Semuanya berkontribusi dalam menginspirasi dan memperluas cakupan praktik thrifting di tanah air.
Praktik thrifting di Indonesia memberikan berbagai keuntungan bagi individu yang mengadopsinya, salah satu manfaat utama adalah penghematan biaya.
Dengan membeli barang bekas, seseorang dapat mendapatkan pakaian, perabotan rumah tangga, atau aksesori lainnya dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan membelinya baru.
Hal ini menjadi pilihan menarik terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas atau ingin mengalokasikan uang mereka untuk keperluan lain.
Selain itu, thrifting juga memberikan kesempatan untuk menemukan barang-barang unik dan jarang ditemui.
Praktik thrifting di Indonesia tidak hanya memiliki dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Banyak para penjual lokal yang menjadikan hal ini sebagai sumber penghidupan atau nafkah bagi banyak keluarganya.
Praktik ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperluas jaringan sosial, membangun bisnis kecil, dan memberdayakan diri mereka sendiri secara ekonomi.
Thrifting menjadi pro kontra di Indonesia karena banyak para pedagang kecil yang berjualan untuk menghidupi keluarganya.
Sehingga polemik ini semakin hangat jika diperbincangkan karena para pedagang kecil mendapatkan barang bekas ini dari agen yang berhubungan dengan para impor ekspor.
Pada sisi lainnya, pihak pemerintah tidak ingin industri tekstil dalam negeri tersisihkan karena banyaknya minat masyarakat yang lebih memilih produk luar daripada produk dalam negeri.***