Padi, dengan nama ilmiah Oryza sativa L. adalah tanaman yang dibudidaya, meski ada juga yang merupakan padi liar. Padi sendiri diduga dimulai dari India atau Indocina, namun dibudidayakan di Indonesia sekitar 1500 SM. Di negara agraris seperti Cina, India, Bangladesh, dan Indonesia, padi merupakan tanaman utama.
Mayoritas petani di daerah penelitian masih belum mencapai pendapatan yang sesuai dengan kebutuhan keluarga untuk sekali musim panen. Banyaknya hal permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh petani di kecamatan Binjai kabupaten Langkat maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan internal dan eksternal dari petani sesuai dengan observasi dan wawancara yang dilakukan untuk menentukan strategi apa untuk meningkatkan pendapatan petani.Â
Metode analisis dalam penelitian adalah SWOT. Hasil penelitian menunjukkan permasalahan internal petani adalah kualitas lahan padi,motivasi, pengalaman, adopsi teknologi, dosis pupuk, modal, keterbatasan lahan petani, perilaku kelompok tani. Untuk permasalahan eksternal petani adalah stok bibit dan pupuk, akses kredit, bantuan, sarana pembangunan benteng air asin, gejolak harga input produksi, curah hujan, hama dan penyakit, tenaga kerja luar keluarga. Dari identifikasi permasalahan internal dan eksternal petani, maka strategi berada pada kuadran IV (Empat) yaitu Strategi Defensif (kelemahan-ancaman) artinya fokus
bertahan untuk segera meminimalkan berbagai kelemahan petani untuk menghindari berbagai ancaman dari masalah eksternal petani.Petani sebagai pelaku usaha tani harus menghadapi tantangan dan masalah yang begitu banyak mulai dari sektor budidaya, sarana produksi dan lainnya. Perlu adanya percepatan perbaikan dari pemerintah daerah melalui peran kebijakan, bantuan dukungan, serta peran penyuluhan pertanian dalam mengaktifkan kerjasama antar kelompok tani.
Melalui wadah diskusi melalui kelompok
tani, berbagai persoalan petani dapat
diselesaikan dengan mudah. Untuk membangun
keberhasilan usahatani, sangat sulit jika harus
mengandalkan pada petani itu sendiri, tetapi
perlu kerjasama antar pemerintah melalui
penyuluh pertanian dengan pelaku usahatani
yaitu
petani dilapangan. Petani lebih
menggantungkan curah hujan untuk mengairi
lahan, Kurangnya penerapan irigasi ditingkat
petani dan ditambah lagi tidak meratanya pola
musim tanam ke beberapa daerah yang sulit
sekali mendapatkan kebutuhan air. Kendala
untuk ketersediaan air juga menghambat pola
musim tanam petani, apalagi rata-rata
penanaman padi pola lahan tadah hujan, yang
kebutuhan airnya mengharapkan air hujan.
Penerapan irigasi yang belum merata pada
tingkat petani dilapangan, menjadi tantangan
terbesar pemerintah daerah dalam merumuskan
strategi untuk meningkatkan pendapatan petani.
Dengan melihat begitu banyak kompleksitas
permasalahan yang sangat urgent di tingkat
petani, baik itu internal dan ekternal yang
menjadi tantangan pemerintah daerah untuk
merumuskan suatu kebijakan.
Maka dari itu peneliti melakukan suatu
analisis penelitian untuk menentukan strategi
yang tepat bagi petani, dengan melihat terlebih
dahulu permasalahan internal dan eksternal petani di lapangan.
Metode Analisis DataÂ
Untuk menentukan strategi bagi petaniÂ
dalam meningkatkan pendapatan dilakukanÂ
dengan analisis SWOT.Â
Untuk menganalisis dengan caraÂ
identifikasi faktor internal dan eksternal untukÂ
dapat memberikan keunggulan yang kompetitif.Â
Berbagai faktor kelemahan, kekuatan, peluang danÂ
ancaman yang dapat menghambat atauÂ
menguntungkan untuk pencapaian tujuan. MakaÂ
dari itu faktor kelemahan untuk dapatÂ
dimiminalkan dan kekuatan agar dapatÂ
ditingkatkanÂ
untuk mencapai keunggulanÂ
kompetitif. Sedangkan peluang lebih dimanfaatkanÂ
dan untuk faktor ancaman agar supaya dapatÂ
diatasi dengan baik. Dengan analisis faktorÂ
eksternal dan internal,secara sistematis akanÂ
merumuskan strategi perusahaan. Analisis iniÂ
dilakukan pada faktor eksternal dan internalÂ
yang akan digunakan untuk analisis SWOTÂ
menggunakan matriks SWOT serta matriksÂ
evaluasi posisi strategi. (Rangkuti,2009)
HASIL PENELITIAN
Masalah Internal Petani
Dari hasil penelitian lapangan didapatlah
beberapa masalah internal petani yang telah
ditelah ditentukan berdasarkan jawaban rata-rata
responden dengan wawancara dan observasi
langsung yaitu :
Kualitas Lahan
Kualitas lahan yang baik, sangat sesuai
untuk melalukan usahatani menjadi modal
utama bagi petani untuk terus meningkatkan
produksi. Hal ini menjadi modal utama petani
dan salah satu faktor pendukung keberhasilan
usahatani.
Motivasi
Rata-rata petani dilapangan ada motivasi
atau harapan yang begitu besar yang terus
mendorong untuk meningkatkan produksinya.
Kebutuhan keluarga dan tanggung jawab besar
membuat petani terus melakukan perbaikanperbaikan dengan optimal pada usahataninya.
Pengalaman
Rata-rata petani dilapangan, sudah begitu
lama dalam melakukan usahatani yang
dilakukan mulai turun temurun yang telah
menjadi bagian dari kearifan lokal di daerah
penelitian. Pekerjaan sebagai petani merupakan
mata pencaharian utama dalam memenuhi
sandang pangan keluarga.
Adopsi Teknologi
Rata-rata perilaku adopsi petani
dilapangan dalam hal teknologi sangat baik.
Pemerintah daerah telah melakukan dukungan
melalui subsidi bantuan traktor atau alat berat
lainnya untuk mendukung proses pengolahan
tanah yang dilakukan pelaku usahatani.
Dukungan ini sangat membantu mayoritas
petani kecil didaerah penelitian.
Dosis Pupuk
Dengan kecilnya modal petani, membuat
petani tidak maksimal dalam penggunaan pupuk
dengan ketentuan dosis yang dibutuhkan sesuai
rekomendasi pemupukan diperlukan tanaman.
Rata- rata petani dilapangan, kekurangan modal
sangat berdampak pada pengurangan
penggunaan pupuk didaerah penelitian.
Modal
Untuk menghasilkan suatu produksi yang
maksimal, sangat diperlukan modal yang cukup
untuk melaksanakan proses kegiatan usahatani.
Rata-rata petani didaerah penelitian memiliki
modal yang minim sehingga sulit bagi pelaku
usahatani untuk memaksimalkan produksinya,
karena adanya kebutuhan terhadap input
produksi yang harus dipenuhi dan faktor biaya
lainnya.
Keterbatasan Lahan Petani
Jumlah luas lahan di beberapa daerah
penelitian yang banyak mengalami alih fungsi
lahan pertanian baik itu berubah fungsi menjadi
tanaman komersil maupun bangunan fisik
lainnya. Laju alih fungsi ini juga akan
berdampak pada fluktuasi jumlah produksi
secara menyeluruh di Kabupaten Labuhan Batu.
Perilaku Kelompok Tani
Perilaku kerjasama ditingkat petani yang
belum optimal. Dengan adanya wadah
kelembagaan petani melalui kelompok tani,
seharusnya menjadi jembatan bagi petani dalam
penyelesaian berbagai persoalan masalah yang
dihadapi dengan prinsip gotong royong
memalui kearifan lokal.
Rata-rata didaerah penelitian, umur
petani itu diatas 40 tahun keatas. Perubahan
sosial dimasyarakat yang semakin terus
berkembang dan semakin berkurangnya minat
generasi muda untuk bekerja sebagai petani.
Ditambah lagi kearifan lokal dimasyarakat yang
semakin mengalami perubahan, dengan tidak
begitu banyaknya didalam keluarga petani yang
memilih hidupnya untuk bertani. Sehingga akan
sulit untuk mendapatkan tenaga kerja dalam
keluarga, sehingga rata-rata petani didaerah
penelitian memilih untuk mencari tenaga kerja
dari luar keluarga. Masalah ini akan menambah
biaya petani, karena tingginya patokan upah
tenaga kerja dari keluarga
Dari identifikasi permasalahan internal
dan eksternal petani, maka strategi berada pada
kuadran IV adalah Strategi Defensif (WT).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H