Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Chofidah dan Covid

21 Oktober 2020   01:55 Diperbarui: 23 Oktober 2020   00:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Chofidah, jurus keempat yang kutempuh  adalah Olah fisik melalui konsumsi makanan, vitamin dn sebagainya. Selama isolasi mandiri, aku biasakan untuk secara teratur mengkonsumsi  madu, kurma ajwa, buah-buahan, sayur-sayuran, protein nabati maupun hewani  (telur rebus, ikan, udang, daging, ayam serta kacang-kacangan) , vitamin , obat medis dan obat herbal . Kehadiran berbagai obat-obatan  dan berbagai asupan lain dalam proses pemulihanku juga merupakan pengalaman yang unik. Tak lupa terapi minyak kayu putih juga kulakukan . Selain menghangatkan tubuh, minyak kayu putih juga baik untuk sarana gurah yang mampu menguras dan membersihkan lendir/dahak yang menyumbat.

Mulai herbal Arab, herbal Nusantara , herbal China, obat-obatan ala barat (medis) , makanan kampung  dan sebagainya terlihat manis dan damai ketika bersatu padu menjalin  teamwork untuk proses penyembuhan anak manusia. 

Hakekatnya sebuah perdamaian ketika mereka melepaskan jubah-jubah asal usul dan menggantinya menjadi sebuah perjuangan murni untuk menyelamatkan anak manusia. Saat mengkonsumsi semua itu, aku sering merenung andaikan ini tak sekedar benda mati yang bernama obat atau makanan. Andaikan ini adalah untaian nyata kerja manusia, kerja sama, kerja cinta, .........betapa bahagianya dunia dan seisinya .

"Dik Chofid, makan ya biar cepat pulih. Jangan lupa vitamin, herbal dan obatnya" aku terkejut dari lamunan ketika abang mengingatkanku .

Namaku Chofidah, jurus kelima yang kutempuh adalah olah fisik melalui sinar matahari dan olah raga ringan. Olah fisik ini kulakukan secara rutin dengan berjemur dibawah cahaya mentari pagi. Paparan sinar matahari di pagi hari selama 10-15 menit kabarnya dapat menghasilkan 1000-3000 IU  vitamin D pada tubuh kita.  

Vitamin yang aku konsumsi secara oral plus kudapatkan dari sinar matahari tentu dengan harapan agar sel imun tubuhku meningkat sehingga si Covid-19 segera pulang. Olah fisik lainnya adalah senam pernafasan , bernafas secara benar dengan menghirup oksigen dari hidup kemudian menahannya sebentar dan melepaskannya dari mulut ternyata sangat bermanfaat. Pernafasan yang baik akan sangat membantu mengatasi serangan Covid-19.

Oh iya aku juga rutin olah raga ringan dengan cara berjalan kaki. Jalan kaki di pagi hari sebelum berjemur ditambah jalan kaki yang kulakukan di sore plus malam hari ketika serangan Covid-19 itu datang. Jalan kaki ini kulakukan sambil berzikir, sehingga aku tetap merasa segar dan tenang . Alhamdulillah.  

Berjalan kaki dan jemuran di pagi hari menjadi rutinitas yang menyehatkan. Abang juga melakukan hal yang sama meskipun hasil Swab abang negatif. Dukungan dan semangat dari orang yang kita cintai ternyata merupakan obat mujarab. Dukungan ini juga kuperoleh dari anak dan menantuku. 

Baik yang dekat maupun  yang jauh tempat tinggal mereka tetap memberikan dukungan . Komunikasi langsung, komunikasi  melalui telpon , mengirim buah dan vitamin . Ketika dukungan diberikan dengan tulus dan cinta, aliran titik-titik kepulihan makin terasa.

"Kita jalan kaki dan jemuran bareng ya dik meski berjauhan," ungkap abang tetap menyemangatiku.

Namaku Chofidah, jurus keenam yang kutempuh adalah berbagi. Rutinitas sejak bertahun yang telah menyatu dalam denyut sel tubuh dan jiwaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun