Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Editor - Peminat sastra

Peminat sastra

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

My First Solo Traveling: Taman Bunga Nusantara

28 Oktober 2014   10:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:28 9520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_369853" align="aligncenter" width="504" caption="Pergola seperti ini cukup banyak di TBN. (Dokumentasi pribadi)"]

1414432902603372642
1414432902603372642
[/caption]

Menjelajahi TBN selama 2,5 jam rasanya sangat lama. Mungkin karena iri melihat pasangan-pasangan kekasih, makanya jadi rasanya lama. Sebenarnya ada beberapa titik yang belum saya datangi, seperti area bermain, lokasi piknik, dan taman amerika. Tapi lalu hujan mengguyur taman, memaksa para pengunjung berlarian menuju gazebo dan berteduh di sana hingga hujan reda. Dari mendengar obrolan mereka yang berteduh satu gazebo dengan saya, ketahuanlah kalau mereka anak-anak Jakarta juga. Rata-rata mereka memang orang Jakarta dan menggunakan kendaraan pribadi.

Setengah jam kemudian hujan baru reda. Tapi mood saya sudah hilang untuk mengunjungi titik-titik yang belum saya datangi. Akhirnya saya memilih pulang. Sudah pukul empat sore. Khawatir kemalaman di jalan. Keluar dari area taman, saya lalu nongkrong di area parkir sambil makan popmie di dekat penjual popmie. Ya, saya terinspirasi tulisan Rahmat Hadi tentang berbagi ketika traveling. Jadilah saya berusaha menyisihkan uang saya untuk berbagi dengan pedagang-pedagang kecil. Menyoal pedagang kecil, TBN tampaknya tidak terlalu menolak kehadiran para pedagang kecil ini. Walaupun dilarang masuk ke area taman, di sana-sini pedagang tampak mangkal di area parkir, tidak tertata.

Sebagaimana tujuan wisata lainnya, di TBN juga kita bisa membeli oleh-oleh. Ya, tidak berbeda dengan oleh-oleh dari tujuan wisata lainnya, di TBN saya menjumpai pedagang tas, mobil-mobilan kayu, aksesoris, hingga makanan seperti keripik tempe, keripik bayam, dan dodol. Saya membeli dua gelang dan sebungkus keripik tempe.

[caption id="attachment_369860" align="aligncenter" width="504" caption="Tempat jual oleh-oleh, berupa makanan dan kerajinan tangan. (Dokumentasi pribadi)"]

1414433220992999448
1414433220992999448
[/caption]

Selesai membeli oleh-oleh, saya keluar dan naik angkot Cipanas-Mariwati. Angkot ini ada sampai malam. Oya, TBN ini kalau weekday buka pukul 8.00 - 17.00, sedangkan weekend pukul 8.00-17.30. Di Pasar Cipanas saya turun lalu naik mini colt Bogor-Cianjur setelah sempat naik bus Cianjur-Kampung Rambutan yang penuh sesak. Kemacetan membuat saya tiba di Bogor pukul sembilan malam. Eh, ternyata pulangnya itu ongkos mini colt cuma Rp 15.ooo,00. Kampret tuh preman mini colt yang saya naiki pas berangkat.

Pukul 21.30 saya tiba di Stasiun Bogor. Untungnya masih ada kereta yang ke Jakarta. Satu jam kemudian saya turun di Stasiun Cikini dan dilanjut naik taksi ke tempat tinggal saya. Ah, lega bisa pulang dengan selamat. Tapi, rasanya, solo traveling pertama ini tidak terlalu berkesan. Entah kalau Anda yang ke sana. Oya, alamatnya Jalan Mariwati KM 7 Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Kab. Cianjur, Jawa Barat. Dengan keluarga atau pacar, pasti kunjungan ke TBN takkan segaring kunjungan saya :(

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun