Mohon tunggu...
Nuril Fahmi
Nuril Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNUSA

Jln. Blambangan 2 RT 02 RW 01 tambak sawah waru Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Tukang Gosip

15 November 2021   14:16 Diperbarui: 15 November 2021   14:55 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu kala di pulau tomeho, hiduplah seorang laki-laki yang biasa dipanggil si "pembual". Ia senang sekali mendengarkan gossip. Ia juga suka menceritakan kembalikepada orang lain, apa saja yang dilihatnya. Ia tiak pernah memikirkan akibat jika ia menceritakan hal itu.

Karena sifatnya itu semua orang di kota tomeho takut pada si pembual. Mereka takut jika perbuatan mereka dilihat oleh si pembual, maka si pembual akn membicarakan mereka.

Si kecil tomo tetngga si pembual, tidak berani lagi mengambil apel tetangganya yang jatuh di kebun. Ia takut disebut si pencuri oleh si pembual.

Si nakal niko tidak pernah lagi mengejar anjing-anjing liar. Ia takut disebut anak jahat oleh si pembual.

Si cantik yoko pun, tidak pernah lagi bercermin lama-lama. Ia takut ketahuan si pembual. Jika si pembual melihatnya berkaca, tentu ia akan membuat gossip bahwa yoko adalah gadis yang gemar berdandan.

Si pembual memang tidak pernah berbohong. Namun tidak seorang pun di kota itu yang menyukainya. Tidak ada yang suka pada orang yang suka menceritakan apa saja yang diperbuat orang lain. Walaupun begitu, si pembual tidak peduli orang lain menyukainya atau tidak. Ia selalu menceritakan Kembali apa pun yang didengarnya dari orang lain.

Pada suatu hari, si pembual berjalan menuju ke pasar. Ia ingin bergosip tentang kekayaan nyonya sugo. Tiba-tiba ia melihat seekor angsa hitam. Si pembual berhenti sesaat untuk memperhatikan angsa hitam itu.

"si pembual" ucap angsa hitam itu, "kesenanganmu membicarakan orang lain sudah keterlaluan". Si pembual sangat terkejut. Seekor angsa hitam dapat berbicara? "tidak mungkin", ia memandangi ansa iitu dengan mulut menganga.

"si pembual", ucap angsa hitam lagi. "perbuatanmu benar-benar buruk", " kau berkeliling kota hanya untuk menceritakan apa yang dilakukan oleh orang lain, apa kau tidak bisa menghargai orang lain? Apa kau tidak bisa menghargai rahasia orang lain? Kau tidak boleh sembarangan menyebarkan semua yang kau lihat dan yang kau dengar!".

"ini benar-benar tidak masuk akal", piker si pembual. Ia mengusap-usap kedua matanya. "ini pasti karena pengaruh sinar matahari, mataku jadi sialu dan melihat fatamorgana".

"mengapa tidak segera pergi dari sini? Lalu ceritakan semua yang telah kau dengar dan kau lihat sekarang!", ucap angsa hitam itu lagi.

Si pembual tidak terlalu suka mendengar perintah angsa hitam. Namun, ia tetap berlari menuju pasar. Ia kemudian menceritakan pada orang-orang disana tentang ansa hitam yang dapat berbicara.

"aku bertemu dengan seekor angsa hitam di danau tepi kota ini, angsa itu bisa berbicara", ccerita si pembual dengan nafas terengah-engah.

"angsa hitam yang dapat berbicara? Omong kosong", ucap orang di pasar bersamaan. "kamu mungkin sedang sakit, jadi  harus ke dokter!", tawa mereka.

"cerita saya benar, saya tidak berbohong", teriak si pembual marah. Ia tidak suka orang menertawakannya. Orang-orang di pasar itu berhenti tertawa. Mereka sadar si pembual memang tidak pernah berkata bohong. Ia hanya terlalu sibuk membicarakna apa yang dilakuakan orang lain.

"mari kita pergi Bersama-sama melihat angsa hitam yang dapat berbicara itu!", ucap salah seorang dari mereka.

Rombongan yang dipimpin oleh si pembual beramai-ramai menuju kolam. Koam tempat si angsa hitam yang dapat berbicara. Anggota rombongan itu semakin lama semakin banyak. Orang-orang yang di jalan mendengar cerita iyu menjadi penasaran, lalu mengikuti rombongan si pembual. Akhirnya seluruh kota tameho menuju kolam tempat si angsa hitam. Seperti yang di ceritakan si pembua, mereka melihat seekor angsa hitam di danau itu.

Si pembual berjalan menuju pinggir kolam dan berkata "angsa hitam,  semua orang tomeho sudah berkumpul di sini, bicaralah supaya mereka percaya kalu kau dapat berbicar". Angsa hitam itu melihat kerumunan orang di tepi kolam. Namun, si angsa hitam tidak melakukan apa pun. Bahkan, tidak mengejapkan mata. Si pembual bicara dan bicara lagi. Namun, si angsa hitam tetap diam.

Orang-orang yang berkerumun mulai menggerutu. "benar-benar angsa hitam yang dapat berbicara!". "lucu sekali", ejek salah seorang dari mereka. "si pembual piker ia bisa membodohi kita semua", timpal yang lain.

"hahaha ... si pembual pasti sudah gila, ia membayangkan dirinya dapat berbicar dengan seekor angsa hitam", tertawa mereka semua. Tak lama kemudian, si angsa hitam berenang ke tengah danau. Saat telah cukup jauh dari kerumunan orang-orang. Ia mengedipkan matanya pada si pembual. Angsa hitam itu telah memberikan pelajaran kepada si pembual. Setelah peristiwa itu tidak ada seorang pun di kota tomeho yang percaya dengan ucapan si pembual.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun