Mohon tunggu...
Sri Nurhayati
Sri Nurhayati Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer I Content Writer

Sri loves writing content and developing marketing strategies. She especially enjoys expanding her knowledge of Search Engine Optimization (SEO) and trying new things to stay one step ahead of the competition. Sri also has experience in IT project management and is interested in exploring how Search Engine Marketing (SEM) and marketplace ads can boost product or service visibility.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

4 Alasan Tanah Sangat Penting bagi Pertanian

12 Januari 2024   16:45 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:02 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Tanah jenis latosol banyak ditemui di daerah yang lembab. Tanah latosol mampu menyerap air dengan baik sehingga bisa menahan erosi dan cocok untuk tanaman tebu, cokelat, kopi dan karet.

Bagaimana cara mengevaluasi kesuburan tanah secara sederhana?

Kesuburan tanah sangat penting untuk pertanian, karena secara langsung mempengaruhi hasil panen. Namun, mengukur kesuburan tanah adalah tantangan, karena bisa sangat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain. Apalagi untuk perusahaan pertanian besar dengan luas perkebunan ribuan hektar. Teknologi IoT dan drone bisa membantu agribisnis menganalisis tanah bagian mana yang bisa ditanami. Salah satu cara kerja drone pertanian adalah bisa melakukan pemetaan kontur wilayah juga mendeteksi tingkat kesuburan tanah yang pastinya mengetahui kadar pH yang ada didalamnya. Drone pemetaan pertanian biasanya dilengkapi sensor dan kamera untuk menangkap gambaran yang ada di dalam tanah. 

Jadi teknologi yang semakin canggih dalam dunia pertanian bisa juga ya menganalisis kesuburan tanah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun