Mohon tunggu...
Nur Hidayah
Nur Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Antropologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Antropologi Agama, Program Studi Antropologi, Fisip Untad

16 Desember 2023   08:09 Diperbarui: 16 Desember 2023   08:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Teori Berorientasi kepada upacara religi

Robertson Smith (1846-1894) seorang ahli teologi sastra semit, dan ilmu pasti, mengingatkan bahwa disamping sitem kepercayaan dan doktrin, agama punya sistem upacara yang relatif tetap pada banyak agama, yaitu upacara keagamaan.

MATERI DOSEN PENGAMPU KEDUA

(Yulianti Bakari, S.Sos., MA)

Memahami video tentang Agama "Kapitayan" atau Agama purba yang menjadi agama pertama nenek moyang Indonesia

Agama pertama yang dianut oleh penghuni pulau jawa yang berkulit hitam yaitu agama "Kapitayan". Agama kapitayan merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat jawa pada zaman dahulu, keberadaannya ada sejak era paleolitikum,mesolitikum, megalitikum dan neolitikum. Yang merupakan salah satu bentuk persembahan monoteisme asli jawa yang dianut secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat jawa. Agama kapitayan juga disebut agama kuno jawa atau agama monoteis jawa atau agama jawa. Kapitayan berasal dari kata Taya yang berarti tak terbayangkan atau tak terlihat.

Sehingga dapat diartikan bahwa Taya merupakan sesuatu yang tidak bisa digapai oleh panca indra. Orang- orang kapitayan biasanya menyebut tuhan sebagai sebutan sangkapitayan atau yang artinya tas terbayangkan dan tak terlihat. Mereka juga mempercayai salah satu keagungan tuhan yaitu tidak dapat dilihat. Dalam sudut pandang kapitayan tuhan bersifat abstrak dan tak bisa digambarkan, untuk itu agar bisa disembah maka sangtayan mempribadi dalam sifat "Tu" memiliki dua sifat yaitu kebaikan dan kejahatan. "Tu" yang disebut kebaikan adalah tuhan, " Tu" yang bersifat jahat disebut juga dengan hantu atau sangmanikmaya. 

Dalam praktek sembahyang mereka menggunakan sesajen- sesajen yang dipersembahkan untuk memperoleh kebaikan. Sedangkan dalam praktek kejahatan merekam menggunakan sesajen atau alat alat yang disebut tumbal. Mereka mempercayai bahwa benda- benda seperti batu, guci, pohon merupakan suatu perantara tuhan. Mereka bukan menyembah batu, pohon atau roh melainkan mereka mempercayai bahwa benda- benda tersebut merupakan pemujaan kepada Tuhan.

Agama kapitayan juga memiliki toleransi kepada pemeluk agama yang lain, mereka sangat gampang berbaur dengan orang- orang diluar agama mereka. Penganut agama kapitayan sangat terbuka pada agama- agama apa saja yang masuk ke Indonesia. Para penganut agama kapitayan menolak kepercayaan agama hindu, karena penganut agama hindu mempercayai bahwa dewa wisnu dapat berupa wujud. Sementara itu agama hindu yang dapat diterima oleh kapitayan yaitu hindu siwa yang mempercayai bahwa tuhan tidak memiliki bentuk dan tidak dapat dilihat.

Mereka menerimanya karena memiliki kesamaan dengan agama kapitayan. Sebelumnya mereka juga menolak agama islam karena mendengar bahwa Allah duduk diatas Arsh, namun setelah diberikan pemahaman mereka akhirnya menerima secara terbuka agama islam masuk ke nusantara. Seiring berjalannya waktu kemudian mereka banyak mempelajari agama islam sehingga banyak diantara mereka yang masuk ke dan memeluk agama islam, yang dahulu disebarkan oleh wali songo, dan kemudian disempurnakan melalui ajaran- ajaran islam yang diajarkan oleh Rasulullah.

Memahami buku yang berjudul "Orang dayak, Pembangunan dan Agama resmi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun