Mohon tunggu...
Nurhayati
Nurhayati Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis biasa

Penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mindfulness Life Part 3: Declutter Things

23 Januari 2024   16:21 Diperbarui: 23 Januari 2024   16:33 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokprib

Hello I'm Hayati

Selamat datang di episode ketiga dalam tema Mindfulness life, lebih sadar dan lebih bertanggung jawab terhadap nikmat kehidupan yang Allah berikan kepada kita.

Anyways, Kamu tipe orang yang ngoleksi barang-barang yang tak terpakai gak?
Atau justru kamu tipe orang yang banyak memikirkan hal-hal yang tidak penting untuk dipikirkan?

Kalau iya, sepertinya kamu perlu melakukan declutter dalam hidup, yaitu mensortir segala sesuatu yang tidak penting dalam hidupmu. How to start it?

Decluttering our stuff

Mempunyai dress atau baju baru adalah sesuatu yang menyenangkan. Terutama buat para girl. Sehingga tak heran, memang ada orang yang punya hobi membeli dan mengumpulkan banyak baju.

Space di lemari seakan-akan penuh dengan berbagai macam model pakaian yang ada, mulai dari model 90-an hingga model 20-an. Namun, readers tahu gak kalau dari sekian banyak baju yang ada, yang sering terpakai minimal lima atau 10 dari 1000 koleksi baju, hehe memang terdengar lebay tapi faktanya rata-rata begitu.

Jadi, kalau lemarimu sudah full, bahkan sudah tidak ada space lagi untuk menaruh yang lain. Maka kamu harus mulai declutter isinya, sortir pakaian-pakaian yang memang hanya sebagai pajangan saja, didonasikan, disumbangkan, diberikan ke sanak, keluarga, atau orang-orang yang lebih membutuhkan. Lebih bahagia dan lega rasanya ketika pakaianmu dimanfaatkan oleh orang yang butuh. Don't you want to try it?

Selain itu, kalau kamu menginginkan sesuatu maka tipsnya adalah sebelum membeli dan menginginkan sebuah barang, maka tunggu dulu beberapa hari atau minggu. Jika dalam seminggu kamu merasa baik-baik saja jika tidak membeli barang itu, maka di-cancel aja. Beda kondisi, jika sehari-hari kamu merasa gelisah galau merana jikalau tidak punya barang itu, maka beli saja secukupnya. Masuk satu baju, maka keluarkan dan sumbang satu baju.

Ini adalah cara kita untuk lebih bijak memilah dan menentukan prioritas barang atau sesuatu yang kita benar-benar butuhkan, bukan sekedar menuruti keinginan yang tidak ada batasnya. Readers tentu boleh setuju atau tidak setuju dengan hal ini.

Decluttering our mind

Semakin dewasa, semakin banyak pikiran. Kalimat ini mungkin kerap sekali kita dengar dan mungkin saja saat ini relate sekali dengan kondisi kita. Namun, readers tahu gak bahwa tidak semua hal harus kita proses dalam pikiran kita, tidak semua hal harus kita pusingkan, dan tidak semua hal harus kita beratkan. Semua ada batasnya.

Jangan terlalu pikirkan sesuatu yang tidak penting dalam hidupmu. Pelajari dan kenali daftar prioritas yang dapat membantu kita lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup. Kita harus bisa men-declutter atau menyortir pikiran mana yang memang harus kita fokuskan dan pikiran mana yang memang bisa kita coba untuk abaikan.

Hal ini memang terasa sulit, karena mau tidak mau pikiran adalah hal yang sangat esensial dalam hidup. Segala bentuk kejadian dan impian memang sering menghantui kita sebagai manusia biasa. Namun kita bisa mencoba untuk memfokuskan pikiran kita kepada hal yang lebih prioritas.

Ini adalah cara kita untuk membuat mental kita tetap stabil dan sehat. Ini adalah cara kita untuk mengurangi beban pikiran dan fokus pada hal-hal yang penting. Selain itu, hal yang lebih penting adalah selalu mensyukuri segala sesuatu yang terjadi maupun yang akan terjadi. Maksimalkan ikhtiar kita kepada sesuatu yang lebih penting. Kita pasti bisa!

Yuk kita pelan-pelan melatih diri untuk lebih mindfull terhadap anugerah hidup yang luar biasa ini

Kita bisa lebih banyak diskusi di Instagram @haayatiiiiiiii

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun