Di usia yang semakin beranjak tua, kakek lebih memilih menjadi pengamat, mengunjungi tempat-tempat yang cocok untuk merenung dan mengenang untuk menciptakan kenangan dengan baik bersama cucunya Alenia,agar nantinya kenangan dalam kepalanya tak hanya dipenuhi oleh gemerlap kesibukan kota dan cahaya yang keluar dari telepon genggam. seperti cita-cita kakek di masa muda dulu, menjadi seorang penulis yang tumbuh sekaligus membentuk kenangan.Â
Kakek ingin Alenia tumbuh dan membentuk kenangan dengan baik, tidak seperti sekarang ini, zaman di mana kenangan tak akan terbentuk dengan baik nantinya.Ketika semua hal hanya diketahui dari segenggam kotak kecil bersama semua kenangan yang terbentuk. Tidak nyata seluruhnya.
d) PengantarÂ
Unsur Intrinsik
1. Tema    : Kehidupan dan Kenangan
2. Tokoh dan Penokohan   Â
- Kakek  : Penyayang
- Alenia  : Periang
3. Latar
- Tempat : Rumah, Taman dekat Alun-alun, Jembatan Kembar
- Waktu  : Pagi hari, sore hari
- Suasana : Sunyi "... lamunanku buyar ketika mendengar suara manis dari cucuku, Alenia.", Tenang, Ramai "deru klakson keluar dari begitu banyak kendaraan" , Gaduh "Umpatan, sumpah serapah keluar dari bibir-bibir yang putus asa."
4. Alur
Campuran (Maju-Mundur) pada cerpen tersebut kakek sempat menceritakan kejadian dimasa lalu saat bersama almarhumah istrinya