Mohon tunggu...
Nurhidayah
Nurhidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa

"Membacalah dan menulis, bentuk peradaban maju di dalam pola pikirmu." - Instagram: hayzdy Linkedin: www.linkedin.com/in/nurhidayah-h-23aab8225

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Berjuang

15 Februari 2023   07:51 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masalah pertanyaanmu tadi, kalau kamu menyukainya dalam diam dan hal itu membuatmu terus memikirkannya, berarti kamu sedang dalam keadaan zina hati dan pikiran kan. Selanjutnya apa yang terjadi pasti kamu tahu," penjelasan Savanna membuat Gina merenung sejenak, bukannya ia tidak sadar dengan hal itu, akan tetapi dia terlalu pusing memikirkan konsekuensinya sehingga ia memilih cuek pada hal itu dan mencoba memaklumi diri sendiri bahwa perasaan seperti itu memang sulit dikendalikan, dan disitulah letak salahnya.

"Aku harus gimana dong, Na?" Gina merengek, mengguncang-guncang bahu Savanna agar diberi saran.

"Kita shalat aja yuk, mumpung guru mapelnya nggak ada, udah masuk waktu dhuha juga," dan ajakan itu kembali mempertemukan Gina dan laki-laki itu di lorong menuju mushollah. Pipinya memanas saat tanpa sengaja bahunya bersinggungan dengan laki-laki itu.

"Maaf, saya nggak sengaja."

"Iya, nggak apa-apa."

"Dasar modus." 

Seperti drama kebanyakan, seolah hal itu memang diatur dengan baik sehingga terjadi tanpa kesengajaan, tapi begitulah siasatnya. Orang yang menjadi the only heart seakan-akan membayangi di setiap langkah, dan seolah pertemuan-pertemuan singkat itu menjadi asumsi "bahwa kita memang jodoh" padahal nyatanya itu hanya tipuan sesat agar seseorang yang dilanda asmara tidak berhenti memikirkan sang pujaan hati. Gina mendengus sebal, ia menyikut Savanna yang melontarkan kata," dasar modus" padahal itu bukan kesengajaan. 

"Kenapa sih, Gi?" tanya savanna dengan jengkel.

"Kamu tuh, kok tiba-tiba bilang dasar modus padahal dia kan nggak sengaja," bisik Gina dan melangkahkan kaki memasuki mushollah.

"Emang kenapa, takut dia tersinggung?" dan Gina terdiam, ia memang takut laki-laki itu tersinggung dan berpikiran buruk tentang dirinya maupun Savanna, maka dari itu ia berjalan cepat menuju tempat wudhu mengabaikan savanna yang meminta untuk ditunggu.

Seusai menunaikan 8 rakaat shalat dhuha, Gina memikirkan hal-hal yang belakangan ini membuatnya agak sensitive dan malas, Savanna di sebelahnya berbaring di bawah kipas angin. Kata-kata hijrah yang selalu ia dengungkan ditelinganya serasa tak berguna lagi, Gina merasa buruk, jika dengan 1 perasaan suka saja membuatnya lemah bagaimana nanti jika ia menghadapi hal yang lebih rumit dari itu, mungkinkah Gina akan kembali pada masa-masa dulu, yang mengabaikan islam ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun