Mohon tunggu...
Nur Halimah
Nur Halimah Mohon Tunggu... Lainnya - Gabut yang positif

Kalau ada bahan aja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman 10 Tahun Alami Sleep Paralysis

27 September 2020   20:26 Diperbarui: 30 September 2020   06:34 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengalami sleep paralysis. (sumber: Unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Apa kalian pernah mengalami kelumpuhan saat tidur? Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika kita hendak tidur. Pada posisi kamu mengantuk namun masih setengah sadar. Baru saja ingin memejamkan mata dan hilang kesadaran, bukannya bermimpi, tapi kamu malah terjebak di alam lain. 

Kamu secara reflek sadar, tapi seluruh tubuh lumpuh total, yang paling parah kesulitan bernafas, dada sesak, tangan dan kaki tidak bisa digerakan. 

Perasaan kamu ingin bangun, namun tidak bisa. Ada juga yang dapat melihat orang sekitar, bisa berteriak, memanggil-manggil orang tapi sebenarnya kamu memanggil orang di alam bawah sadar. 

Orang lain hanya melihatmu tidur, padahal kamu  tidak tidur. Kondisi setelah mengalami sleep paralysis atau ketindihan biasanya lemas, jantung berdetak kencang, tenaga terasa terkuras dan panik. Sebagian orang yang pernah mengalami ini percaya bahwa ini disebabkan oleh aktivitas mahkluk halus.

Selama 10 tahun, kurang lebih sejak tahun 2010 lalu hingga sekarang, saya masih mengalami "ketindihan".  Awal saya mengalami ini tentu saja merasa takut dan khawatir. Saya bercerita pada teman-teman terdekat saya, mereka bilang itu "erep-erepan".

Setelah saya banyak membaca perihal gangguan tidur, ternyata ketindihan ini dapat dijelaskan secara ilmiah. Istilah ilmiah dari gangguan tidur ini disebut "sleep paralysis".

Saya banyak membaca beberapa artikel dan thread horror soal ketindihan, serta bertanya langsung pada kerabat-kerabat terdekat tentang pengalaman mereka soal "ketindihan". Tidak sedikit dari mereka pernah mengalami hal-hal serupa tersebut. 

Ada pengalaman cerita yang membuat saya merinding adalah soal lelembut. Lelembut dalam bahasa sunda artinya mahkluk halus. Di daerah saya lain artinya, lelembut ialah jiwa  kita. 

Ketika kita tidur dan kita bermimpi, jiwa kita sedang berjalan-jalan. Pada saat kita ketindihan peran tersebut dialami oleh lelembut atau jiwa halus kita. Pesan orang-orang terdekat saya bilang,

"Kalau kamu ketindihan, dan kamu mengalami hal-hal mistis, kamu harus segera berusaha bangun, jangan berhenti  membaca do'a , panggil Allah, bacakan ayat kursi, banyak jiwa atau lelembut yang tidak kembali lagi karena ketindihan dan akhirnya meninggal dalam tidur" (menulis ini saya merinding)

Tentu saja saya jadi menganggap hal ini dengan serius waktu itu. Singkat cerita, penyebab awal ketika saya ketindihan juga bisa dibilang horror. Tahun 2010 lalu, di usia 13 tahun waktu saya kelas VIII SMP. 

Saya sekolah islam dan tinggal di Asrama. Waktu itu Aula Kamar Tidur sedang mengalami renovasi, sehingga para santri tidur dilapangan upacara. Para Belneg (bagian keamanan) membangun tenda-tenda sementara di Lapangan. 

Kami tidur di sana, kebetulan saya kebagian tidur di samping makam keramat di tanah Pesantren. Makam tersebut tidak bisa di pindahkan, jadi ia berada di tengah lapangan.

Malam itu bagian keamanan sudah membaca doa dan shalawat lewat toa, pertanda para santri harus segera tidur. Saya memang seseorang yang kurang percaya hal gaib, karena belum pernah mengalaminya jadi tidak pernah memikirkan akan mengalami hal-hal tersebut. 

Malam itu saya mulai mengantuk, mata sudah terpejam, namun masih setengah sadar. Saya merasa saya bangun, saya kaget karena ada tangan hitam dan berkuku panjang menarik rambut saya ke dalam makam. 

Saya berteriak minta tolong, banyak orang menumpuk tidur di sekeliling saya tapi mereka tidak mendengar. Saya hanya bisa membaca doa agar lepas dari mahkluk itu. Jambakan tangannya begitu kuat terasa hingga kepala saya memanjang dan tertarik ke dalam tanah. 

Sebelum kejadian ini terjadi, saya tidak pernah mengalami hal mistis dalam hidup saya. Setelah saya berdoa, makluk tersebut malah tertarik oleh rambut saya sehingga saya melihat wajah, setengah badan dan rambut kusutnya keluar dari tanah. 

Saya sadar dengan kondisi sangat lelah, seperti habis berlari-lari, saya ketakutan dan tidak bisa melanjutkan tidur. Saya tidak bisa pindah tempat karena tenda benar-benar penuh orang. 

Saya hanya membaca doa dan menunggu pagi datang. Setelah cukup tenang, barulah saya menceritakan kejadian tadi malam pada teman-teman saya.

Teman-teman sayapun ikut merinding mendengar cerita saya. Soalnya makam keramat tersebut adalah makam orang jahat, dan ketika pesantren dibangun makam tersebut tidak ingin di pindahkan kemana-mana. 

