Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Filsuf dengan Keluyuran

6 Januari 2025   17:20 Diperbarui: 6 Januari 2025   17:20 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dokter bilang saya harus  berolahraga. Yang ringan-ringan saja, jalan kaki misalnya. Tak mungkinlah saya marathon atau main tenes.  Wes lolita (lewat lima puluh tahun)

Alhamdulillah, suami merestui. Ia bahkan menawari saya sepatu khusus untuk jalan kaki. Senangnya, coba kalau dia mendukung hobi menulis saya, bakal tambah ganteng berlipat-lipat 'kan.  Jadilah saya jalan kaki pagi atau sore ,  di dekat-dekat rumah saja dulu, mengelilingitetangga  se-rt.  Di hari libur  dosisnya ditambah agak jauh sedikit, ke pasar misalnya.

Oh, ya rumah kami sekitar  3  kilometer dari  pasar, cuma jalannya menanjak dan menurun karena menyusuri tepian sungai.  Jalan kaki pergi pulang  bisa satu jam, dapat bonus belanjaan dan nasi jagung serta teh hangat.

Setelah fasih jalan kaki dan tidak lagi mengeluh macam-macam, suami mengajak saya jalan malam. Dia sering melakukannya, sendirian, karena saya tidak pernah mau diajak. Bagi saya itu kesia-siaan belaka.

Kata suami, jalan-jalan malam itu asyik, bisa mengolahragakan fisik dan psikis.

"Tidak ketemu Mbak Kunti atau Mas Pocong?"

"Kalau pun ketemu malah kebetulan, Bu. Bisa diajak jalan bareng."

Dasar!

Karena penasaran, saya tanya kepada si Mbah yang pinternya jian ngedap-ngedapi dunia. Google.

Pernah mendengar istilah  "flaneur?". Istilah dalam bidang filasat ini pertama kali dikembangkan oleh sastrawan sekaligus filsuf bernama Charles Baudelaire.  Artinya adalah  jalan kaki tanpa tujuan di sebuah kota alias keluyuran. 

Berjalan-jalan di malam hari akan menjadikan seorang flanuer berada dalam titik yang mengharuskannya berpikir mendalam yang mengasyikkan karena dia berada dalam keinginan untuk menjadi satu dengan situasi di sekitar atau sebagai pengamat dari luar. Disiplin flaneur telah menghasilkan banyak sekali karya sastra dan filsafat di Perancis.

 Bersama suami, saya kemudian sering melakukannya. Tak apalah dicibir orang , seperti orang kurang kerjaan saja. Apalagi setiap jalan.  saya selalu berpegangan tangan dengan suami. Mesra di umur kami yang sudah lolita bisa  membuat iri para jombloer.

Sekarang dimana pun berada saya mencari kesempatan agar bisa jalan kaki. Termasuk ketika bepergian  bersama rombongan, jika jarak memungkinkan saya jalan kaki.  Teman-teman jadi heran dengan kebiasaan kami. Sebenarnya saya mau menjelaskan cuma khawatir nanti mereka jadi ketagihan ikut jadi flanuer seperti kami. Apalagi  setelah berat badan saya berkurang dan lemak-lemak yang ada di perut pada pindah ke kaki.

Ternyata agenda keluyuran bukanlah kesia-siaan belaka. Kalian bisa mencobanya. Siapa tahu bisa menjadi sastrawan atau filsuf lewat jalur flaneur alias keluyuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun