Si pembual tidak terlalu suka mendengar perintah angsa hitam. Namun, ia tetap berlari menuju pasar. Ia kemudian menceritakan pada orang-orang disana tentang ansa hitam yang dapat berbicara.
"aku bertemu dengan seekor angsa hitam di danau tepi kota ini, angsa itu bisa berbicara", ccerita si pembual dengan nafas terengah-engah.
"angsa hitam yang dapat berbicara? Omong kosong", ucap orang di pasar bersamaan. "kamu mungkin sedang sakit, jadi  harus ke dokter!", tawa mereka.
"cerita saya benar, saya tidak berbohong", teriak si pembual marah. Ia tidak suka orang menertawakannya. Orang-orang di pasar itu berhenti tertawa. Mereka sadar si pembual memang tidak pernah berkata bohong. Ia hanya terlalu sibuk membicarakna apa yang dilakuakan orang lain.
"mari kita pergi Bersama-sama melihat angsa hitam yang dapat berbicara itu!", ucap salah seorang dari mereka.
Rombongan yang dipimpin oleh si pembual beramai-ramai menuju kolam. Koam tempat si angsa hitam yang dapat berbicara. Anggota rombongan itu semakin lama semakin banyak. Orang-orang yang di jalan mendengar cerita iyu menjadi penasaran, lalu mengikuti rombongan si pembual. Akhirnya seluruh kota tameho menuju kolam tempat si angsa hitam. Seperti yang di ceritakan si pembua, mereka melihat seekor angsa hitam di danau itu.
Si pembual berjalan menuju pinggir kolam dan berkata "angsa hitam, Â semua orang tomeho sudah berkumpul di sini, bicaralah supaya mereka percaya kalu kau dapat berbicar". Angsa hitam itu melihat kerumunan orang di tepi kolam. Namun, si angsa hitam tidak melakukan apa pun. Bahkan, tidak mengejapkan mata. Si pembual bicara dan bicara lagi. Namun, si angsa hitam tetap diam.
Orang-orang yang berkerumun mulai menggerutu. "benar-benar angsa hitam yang dapat berbicara!". "lucu sekali", ejek salah seorang dari mereka. "si pembual piker ia bisa membodohi kita semua", timpal yang lain.
"hahaha ... si pembual pasti sudah gila, ia membayangkan dirinya dapat berbicar dengan seekor angsa hitam", tertawa mereka semua. Tak lama kemudian, si angsa hitam berenang ke tengah danau. Saat telah cukup jauh dari kerumunan orang-orang. Ia mengedipkan matanya pada si pembual. Angsa hitam itu telah memberikan pelajaran kepada si pembual. Setelah peristiwa itu tidak ada seorang pun di kota tomeho yang percaya dengan ucapan si pembual.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H