Berfoto sejenak, menunduk mencium wanginya, mengusap kelopak demi kelopak bunganya....barangkali itu ujud ekspresi suka. Ujud ekspresi syukur padaNya, cinta pada suami dan anak yang telah mengantarkanku kesana. Duh lavender.....rinduku sejak lama bertemu denganmu.
Selanjutnya bang Bachtiar mengajakku melihat souvenir Lavender yang dijual disana, entah mengapa aku justru tak tertarik. Bagiku bunga Lavender segar lah sebenar-benarnya dan sejatinya ciptaan-Nya. Sentimentil , entahlah. Aku memang jatuh cinta pada bunga ini.Â
Ketika bang Bachtiar kembali menawarkanku untuk mengambil beberapa souvenir, aku cuma menggeleng. Bagiku perjalanan ke sekeping surga Illahi ini sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah ya Allah, trimakasih suamiku, trimakasih putraku.
Lavender ungu...
Berlabuh cintaku
dalam syahdu  (nurjanah alsharafi, 2018)
          Â
Ditulis di kota Hobart-Tasmania, 02 Oktober 2018
 Dilanjutkan di desa Batoh,  28 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H