Saya termasuk penggiat " Gearakan Tanpa Setrika".  Menyetrika itu  membosankan, lama dan membuat berkeringat. Ini adegan panas yang saya hindari.
Pernah saya konsisten menyetrika setiap weekend.  Saya melakukannya saat  malam hari, ketika yang lain sedang beristirahat. Tujuannya agar rapi dan tidak dihinggapi kuman.  Kemudian saya tahu ternyata tahap menjemurlah yang paling penting dalam mematikan kuman. Kalau soal rapi, saya bisa kok membuat lipatan yang rapi tanpa disetrika.
Begitulah serenada si cucian. Apalagi jika ditambah bumbu kekesalan ketika cucian tak kunjung bersih karena terkena noda yang sulit dihilangkan.
Melihat saya yang bad mood karena cucian, suami pernah mengusulkan untuk mengirim ke usaha laundry. Sekali dua kali tak apa=apa, lama-lama bisa jebol dompet ini. Apalagi suami tidak menambah jatah untuk laundry. Bangkrut, dong!
Dari pengalaman itu dan setelah bertanya sana-sini kepada yang paling tahu sedunia, Google, saya mempunyai beberapa tips untuk berdamai dengan cucian.
 Kebaskan cucian sebelum dijemur
Cucian kan kusut ketika keluar dari mesin cuci. Jadi ringankan tangan untuk mengibaskannya. Lakukan satu persatu ya, jangan bersamaan. Proses ini akan memudahkan  kita untuk melipat atau mensetrika (jika mau).
Angkat lalu lipat.
Intinya cucian yang kering jangan diuwel-uwel, jangan langsung  dimasukkan ke dalam keranjang agar tidak kembali kusut.  Percayalah dengan melakukan ini dua pertiga  proses laundry terselesaikan. Untuk kaos atau bahan yang tidak mudah kusut, proses selesai sampai di sini. Tinggal baju kerja semacam seragam yang masih perlu sentuhan setrika.
 Setrika baju kerja
Hanya baju kerja yang saya setrika. Saya nggak mau dong suami kelihatan kucel karena baju seragamnya kusut. Eh, ada lagi yang harus disetrika yaitu baju khusus untuk kondangan. Yang ini biasanya saya setrika sekali lagi jika mau berangkat. Â Iya, Â 'kan harus jaim.