Setelah kejadian itu saya selalu mengalami sleep paralysis/ketindihan, baik ketika tidur siang, tidur malam, ketiduran dikelas, atau ketiduran saat wirid dalam masjid. 

Saya memang tidak mau ambil pusing, namun itu terjadi hingga setiap hari. Lama kelamaan hal itu mengganggu saya. Saya jadi sulit tidur atau insomia. Bahkan saya jadi peka terhadap tempat-tempat angker dan suara-suara. 

Saya harus senyaman mungkin ketika hendak tidur, mandi dulu, bersih-bersih, shalat, dan tidak banyak pikiran baru saya bisa tidur nyenyak tanpa mengalami ketindihan.

Setiap saya mengalami ketindihan, selalu berhubungan dengan gangguan mahkluk halus. Kurang lebih sudah terjadi selama 10 tahun. Saya jadi terbiasa tentunya, namun pasti ada rasa ingin sembuh dari kondisi ini. 

Sangking sudah terbiasanya saya bisa mengalami ketindihan berulang-ulang dan itu sangat menguras tenaga. Belum lagi mahkluk-mahkluk halus yang berupa-rupa wujudnya. 

Empat tahun pertama saya tidak bisa tidur sendirian. Ketika saya bertemu mahkluk halus saat itu, siapa sih yang bisa melanjutkan tidur lagi. Pasti wujud makhluk yang seram itu masih terbayang sepanjang malam.

Banyak yang bilang kalau ketindihan mahkluk halus itu karena kita tidak membaca doa, meninggalkan shalat isya, kamar yang  kotor, tidak mandi setelah dari luar sebelum tidur. Dari pengalaman cerita orang-orang baik dari artikel atau orang terdekat saya bilang kalau mereka tidur terlentang beberapa kali pasti mengalami ketindihan. Namun berbeda dengan saya, 10 tahun saya tidak berani tidur terlentang dan selalu mencoba tidur dengan posisi miring menghadap kanan. Karena jika saya tidur terlentang ketindihan yang saya alami lebih seram dan lebih sulit untuk sadar. Anehnya walau saya tidur dengan posisi miring menghadap kananpun tetap saja mengalami ketindihan namun tidak terlalu parah.

Kadang-kadang walaupun saya berdoa, shalat dan mandi terlebih dahulu tetap saja mengalami hal tersebut. Namun jika saya tidur dengan orang lain kemungkinan mengalami hal tersebut jarang sekali. 

Masalahnya enam tahun terakhir saya belajar tidur sendiri. Tidak jarang saya selalu mengalami ketindihan, jika wujud makhluk yang menemui saya sangat seram saya pasti pindah ke kamar mama. Wkwkwk. Jangankan untuk melanjutkan tidur, untuk bertahan di kamar sendirian saja saya tidak berani.

Kejadian ketindihan terakhir paling seram yang dialami saya di akhir bulan kemarin. Saya terbangun di tengah malam, lalu saya wudhu dan shalat isya. Perasaan saya tidak biasa malam itu, setelah habis dari kamar mandi. Tidak seperti biasanya, seperti ada yang mengikuti saya. 

Selesai shalat isya saya coba tidur kembali, namun saya ketindihan lumayan lama. Wujud yang saya lihat adalah seorang nenek-nenek tua, rambutnya beruban, gemuk sekali, dia mengejar-ngejar saya namun jalanya jongkok dan wajahnya terlihat marah. 

Saya sangat takut terjebak dalam mimpi setengah sadar itu, sulit sekali untuk terbangun, banyak doa dan ayat kursi yang saya bacakan dalam hati. Setelah bangun saya lari terbirit-birit menuju kamar mama. 

Jarang sekali saya menceritakan masalah ini ke orang lain, jadi saya pendam sendiri. Karena jika orang yang tidak paham hal-hal ini suka menganggap ini konyol.

Beberapa teman saya menyarankan agar saya pergi ke dokter atau ke orang pintar. Bukan tidak ingin sembuh, saya takut tau fakta selanjutnya jika saya pergi berobat. Wkwkwk. Selagi saya masih bisa beraktivitas normal, dan bisa saya atasi sendiri jadi tidak perlu ke dokter dulu.

Itulah kesalahan saya, saya memendamnya sendirian bahkan orang tuapun tidak tau. Kalau diantara kalian yang membaca artikel ini dan punya pengalaman serupa boleh sharing di kolom komentar yaa.

Saya sendiri membenarkan bahwa sebagian orang menganggap mitos soal sleep paralysis adalah gangguan makhluk halus. Dikutip dari halodoc,

"Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science menyebutkan bahwa sensasi panik saat sleep paralysis terjadi justru akan membuat seseorang semakin tertekan. Bahkan, jika kamu menganggap kalau sleep paralysis yang kamu alami karena "ketindihan" makhluk halus, ini bisa membuat kejadian sleep paralysis sebagai suatu pengalaman yang mengerikan dan traumatis"

Sleep paralysis merupakan bagian dari fase tidur yang belum sempurna, fenomena ini akan berakhir seiring berjalannya waktu. Saya yakin bahwa semua yang terjadi dalam tubuh bisa kita atur dan perbaiki. Sleep paralysis atau ketindihan memang bisa di jelaskan secara ilmiah, namun yang saya alami selalu berkaitan dengan mahkluk halus, jadi keduanya saling berkaitan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun