"Mau mengubah penampilan kaya gimana pun tetap gantengan gue Jack!" Jono beraiul-siul memonyongkan kedua bibirnya. Jack mencibir omongan Jono.
"Gue ikut lu ke masjid!" kata Jack.
"Ngapain? Ini bukan malam jumat, Nggak ada makanan geratis di sana. Bukan juga bulan Ramadhan. Nggak ada takjil geratis juga!" Jono menjawab sambil ketawa-ketiwi.
"Gue nggak nyari makan geratisan. Gue ada urusan penting sama Tuhan!" Jack mulai emosi.
"Nekat amat mau ketemu Tuhan langsung, yakin nih? Lu masih jomblo loh, hahahhahaha!" Jono tertawa terbahak-bahak.
Jack manyun. Kali ini emosinya benar-benar memuncak. Dalam hitungan detik kepala Jono terkena jitak oleh si Jack. Jono mengaduh kesakitan. Tapi mulutnya tetap saja cengengesan. Mungkin udah bawaan dari dalam kandungan begitu. Susah dia untuk diajak serius.
"Gue mau ibadah Jonoooo!!!" Begitu Jack berteriak. Mulutnya hanya berjarak lima centimeter dari telinga Jono.
"Iya iya... Alhamdulillah Bang Jack mau ibadah. Yaudah ayook buruan!"
Mereka menyalakan motornya menuju masjid beramai-ramai. Motor mereka berisik. Menganggu pendengaran. Saat memasuki halaman masjid, Pak RT, ayah Amira melihat pemandangan yang tidak seperti biasanya. Rombongan motor berisik itu ada lima orang. Tumben-tumbenan masuk halaman masjid Al-Ansor. Ada apakah gerangan? Pak RT curiga.Â
Menebak-nebak jangan-jangan masjid bakal diserang lima pemuda kurang kerjaan itu. Jono yang berada di barisan paling depan berhenti tepat di depan Pak RT, Bu RT, dan Putri Amira yang cantik jelita.
"Assalamualaikum Pak RT,"
"Waalaikumussalam wr.wb". Pak RT menjawab salam. Diikuti Bu RT, Amira, dan teman-teman Jono di belakang.
Pak RT berdiri mematung. Pikirannya masih terheran-heran, menebak-nebak, kira-kira kerusuhan apa yang akan terjadi berikutnya. Matanya menatap Jono tajam. Karena takut beradu tatap dengan Pak RT, Jono menatap Amira. Amira menunduk malu.
"Jono!" Pak RT mengagetkan  Jono yang terpesona paras Amira.
"Apa maksud kedatangan Kamu dan rombonganmu beramai-ramai ke sini! Tidak tau ini adalah masjid? Tempat ibadah?" suara Pak RT maulai meninggi. Nyali Jono menciut meskipun raut mukanya tetap saja cengengesan.
"Maafkan kami Pak RT, insyaAllah besok kami datang lagi dengan rombongan yang lebih banyak".
"Apahh!?
Pak RT muntab. Emosinya meluap-luap. Jono salah tingkah, salah ngomong. Pak RT mengira Jono And The Geng akan membawa rombongan yang lebih banyak untuk membuat kerusuhan di masjid. Sekali lagi Jono kena Jitak Bang Jack. Jack berdehem, mencoba memulai pembicaraan dengan Pak RT.