Mohon tunggu...
Nurhidayah SPd
Nurhidayah SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 21 Bandung

Menulis bisa mengubah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices Mengonstruksi Teks Negosiasi

21 Januari 2023   13:42 Diperbarui: 21 Januari 2023   13:54 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terakhir, kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, yaitu peserta didik dengan dibimbing guru menganalisis dan mengevaluasi analisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi yang ditemukan peserta didik melalui dipresentasikan setiap kelompok. Lalu guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik dan memberikan penguatan terkait dengan materi.

Pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis  masalah/Problem Based Learning ternyata memberikan dampak yang positif baik untuk guru maupun peserta didik. Ketika pembelajaran berlangsung, peserta didik sangat antusias dengan ditayangkannya video, salindia, beberapa permainan yang dipadukan dengan kegiatan pembelajaran, dan ice breaking yang ditampilkan; mereka sangat semangat ketika mengerjakan konstruksi teks negosiasi; sangat aktif ketika berkolaborasi dalam kelompok, saling memberikan ide melalui teknik bermain peran; dalam diskusi tanya jawab mereka mampu menjawab dengan cepat dan tepat; dan memberikan apresiasi yang baik terhadap pembelajaran ini. 

Mereka memberi jawaban pada google form bahwa mereka mampu mengonstruksi teks negosiasi dengan tepat. Belum lagi setelah pembelajaran selesai mereka mengatakan bahwa mereka "betah" kalau belajar "kayak gini". Dalam praktik bernegosiasi, mereka mampu mengonstruksi teks negosiasi dengan tepat. Guru pun mendapatkan hal baru dan pengalaman yang lebih karena mampu mewujudkan pembelajaran yang menarik.

Model pembelajaran berbasis masalah/Problem Based Learning dengan dibantu teknik bermain peran dan pemanfaatan TPACK dinilai sangat efektif dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Melalui PBL,  peserta didik diberikan sebuah permasalahan secara langsung yang terjadi di lingkungan sehari-hari peserta didik. 

Peserta didik melakukan tanya jawab dengan aktif dan efektif. Peserta didik mampu membuat teks negosiasi melalui peran yang telah dibagikan dalam kelompok. Selain media pembelajaran, bahan ajar, instrumen penilaian pun berbasis TPACK, dengan menyajikan dengan cara scan barcode. 

Dalam hal ini siswa sangat tertarik. Berdasarkan penilaian keterampilan, baik secara berkelompok maupun individu, 100% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai rerata peserta didik adalah 85 sebanyak 10, 90 sebanyak 5 orang, dan 95 sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi, metode dan model yang dipilih untuk diterapkan pada pembelajaran ini.

Praktik mengajar ini pun mendapat apresiasi dari orang sekitar penulis. Pada kegiatan praktik mengajar mengonstruksi teks negosiasi ini, penulis mendapatkan penilaian dari teman sejawat, yaitu rekan MGMP dan pimpinan sekolah. Melalui tayangan video yang ditonton di youtube, respon teman sejawat setelah melihat penulis mengajar adalah kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan menarik, sehingga peserta didik semangat dan menikmati prosesnya. 

Permainannya juga seru dan bisa dijadikan referensi bagi teman MGMP saya sendiri. Rekan MGMP ini memberikan semangat pada penulis dan menunggu video berikutnya. Sedangkan penilaian dari pimpinan adalah  mengomentari pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dinilai sangat bagus.

Ternyata keberhasilan praktik mengajar penulis ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu selama praktik mengajar dibimbing oleh dosen dan guru pamong dengan baik. Kemudian penulis juga mempersiapkan pembelajaran ini dengan serius. Dalam hal lain, peserta didik juga aktif dalam belajar sehingga hasilnya pun sesuai dengan harapan.

Dorongan dan kemauan keras dari diri sendiri agar praktik mengajar ini berhasil adalah hal yang sangat penting. Salah satunya adalah banyak belajar tentang pemanfaatan teknologi dan belajar dari sebuah kekurangan, faktor penentuan peserta didik, dan perencanaan waktu yang matang sehingga tidak terburu-buru.

Menjadi guru yang menginspirasi dan diidolakan semua peserta didik tidaklah mudah. Namun, hal itu bisa kita wujudkan. Asalkan segala sesuatu diniatkan untuk sebuah perubahan yang berarti. Semua ide pasti akan muncul. Hendaknya sebagai guru kita mampu terus berinovasi agar mampu menciptakan generasi emas. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif, Problem Based Learning. Jangan lupa menyerahkan segala sesuatunya pada Yang Mahakuasa, agar seluruh usaha kita dalam ridho-Nya, sehingga berhasil pada akhirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun