Dik VA tergoda, ia iyakan ajakan temannya. Ia anggukkan kepalanya dari layar video callnya. Dik VA  nekad gadaikan dirinya dengan harga yang menurutnya membumbung tinggi.  Dik VA tak tahu bahwa harga jati dirinya jauh lebih mahal dari itu semua. Warna hidup dik VA  memang terus menjauh dari warna malaikat, namun kali ini warna hidupnya telah tercelup dalam warna setan laknat. Ketika dik VA terjerembab lebih dalam, ada kebaikan kecilnya  yang membuatnya terselamatkan.  Dik VA  cepat selamat, ia terjerat dan ketangkap. Menunduk wajah dik VA di hadapan kamera,  dik VA masih punya rasa malu. Seluruh tubuhnya ngilu, seluruh jiwanya kelu. Jiwa dik VA coba menyeruak,  mencari pintu taubat yang mungkin masih terkuak.
Sukajaya, 08012019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H