Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai-nilai Pendidikan dalam Karakter Wajib 20

29 Maret 2023   04:15 Diperbarui: 29 Maret 2023   04:27 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Ajaran tauhid adalah ajaran Islam yang meyakini bahwa tujuan seseorang dapat dengan mudah dicapai dengan mengembangkan kemandirian pribadi. Pendidikan Tauhid merupakan salah satu cara untuk meningkatkan karakter umat Islam menuju keimanannya kepada Tuhan. Idealnya, Pendidikan Tauhid dilaksanakan sedini mungkin. 

Sehingga pengembangan karakter siswa terwujud dengan sebaik mungkin. Pendidikan yang paling utama adalah pendidikan tauhid, karena tauhid diperlukan sebagai santapan jiwa setiap muslim. Pendidikan yang konsisten dan berkesinambungan tentang tauhid dapat menjaga keimanan kita. Dengan pendidikan tauhid disusun teori, kajian tauhid, proses pembinaan dan pengembangan potensi sebagai pribadi yang mengabdi kepada Allah. 

Dua puluh sifat wajib atau sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang harus ada pada sifat Allah Ta'ala sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Allah Maha Pencipta, Allah memiliki sifat mustahil yang sama dengan makhluk yang diciptakannya. Sifat-sifat yang wajib pada Allah berarti bahwa Allah harus memiliki beberapa sifat yang menyatakan kesempurnaan bagi Allah. Sifat-sifat tersebut diyakini melalui akal yang mengacu pada ayat-ayat Allah dan hadits Nabi.

1. wujud
Wujud adalah sifat wajib yang menempati urutan pertama dalam sifat yang harus ada bagi Allah. Argumen tentang kebenaran sifat ini adalah Q.S Ibrahim: 14/32-34, yang artinya: "Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi, menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Dia juga telah ditundukkan kapal bagi Anda untuk mengarungi lautan dengan kehendak-Nya. Dia telah menundukkan sungai untukmu. 

Dia telah tunduk kepada Anda matahari dan bulan yang terus-menerus bergerak (dalam orbitnya) dan juga tunduk pada Anda malam dan siang. Dia telah menganugerahkan kepada Anda semua yang Anda minta kepada-Nya. Jika Anda menghitung nikmat dari Allah, pasti kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu benar-benar zalim dan sangat kufur" (Q.S Ibrahim: 14/32-34). Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada makhluk-Nya, yaitu Allah telah menciptakan lapisan-lapisan langit sebagai atap dan bumi yang Dia bentangkan.

2. Qidam
Qidam adalah sifat kedua yang wajib bagi Allah. Qidam artinya tidak berawal. Artinya wujud Tuhan berbeda dengan manusia karena wujud Tuhan tidak berawal dari sesuatu yang lain, tidak dimulai dengan ketiadaan Tuhan, tidak seperti manusia yang memiliki awal, yang diawali dengan setetes air mani. Kebenaran sifat ini dibuktikan dalam Q.S Al-Hadid: 57/3 yang memiliki arti sebagai berikut: "Dia Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Luar, dan Yang Maha Dalam, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S Al-Hadid: 57/3). Maha pertama berarti bahwa Allah ada sebelum segala sesuatu yang lain ada sehingga tidak ada yang mendahului keberadaan Allah, yang tertinggi berarti bahwa Allah itu kekal.

3. Baqa
Sifat selanjutnya yang wajib bagi Allah adalah sifat Baqa', dalam bahasa baqa' artinya tidak ada habisnya, kekal, kekal, abadi. Baqa' artinya keadaan Allah tidak ada habisnya, Tuhan itu abadi dan berbeda dari makhluk. Hal ini disinggung dalam Q.S Ar-Rahman: 55/26-30 Yang berarti: "Semua yang ada di atasnya (bumi) akan musnah. (Namun,) wajah (substansi) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap abadi. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan (Wahai jin dan manusia)? Yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap hari Dia mengurus urusan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan (hai jin dan manusia)?"
Tuhan memiliki kekuatan untuk memberikan hidup dan mati, Tuhan memiliki kuasa untuk membesarkan anak-anak kecil, dan membebaskan para tawanan. Allah tujuan akhir orang-orang saleh dan tempat mengadu orang beriman.

