Refleksi Akhirat Melalui Istighotsah Di Bawah Terik Matahari
SMA Negeri 1 Tongas kembali menggelar kegiatan istighotsah rutin pada hari Jum'at Legi, yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi, bapak/ibu guru, dan staf Tata Usaha. Kegiatan ini dipimpin oleh Bapak Abd. Salam dan Bapak Salikin, selaku Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah, dan berlangsung dengan penuh khidmat serta kekhusyukan.
Meskipun dilaksanakan di lapangan basket terbuka di tengah terik matahari yang menyengat, suasana tidak mengurangi semangat para peserta istighosah dalam mengikuti istighotsah. Justru, keberadaan di tempat yang luas di bawah panasnya matahari mengingatkan para peserta istighosah akan Padang Mahsyar, di mana seluruh umat manusia akan berkumpul pada hari kiamat.
Hal ini membawa peserta istighosah pada gambaran nyata tentang Padang Mahsyar, yaitu tempat di mana seluruh umat manusia akan berkumpul pada hari kiamat untuk diadili. Dalam ajaran Islam, Padang Mahsyar digambarkan sebagai padang luas tanpa batas, di mana manusia berkumpul di bawah terik matahari yang sangat dekat dengan kepala, tanpa adanya tempat berteduh. Setiap individu akan merasakan panas yang luar biasa dan akan bergantung sepenuhnya pada amal perbuatannya di dunia.
Suasana lapangan yang luas dengan sengatan matahari yang menyengat dalam kegiatan istighotsah ini mengingatkan pada kondisi tersebut. Meski dalam skala yang jauh lebih kecil, situasi ini memberikan pelajaran mendalam bagi peserta istighosah tentang betapa pentingnya persiapan menghadapi akhirat. Peserta istighosah dapat merasakan sedikit ketidaknyamanan yang mungkin menginspirasi mereka untuk merenungkan bagaimana kondisi di Padang Mahsyar akan jauh lebih berat, sehingga mereka terdorong untuk memperbaiki amal dan meningkatkan keimanan.
Kegiatan ini bukan sekadar ritual spiritual, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Tongas. Melalui istighotsah ini, diharapkan mereka dapat memperkuat keimanan, mengingat kematian, dan merenungkan makna kehidupan. Bapak Abd. Salam dan Bapak Salikin mengajak seluruh peserta untuk introspeksi diri, mengingat pentingnya mengendalikan emosi, khususnya bagi remaja yang tengah berada dalam masa pencarian jati diri.
"Dalam usia remaja yang sering kali emosinya belum stabil, penting bagi mereka untuk memahami makna kehidupan, memperkuat karakter keimanan, dan selalu menjaga diri agar tetap berada di jalan yang sesuai dengan syariat Islam," Menurut Guru PAI yang ada di SMA Negeri 1 Tongas