dan komprehensif sehingga penerima zakat diharapkan tepat sasaran dan memerikan kebermanfaatan untuk mereka. Misalnya beasiswa anak yatim dalam menempuh pendidikan, penerima manfaat berupa alat-alat produksi dan lain sebagainya.

Zakat yang dikelola tidak hanya jangka pendek artinya zakat yang di terima akan habis begitu saja misalnya sembako, kebutuan pangan, uang dan sebagainya akan tetapi zakat juga bermanfaat secara jangka panjang (produktif) yang memberikan pengaruh pada peningkatan kesejahteraan secara terus menerus sampai mustahik mandiri dan lepas jeratan kemiskinan justru merubah posisi menjadi muzaki. 

Proses Mustahik menjadi muzaki tentu tidak lepas dari peran amil dalam membimbing dan malaksanakan tugas monitoring secara berkala agar mustahik dapat berdiri dengan kakinya sendiri, membangun kemandirian untuk meningkatkan kesejahteraanya.

Sekarang ini zakat lebih mudah dilakukan dengan cara online atau melalaui transfer bank. Masyarakat dengan mobilitas tinggi tak perlu mencari-cari kantornya.  Kampanye zakat juga dapat dilakukan dengan media sosial, platform online serta komunkasi yang mudah diakses di berbagai media dengan para pengurus lembaga zakat.

Harapan ke depan Pengelola zakat baik badan zakat atau lembaga zakat terus bersinergi mengentaskan kemiskinan. Selain memberikan zakat konsumtif,  zakat juga diberikan untuk tujuan produktif. Zakat konsumtif diperuntukkan untuk kalangan tidak mampu atau fakir miskin, jompo, cacat fisi yang sudah tidak mampu lagi mencari nafkah. 

Sedangkah zakat produktif  yakni pendayagunaan zakat dengan tujuan agar penerimanya mendapatkan manfaat zakat secara terus menerus, tidak langsung habis, dikembangkan untuk membantu usaha mereka secara jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Zakat produktif yang dilakukan pengelola zakat akan mendapatkan pendampingan dan pembinaan agar usahanya berjalan dengan bak sampai mereka benar-benar mandiri. Pembinaan ini tidak hanya berkaitan dengan usahanya tetapi pembinaan berkaitan dengan kerohanian agar kualitas keislaman meningkat sehingga kesejahteraan materi dan rohani secara bersamaan dapat dicapai.

Sealin itu agar tidak terjadi tumpah tindih data penerima zakat dan data muzaki perlu adanya konsep sharing platform. Misalnya sharing data kelompok masyarakat miskin PKH dari kemensos LAZ, BAZ, data kependudukan dari Dukcapil sehingga dengan database itu akan mendapatkan data muzaki dan mustahik. 

Sharing platform ini dapat mencegah penumpukan bantuan mustahik sedangkan masih banyak mustahik yang belum mendapatkan bantuan. Sahring platform juga dapat mengetahui data mustahik sudah menjadi muzaki. Ini sangat membantu sekali dalam pemerataan pembangunan, mengurangi kesenjangan di daerah-daerah lain.

Lembaga pengelola zakat tidak hanya menyelamatkan bagi orang-orang muslim, zakat juga sangat berkontribusi besar dalam menyelamatkan kemanusiaan. Tantangan pandemi, banyak lembaga zakat berkolaborasi ikut terlibat menyalurkan bantuannya untuk membantu. Peneliti Filantropi islam dan Direktur STF UIN dalam Republika.id  mengatakan ada 108 organisasi  pengelola zakat bersinergi bergerak dalam program respons covid 19 yang tersebar ke dalam 33 provinsi. Baik edukasi mengenai covid 19, penyediaan ambulans, logistic pangan dan sebagainya yang sudah menyalurkan bantuan hingga 40 miliar. Semoga zakat selalu memberikan kebermanfaatan membangun umat dan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun