Tidak terasa sudah hampir dua tahun sejak penyebaran virus COVID-19 menyerang Indonesia. Pemerintah pun menghimbau untuk melakukan social distancing atau jaga jarak dan juga himbauan untuk berada di dalam rumah aja. Hal ini membuat beberapa kegiatan harus dikerjakan di rumah termasuk kegiatan perkuliahan. Meskipun banyak hal yang harus kita kerjakan dari rumah, bukan berarti seluruhnya efektif bila dikerjakan dari rumah.
Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.Â
Siapa saja dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil serta orang dengan kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim juga mungkin berpengaruh.
Lalu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus corona juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.
Beberapa pengidap COVID-19 juga mengalami gejala yang sebenarnya bersifat ringan. Jadi, selalu waspada jika mengalami gejala yang tidak biasa pada tubuh.
Pandemi COVID-19 ialah wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban jiwa, dimana seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit COVID-19 Yah siapa yang tak kenal dengan COVID-19?? Seluruh dunia tau bagaimana ganasnya wabah yang satu ini.
Dengan munculnya COVID-19 ini sangat merubah drastis kehidupan ekonomi dan sosial manusia dibumi seperti yang saya lihat dan rasakan, dimana menurunnya ekonomi (banyak pekerja ataupun karyawan yang di PHK dengan paksa karena menurunnya pendapatan suatu perusahaan tempat mereka bekerja karena dampak dari COVID-19), tidak ada yang lagi yang bisa keluar rumah maupun kota dengan bebas seperti sebelum adanya COVID-19 yang harus menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu selalu cuci tangan dan memakai masker ketika berpergian atau keluar rumah), terlebih lagi pada pendidikan (dunia pendidikan juga sangat berdampak buruk karena adanya COVID-19 karena banyak sekolah yang ditutup sehingga kegiatan pembelajaran dilaksanankan secara daring walaupun tidak semaksimal seperti tatap muka langsung.
*Suka yang saya rasakan ketika melaksanakan kuliah daring di masa pandemi ini yaitu :Â
1. Kuliah bisa dilakukan dimanapun
Kuliah online bisa saya lakukan kapan pun dan di mana pun. Seperti melakukan kuliah online di tempat tidur, di depan rumah, atau di mana pun tempatnya. Waktu perkuliahannya pun fleksibel sesuai kesepakatan antara mahasiswa dengan dosennya. Tapi, saya juga tetap harus ingat akan kesopanan terhadap dosen dan teman-teman.
2. Tidak perlu berdandan rapi
Saat kuliah online saya tidak perlu memikirkan pake baju apa hari ini dan juga tidak perlu berdandan karena saat kuliah online orang-orang tidak akan menyadari saya udah mandi atau belum, juga apakah saya udah dandan atau belum.
3. Belajar teknologi baru
uliah dengan menggunakan Whatsapp udah sering saya lakukan bukan cuma saat social distancing. Tapi, lain halnya dengan aplikasi seperti Zoom, Webex, atau Google Classroom yang masih jarang digunakan karena masih mengandalkan pertemuan tatap muka. Dengan adanya kuliah online ini, baik dosen atau saya sebagai mahasiswa sama-sama belajar untuk menggunakan teknologi tersebut supaya kuliah online berjalan dengan maksimal tanpa kendala.
*Duka yang saya rasakan saat kuliah daring:
1. Kuliah tidak kondusif
Penggunaan berbagai macam aplikasi untuk kuliah online membuat saya bingung sendiri. Nggak jarang juga, dosen saya sendiri ikutan bingung dengan pengoperasian aplikasi tersebut. Ditambah dengan kondisi rumah saya yang suasananya kadang tidak nyaman sehingga perkuliahan menjadi tidak kondusif.
Â
2. Perangkat yang tidak memadai
Kondisi sosial ekonomi setiap mahasiswa pastinya berbeda-beda. Nggak semua mahasiswa mampu untuk membeli perangkat komputer ataupun laptop. Nggak semua perangkat juga mampu digunakan untuk menginstall aplikasi seperti Zoom atau Webex yang membutuhkan memori yang besar. Akibatnya, perkuliahan menggunakan media tersebut sulit untuk dilaksanakan.
3. Kondisi internet yang berbeda-beda
Kondisi internet di tiap daerah pastinya berbeda-beda. Terutama untuk saya sendiri yang tinggal di daerah perdesaan, mungkin perkotaa nggak terlalu masalah dengan hal ini, tapi untuk saya yang tinggal di daerah yang masih minim akses internet sangat mengganggu.
Selama masa social distancing seperti saat ini, kegiatan perkuliahan juga dilakukan dari dalam rumah. Sudah banyak perguruan tinggi yang mulai mengubah metode perkuliahan yang awalnya bertatap muka menjadi online, dan membatasi kegiatan di sekitar kampus karena ancaman wabah COVID-19 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H