"Na, nasehatin aku dong, rasanya lagi lemah banget nih." Gina ikut berbaring di sebelah Savanna, mushollah memang sedang sepi sehingga Gina dan Savanna memilih tiduran sebentar.Â
"Ya jalan satu-satunya kalau kamu nggak mau dosa, nikah aja," plak, satu pukulan mendarat di lengan Savanna.
"Jangan bercanda deh, serius ini. Lagi pula umurku belum nyampai 17 tahun." Gina mencubit lengan Savanna yang sedang menahan tawa.Â
"Yaudah sih, pindah sekolah aja supaya nggak ketemu lagi, kan gampang tuh buat lupainnya,"Â
"Yakali."Â
Dan hari itu, Gina mengerti 1 hal, selama ia memiliki teman yang baik, yang selalu mengingatkannya saat salah, ia tak perlu ragu untuk melangkah karena ia tahu jika langkah yang ia tuju menuju jebakan, ada yang siap menunjukkan jalan yang benar, dia Savanna, gadis yang mendorong Gina untuk berhijrah dari masa kelamnya.Â
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H