4. Mukholafatu lil-hawaditsi
Secara bahasa, mukholafah lilhawadits dapat diartikan berbeda dengan makhluk diciptakan Allah, tidak ada kesamaan. Alhawadits berarti makhluk karena makhluk yang memiliki persamaannya, apapun yang Allah ciptakan berbeda dengan apa yang Allah ciptakan, baik itu dari manusia, jin, atau malaikat. Manusia, jin, dan malaikat.
Kebenaran atribut ini selaras dengan Q.S Al-Ikhlas: 112/1-4, yang artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Tuhan adalah tempat untuk meminta semuanya. Dia tidak dilahirkan dan tidak diperanakkan dan tidak ada yang setara dengan Dia" (Q.S Al- Ikhlas: 112/1-4). Dengan demikian dapat dilihat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang sempurna dalam perilaku-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya.

5. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamu binnafsi adalah sifat wajib ke-5 bagi Allah, secara bahasa dapat diartikan sebagai berdiri di atas substansi-Nya. Qiyam berdiri tapi tidak berdiri tegak, berdiri tidak diartikan dengan mata, dan Allah berdiri sendiri berarti Allah adalah esensi. Dengan cara dengan, tetapi itu tidak berarti memegang sesuatu dengan sesuatu tetapi kata 'dengan' disini hanya sebagai condong. Artinya, Tuhan berdiri pada diri-Nya sendiri karena Tuhan itu kaya, Tuhan tidak membutuhkan zat lain. Sifat ini sejalan dengan Q.S Fatir: 35/15 yang artinya: Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah. Hanya Allah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji" (Q.S Fatir: 35/15). Dari ayat di atas terlihat bahwa semua makhluk berdoa kepada Allah dalam segala gerak atau keheningan, sedangkan Allah tidak membutuhkan apapun dari apa yang Dia ciptakan.

6. Wahdaniyah
Wahdniyat berarti Satu, Tuhan tidak tersusun. Keesaan adalah sifat wajib ke-6 dari Allah. Allah Wahdniyat dalam sifat, perbuatan, dan substansi-Nya. Sedangkan wujudnya memiliki komponen, seperti; darah, tulang, daging, dan sebagainya. Dzat Allah tidak tersusun berlapis-lapis, sifatnya tidak perubahan, dan tindakannya tidak memiliki tujuan, dan tidak menggunakan alat apapun, tindakan Allah mengandung hikmah di dalamnya. Sejalan dengan firman Allah berikut ini yang artinya: "Sesungguhnya Tuhanmu itu benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dan Tuhan tempat terbitnya matahari" (Q.S Ash-Shaffat: 37/4-5. Allah SWT tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan semua makhluk di langit dan di bumi dan di antara mereka. Allah adalah raja yang mengatur semua makhluk dengan menundukkan semua yang diam dan beredar bintang, matahari yang terbit dari timur dan terbenam di barat.

7. Qudrat
Qudrat artinya kekuasaan. Allah memiliki kekuatan untuk menciptakan atau memunculkan sesuatu dari ketiadaan yang awalnya tidak ada. Sifat ini merupakan sifat wajib ke-7 bagi Allah. qudrat Allah pada zat-Nya, qudrat bukanlah alat bagi Allah dalam mencipta sesuatu. Ini oleh firman Allah, dengan arti: "... Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (Q.S Al-Baqarah: 2/20). Menurut Ibnu Abbas, maksudnya adalah bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu yang Dia kehendaki, bagi ciptaan-Nya, berupa ampunan atau hukuman yang akan diberikan.

8. Iradat
Iradt berarti berharap, Allah berkehendak menentukan keadaan yang Dia ciptakan. Ini Sifat Iradah adalah sifat wajib ke-8 bagi Allah, Allah menentukan syarat-syaratnya benda-benda yang boleh diciptakan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya: "Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah!" Jadi, jadilah itu (sesuatu)" (Q.S Yasin: 36/82). Allah hanya memerintahkan sesuatu sekali saja, tidak perlu mengulang atau menegaskan kembali perintahnya. Jika Allah menginginkan sesuatu, maka Allah berfirman: jadilah, sekali berfirman, maka jadilah.

9. Ilmu
Hakikat ilmu adalah bahwa ia tidak dimulai dengan zat Allah, jika manusia dibukanya hijab maka manusia akan dapat menyaksikan hakikat ilmu pada hakekatnya Allah, melalui hal-hal yang diketahui benar semua pengetahuan terungkap tanpa kecuali dengan tidak mengutamakan kebodohan. Hakikat ilmu itu satu (tidak tersusun berlapis-lapis, dengan yang mana Allah mengetahui segalanya. Sifat ini sesuai dengan firman Allah SWT yang memiliki arti sebagai berikut: "Apakah (pantas) Zat yang menciptakannya tidak mengetahui, sedangkan Dia (juga) Maha Halus, Maha- Mengetahui?" (Q.S Al-Mulk: 67/14).

10.Hayat
Hidup dalam bahasa adalah hidup. Hidup ini adalah sifat wajib bagi Allah, dengan ini Sifat ini diperbolehkan untuk sesuatu yang memiliki sifat ini juga memiliki idrok karakteristik. Idrok adalah sifat yang ditemukan sesuatu, seperti; dia memiliki telinga yang bisa dia dengar dengan telinga tersebut. Dengan firman Allah yang memiliki arti sebagai berikut: "Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Dzat Yang Maha Hidup yang senantiasa menjaga (Nya makhluk)..." (Q.S Al-Baqarah: 2/255). Ini adalah pemberitahuan bahwa Allah, tidak ada Tuhan selain Dia yang adalah satu-satunya untuk semua makhluk, Dia adalah zat yang hidup abadi dan tidak mati selamanya.

11. Sama' dan Bashar
Sama' berarti Allah mendengar semua yang ada, dan Bashar berarti Allah melihat semua yang ada hal-hal. Sifat ini merupakan sifat ke 11 dan ke 12 yang wajib bagi Allah. Yakni, sifatnya Wuduyat, ketika jilbab dilepas, dapat dilihat bahwa alam adalah hakekat Allah. Kebenaran sifat ini terdapat dalam Al-Qur'an yang memiliki sebagai berikut arti: "Allah memilih utusan dari malaikat dan manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Q.S Al-Hajj: 22/75).

12. Kalam
Kalam berarti sifat Allah yang berbicara, yaitu sifat yang tidak memiliki a berawal dari zat Allah SWT, tidak ada huruf maupun bunyi, tidak ada awal dan akhir, tidak ada I'rab dan Bina-nya. Kalam yang menggunakan huruf dan bunyi tidak bisa qodim, kalam tidak dalam bentuk kalam berupa kata-kata mulia yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tetapi kalam di sini berupa kata sifat, sedangkan al-qur'an adalah kata kata atau perkataan yang bersifat diciptakan. Hal ini disinggung dalam firman Allah yang memiliki arti sebagai berikut: "... Allah benar-benar telah berbicara kepada Musa (secara langsung)" (Q.S An-Nisa': 4/164). Allah memberikan kemampuan kepada Nabi Musa berupa kemampuan untuk memahami firman Allah, dan karena itu Musa dikenal dengan sebutan Kalamullah.

13. Qodiran
Allah ta'ala memerintah. Qudrat dan Qadiran adalah sifat yang berjalan beriringan, disebut hakikat negara, derajatnya bukan wujud, bukan adam, tetapi disebut benda (di tengah-tengah makhluk dan adam). Karena modernitas adalah keadaan atau kondisi sedangkan qudrat adalah sifat, keduanya karakteristik biasanya tidak dapat dipisahkan (Al-Fudholi, 2018). Selaras dengan Firman Tuhan yang memiliki arti sebagai berikut: "... Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (Q.S Al-Baqarah: 20).

14. Muridan
Allah SWT berkehendak. Dengan firman Allah yang memiliki arti sebagai berikut: "Mereka akan tinggal di dalamnya selama langit dan bumi masih ada, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (lain). Sesungguhnya Tuhanmu dapat melaksanakan apa yang Dia kehendaki" (Q.S Hud: 11/107).

15. Aliman
Kondisi Allah ta'ala tahu. Sejalan dengan firman Allah SWT yang memiliki berikut artinya: (Akbar et al., 2022). "... Allah mengetahui segala sesuatu" (Q.S An-Nisa': 4/176).

16. Hayyan
Kondisi Allah SWT hidup. Kebenaran sifat ini tertulis dalam Al-Qur'an yang mana memiliki arti sebagai berikut: (As-Saqof, n.d.). "Bertawakallah kepada (Allah) Yang Hidup yang tidak mati dan bertasbihlah kepada-Nya dengan pujian. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-Nya" (Q.S Furqan: 25/58)

17. Sami'an
Kondisi pendengaran Allah SWT tertulis dalam Al-Qur'an yang memiliki sebagai berikut artinya : "... Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S Al-Baqarah: 2/256).

18.Bashiran
Kondisi Allah SWT melihat. Manusia harus merasa malu melakukan dosa dan kelalaian di hadapan Tuhan yang maha melihat. Hal ini sejalan dengan firman Tuhan yang memiliki arti sebagai berikut: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Allah Maha Melihat dari apa kamu lakukan" (Q.S Al-Hujurat: 49/18).

19. Mutakalliman
Syarat Allah SWT berfirman merupakan sifat ke-20 yang wajib bagi Allah. Itu cara setiap manusia harus memiliki keyakinan yang benar untuk mempelajari lebih lanjut tentang Al-Qur'an dengan benar dan dengan benar. Sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki arti sebagai berikut: "... Allah telah berbicara kepada Musa (langsung) (Q.S An-Nisa': 4/164).

Nilai-nilai pendidikan tauhid dalam dua puluh sifat tersebut adalah; Pertama, hakikat sifat Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan itu ada dan satu-satunya Tuhan yang kita sembah. Dalam hal ini, kami selalu percaya bahwa Tuhan adalah eksistensi yang mengawasi semua tindakan kami, apakah itu baik atau buruk. ) dan kaunuhu bashira. Artinya Tuhan melihat dan mendengar kita meskipun kita dikelilingi tembok. Sehingga menjadikan kita pribadi yang lebih berhati-hati dalam berperilaku dimanapun dan selalu mempertimbangkan imbalan atas perbuatan kita. 

Kedua, keesaan Allah melalui sifat-Nya yang Wahdaniyah, Qudqat, Iradt dan qiyamahu binnafsih. Dengan kata lain, Tuhan adalah satu di atas segalanya, percaya bahwa Tuhan memiliki kekuatan dan kehendak untuk menciptakan sesuatu, dan dia menciptakan alam semesta dan segala isinya tanpa bantuan apa pun. Ketiga, agar kita bisa mengendalikan diri dan berniat beribadah hanya kepada Allah, karena Allah memiliki sifat maha tahu Aliman, artinya Allah mengetahui apa yang kita niatkan, bahkan di dalam hati kita. Hal ini memudahkan tercapainya konsep tauhid dalam pendidikan, yaitu dengan memadukan antara sains dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun