Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Port Arthur Lavender, Wisata Kebun dan Cafe di Pulau Tasmania

28 Desember 2018   02:02 Diperbarui: 28 Desember 2018   06:48 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sebenarnya maksud hati ingin mengunjungi New Zealand, namun karena waktu yang terbatas maka kami (aku, suami dan  Thariq, putra kami) memutuskan untuk berkunjung ke Pulau Tasmania. Terlintas pun tak pernah di benakku untuk berkunjung ke pulau ini. Namun karena taqdir dan promosi Thariq tentang keindahan pulau ini, akhirnya kami menginjakkan kaki kesana. Sekeping surga ciptaan Allah swt ada disana, itulah kesanku pertama  menyaksikan keindahan pulau ini.  

Penerbangan selama 75 menit dari Melbourne menuju kota Hobart di Tasmania di pagi hari pukul 06.00 waktu Melbourne terasa nyaman dan singkat. Barangkali karena aku sangat lelah setelah sehari sebelumnya banyak berjalan kaki menyusuri kota Melbourne, atau juga penerbangan dengan pesawat Australia ini cukup nyaman . 

Jelasnya pukul 07.15 kami mendarat di Hobart International Airport dengan mulus, alhamdulillah. Di bandara kami telah dijemput minibus milik perusahaan rental mobil yang kami sewa. Petugas penjemput yang ramah mengantarkan kami dan beberapa wisatawan lain pelanggan mereka untuk menuju ke pusat lokasi rental mobil tersebut. Sebuah sedan berwarna putih yang nampak baru dan oke kondisinya telah diserah terimakan, dan wisata menyusuri pulau indah ini dimulai.

Hari pertama, Thariq mengagendakan kunjungan ke Port Arthur Lavender dan Port Arthur Historic Site. Bunga Lavender, ini tentu sangat indah dan menarik. Meskipun bulan Oktober bukanlah puncak bunga ini mekar, namun berdasar informasi di bulan Oktober  kita sudah dapat menikmati keindahan rupa dan mencium wangi lavender. 

Lavender adalah salah satu bunga impianku sejak kecil, ini juga yang membuatku bersemangat ketika diajak ke Pulau ini oleh bang Bachtiar dan Thariq. Jadi ingat dulu ketika remaja, aku termasuk sering menuliskan nama bunga ini pada puisi-puisiku.

Lavender ungu.....

Berlabuh cintaku

dalam bisu    (nurjanah alsharafi, 1981)

Sepenggal puisiku yang romantis khas anak muda 80-an, meski lugas namun tetap dibungkus sedikit misteri dan dipoles sensasi seksi sang bunga Lavender.

"Ada apa sih umi dengan bunga Lavender ini ?" tanya Thariq

"Umi ingin banget memegang lembutnya kuntum bunga lavender, umi juga ingin mencium wanginya" jawabku

Meskipun aku juga merindukan sensasi lavender lainnya  (kopi lavender, ice cream lavender, sabun lavender .......satu saja cukup ya Allah) seperti yang kubaca di website. Sungguh ciptaanMu luar biasa ya Allah, sekeping surgaMu di dunia fana ini.

Port Arthur Lavender adalah sebuah kebun Lavender yang dikemas bersama dengan menghadirkan Cafe dan Toko Souvenir bernuansa Lavender. Waktu itu kami datang terlalu cepat, sehingga kami menunggu sekitar 30 menit untuk dapat menikmati dari dekat kebun Lavender yang ada di tempat ini. 

Pemilik bisnis ini tidak menjual tiket khusus untuk pengunjung yang ingin menikmati kebun Lavender. Tiket secara tidak langsung adalah dengan masuk ke Cafe atau Toko Souvenir dan kemudian akan mendapat akses jalan setapak yang akan menghubungkan dengan area kebun. 

Kita akan menemukan sebuah logo  bernas tentang bagaimana pemilik bisnis ini benar-benar ingin melayani dengan hati.  Tulisan itu adalah : ' Every Tasmanian Family owned business has a Unique and Interesting story.....Welcome to Ours......' . Sebuah kisah panjang dan unik tentang bisnis ini, atau tentang sesiapapun yang berkunjung disini menjadi sebuah torehan kuas lukisan hidup anak manusia yang terus silih berganti.

Kami mengunjungi  tempat ini di awal Oktober . Pada bulan ini,  bunga Lavender memang belum sempurna berbunga.  Berdasarkan data yang tertulis , kebun yang membentang di seputar Cafe dan toko ini sekitar 7 hektar. Dilengkapi dengan danau dan beberapa ornamen pemanis seperti kursi kebun, membuat sensasi Lavender lebih menggoda. 

Pada awalnya kita akan masuk terlebih dahulu ke Cafe dan toko Souvenir. Kami hanya menikmati white coffee yang disajikan dengan taburan bunga lavender kering. Paduan putih ungu menjadi seksi dan menggoda diwadahi sebentuk cangkir putih klasik. Ini benar-benar sensasional,  ketika lidah dimanja aroma ungu. 

Ketika mata dimanja warna bunga ungu, dan ketika gesekan angin di kuntum bunga ungu lahirkan nada ungu yang haru.......ini sebuah kreasi Allah swt yang sempurna. Ungu di jiwa, ungu di raga. Lavender, kuharap taqdirku berjumpa denganmu hari ini (gumamku di hatiku bercampur selaksa harapan, syukur dan doa).

Setelah menikmati kopi bernuansa Lavender , kami menyusuri jalan setapak disamping Cafe tersebut. Perjalanan berselimutkan sejuknya angin di musim semi, membuat perjalanan untuk bertemu si lavender makin mengesankan. Sebelumnya kita akan bertemu lebih dahulu dengan bunga-bunga ilalang putih yang sepertinya sengaja dibiarkan tumbuh karena menghadirkan keindahan khusus. 

Kehadiran bunga-bunga ilalang putih ini menjadikan Lavender makin misterius saja. Dalam suasana sejuk seperti ini, aku sangat bersyukur karena suami tercinta berada di sebelahku. Saling berpegang tangan dan berbagi kehangatan menjadi salah satu cara untuk tetap nyaman berada di dinginnya udara seperti ini. Tasmania relatif lebih dingin dibandingkan dengan kota Sydney maupun Melbourne yang sebelumnya kukunjungi.

Alhamdulillah akhirnya taqdir  juga yang mengantarkan aku di bentangan bunga Lavender ungu yang sangat indah ini. Betapa Allah swt yang Maha Indah, Maha Cinta, Maha segala Maha telah hadirkan salah satu ciptaan yang sangat indah berupa bunga Lavender ini. Ingin rasanya aku memeluk seluruh bunga Lavender itu, ingin rasanya kurajut satu demi satu ungunya Lavender di hatiku. 

Berfoto sejenak, menunduk mencium wanginya, mengusap kelopak demi kelopak bunganya....barangkali itu ujud ekspresi suka. Ujud ekspresi syukur padaNya, cinta pada suami dan anak yang telah mengantarkanku kesana. Duh lavender.....rinduku sejak lama bertemu denganmu.

Selanjutnya bang Bachtiar mengajakku melihat souvenir Lavender yang dijual disana, entah mengapa aku justru tak tertarik. Bagiku bunga Lavender segar lah sebenar-benarnya dan sejatinya ciptaan-Nya. Sentimentil , entahlah. Aku memang jatuh cinta pada bunga ini. 

Ketika bang Bachtiar kembali menawarkanku untuk mengambil beberapa souvenir, aku cuma menggeleng. Bagiku perjalanan ke sekeping surga Illahi ini sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah ya Allah, trimakasih suamiku, trimakasih putraku.

Lavender ungu...

Berlabuh cintaku

dalam syahdu  (nurjanah alsharafi, 2018)

                    

Ditulis di kota Hobart-Tasmania, 02 Oktober 2018

 Dilanjutkan di desa Batoh,  28 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun