Dikisahkan ibu sedang bercerita mengenai bajak laut yang mencari harta karun. Adegan Baby John ingin menjadi bajak laut. Ibu mendukung dan berkata, “Kau akan jadi bajak laut terbaik yang pernah ada.” Sang ayah melengkapi baby John dengan kostum bajak laut. Di Video ini jelas-jelas bajak lauDikisahkan ibu sedang bercerita mengenai bajak laut yang mencari harta karun. Adegan Baby John ingin menjadi bajak laut. Ibu mendukung dan berkata, “Kau akan jadi bajak laut terbaik yang pernah ada.”
Sang ayah melengkapi baby John dengan kostum bajak laut. Di Video ini jelas-jelas bajak laut menjadi cita-cita, mendapat harapan yang bagus dari ibu dan dukungan penuh dari ayah. Persepsi terhadap bajak laut jadi sangat jauh dari yang sebenarnya.
3. Channel Kids TV dan Junior Squad Lagu “Bajak Laut”
Diilustrasikan keluarga berlayar dengan kapal bajak laut, bernyanyi, makan-makan, bergembira bersama, dengan menggunakan asesories bajak laut seperti gambar tengkorak dll. Memberikan kesan bajak laut itu baik dan menyenangkan.
Dengan beberapa contoh tadi, kiranya orang tua tidak boleh terlalu percaya bahwa adegan, narasi dan lirik lagu yang terdapat pada Youtube Kids sudah terseleksi seluruhnya dengan baik. Orang tua tetap harus terlibat. Perbanyak Ikut menonton dengan anak dan tandai video-video yang dirasa tidak aman dan dapat menganggu persepsi anak mengenai realitas.
Untuk menjadi acuan Nauman pada artikelnya yang berjudul “Evaluating YouTube videos for young children” dalam Jurnal Education and Information Technologies (th 2020), memaparkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menyeleksi video youtube untuk anak yang berkualitas dan bermanfaat sebagai berikut:
- Konten dapat ditiru oleh anak-anak, realistis, dan memiliki kesamaan dengan anak (usia, jenis kelamin, minat).
- Perilaku positif dimodelkan dengan penguatan penerimaan positif (misalnya, umpan balik, dorongan, hasil positif). Sedangkan perilaku negatif dimodelkan dengan penguatan penerimaan negatif (misalnya hukuman, hasil negatif, mengatakan berhenti!).
- Penggambaran hubungan sosial dalam konten seakurat mungkin dengan mempertimbangkan pesan tersirat yang mungkin dipahami anak.
- Pastikan konten jelas dan eksplisit sesuai untuk anak-anak
- Menyajikan dialog atau narasi yang dapat dipahami dalam satu adegan untuk meningkatkan pemahaman. Hindari presentasi banyak adegan di layar.
- Pastikan media layar berisi konten yang mendukung pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman di dalam domain perkembangan (kognitif, fisik, dan sosial-emosional).
- Menyajikan kata-kata dan gambar yang relevan (misalnya, grafik) bersama-sama
- Soroti elemen terkait pembelajaran dari video
Orang tua dapat lebih berlega hati karena YouTube Kids bekerja dengan sistem algoritma dan kurasi oleh orang dewasa untuk memastikan tayangan tersebut layak ditonton oleh anak-anak atau tidak. Ketika orang tua menjumpai adanya tayangan tidak pantas di YouTube Kids, orang tua bisa secara aktif melaporkan atau memblokirnya.
Pada akhirnya tetap orang tua sebagai orang yang telah benyak pengetahuan, pengalaman dan matang secara psikologis tidak boleh menyerahkan sepenuhnya kepada anak untuk memilih konten video. Keikutsertaan untuk menyeleksi sangat dibutuhkan karena layak dan tidak layaknya suatu video erat kaitannya dengan norma, budaya dan agama yang ingin ditanamkan pada anak sendiri adalah keputusan orang tua sendiri. (Penulis adalah dosen Kehumasan Politeknik LP3I Bandung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H