Mohon tunggu...
Nuria Masruroh
Nuria Masruroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relation Student

A full-time learner and storyteller. Still an amateur in writing but interested in various topics that relate to be explored further.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengendalikan Emosi Negatif Menggunakan Metode STAR

7 Oktober 2023   20:08 Diperbarui: 16 Maret 2024   08:33 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada situasi yang memicu emosi negatif seperti marah, kecewa, cemas, stres, dan perasaan negatif lainnya. Berbagai macam peristiwa yang berada pada kendali maupun di luar kendali kita bisa saja membawa kita pada emosi negatif yang muncul tiba-tiba. Perasaan-perasaan tersebut tentu saja tidak hanya mengganggu ketenangan hidup diri sendiri tetapi juga dapat berpengaruh terhadap orang lain maupun lingkungan sekitar.

Menurut hasil Survei Khawatir Nasional yang dilakukan oleh Henry Manampiring pada tahun 2019, sebanyak 63% orang merasakan kekhawatiran umum, 53% merasa khawatir terkait pendidikan, 30% merasa cemas terhadap hubungan mereka, 53% merasakan kegelisahan tentang peran orang tua dan keuangan, dan 76% mengkhawatirkan kondisi sosial politik di Indonesia (Manampiring, 2019).

Merujuk pada hasil survey tersebut, terbukti bahwa banyak orang yang merasakan perasaan khawatir terhadap hal-hal yang belum pasti terjadi atas kekhawatiran mereka. Oleh karenanya, setiap kita perlu belajar mengelola emosi negatif untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan interpersonal yang sehat. Dalam buku Filosofi Teras yang ditulis oleh Henry Manampiring, terdapat langkah-langkah pengendalian emosi negatif yang bila diakronimkan menjadi metode S-T-A-R yakni,

Stop (berhenti)

Saat merasakan emosi negatif kita harus sadar dan berhenti dahulu. Bayangkan pikiran kita berkata "time out" di dalam hati. Tarik nafas dan tenangkan pikiran serta jangan biarkan diri kita mengikuti hawa nafsu untuk melampiaskan emosi. Cara ini juga bisa dilakukan ketika kita mulai mendeteksi emosi negatif seperti stres, gelisah, marah, takut, frustasi, dan perasaan cemas lainnya.

Think & Asses (dipikirkan dan dinilai)

Setelah menghentikan emosi sejenak, pikirkan alasan rasional untuk mengalihkan emosi. Kemudian mulailah menilai apakah perasaan ini bisa dibenarkan atau tidak? Apakah emosi ini di dalam kendali atau di luar kendali kita? Karena sebenarnya ketika kita berusaha melakukan think & asses, kita berarti sedang "memisahkan" diri kita dari sekadar orang yang terbawa perasaan menjadi seorang "pengamat" yang berkepala dingin.

Respond 

Setelah menggunakan akal untuk mengamati situasi, pikirkanlah respons apa yang akan kita berikan. Respons bisa dilakukan dalam bentuk perkataan atau perilaku. Pemilihan respons adalah hasil dari penerapan akal/nalar yang sebaik-baiknya dan dengan prinsip yang bijak, adil, berani, dan menahan diri.

Pada dasarnya keseluruhan metode STAR ini tidak hanya bisa diimplementasikan ketika muncul perasaan marah saja, namun ketika kita mulai mendeteksi akan adanya perasaan atau emosi negatif yang muncul dari pikiran kita. Ketika kita berhasil menerapkan metode ini, maka seyogyanya kita akan sadar bahwa perasaan tersebut sejatinya hanyalah sementara dan kita bisa tentukan apakah kita akan melapiaskannya atau justru kita bersikap bijak untuk mengendalikannya. 

Dengan menahan diri dari bereaksi secara impulsif terhadap emosi negatif, kita telah menciptakan peluang untuk merenung dan mengevaluasi akar penyebab perasaan tersebut. Hal ini memberikan diri kita kesempatan untuk merancang respons yang lebih efektif dan konstruktif terhadap situasi sulit. Ketika kita memberi diri kita ruang untuk mengontrol emosi, kita sebenarnya sedang melatih diri untuk mengelola ketidakpastian dan tekanan dengan lebih baik. Ini bukan hanya tentang menahan diri dari ekspresi emosi, tetapi juga tentang memahami, merangkul, dan mengarahkan energi emosional tersebut ke arah yang produktif. Dengan kata lain, pengendalian diri adalah landasan untuk pertumbuhan pribadi, kestabilan mental, dan keseimbangan emosional yang membawa dampak positif tidak hanya pada diri kita sendiri, tetapi juga pada hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Jadi, jangan biarkan diri kita dikuasi oleh emosi negatif yang dapat menganggu ketenangan hidup. Faktanya, ketidakbahagiaan dan perasaan negatif berasal dari  hati  kita  sendiri,  bukan  dari  hal-hal buruk maupun situasi yang tidak menyenangkan. Karena pikiran kita sepenuhnya berada di bawah kendali diri sendiri yang akan menghasilkan interpretasi sikap dalam menghadapi sebuah situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun