Semua yang terekam hanya putaran kenangan yang usang, momen yang banyak ku sia-siakan sebab ego dan ketidaktahuan.Â
Yang tersisa hanya matahari pagi dan sejuknya, lalu lalang orang makin sedikit yang bergegas bekerja. Tak ada ibu, bapak, atau saudara. Aku sendiri.Â
Untuk pagi aku bersyukur masih berkesempatan menemui pelajaran-pelajaran kecil yang terlewat. Meski bencana membuat pagi menjadi lebih dingin, begitulah proses yang menjadi titik balik kesadaranku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H