Menurut Tini, penggunaan wajan tanah liat akan terasa lebih efisien dan efektif dari pada menggunakan wajan berbahan logam. Penggunaan wajan tanah liat membuat adonan matang dengan merata dan tidak mudah gosong. Selain itu, pengolahan dengan kayu bakar dinilai lebih efektif dari pada menggunakan kompor gas, karena serabi akan memiliki aroma yang khas.Â
Menurut Tini, pembeli lebih menyukai serabi dengan aroma khas sangit dari kayu bakar dan kurang menyukai serabi yang diolah menggunakan kompor gas.Â
Pengolahan yang masih tradisional ini juga membuat serabi menjadi rendah kolesterol karena digoreng dengan tidak menggunakan minyak.
Serabi Mbak Tini dapat disajikan dengan berbagai cara. Serabi yang berbentuk seperti pancake ini disajikan ketika masih panas maupun hangat.Â
Serabi yang dimakan tanpa menggunakan tambahan lainnya akan memberikan cita rasa yang khas. Pada setiap gigitannya akan terasa legit dimulut. Serabi ini juga memberikan perpaduan yang pas antara kenyal serta gurih yang didapat dari kelapanya.Â
Untuk yang varian manis, kamu akan merasakan legit dan manis dari buah yang dicampurkan didalamnya. Serabi varian manis ini memadukan antara gurihnya adonan serta manisnya pisang dan nangka.Â
Di Serabi Mbak Tini juga menawarkan kuah santan untuk tambahan pada serabi. Kuah santan yang berbahan dasar perasan kelapa tua asli dengan tambahan sedikit garam dan juga daun pandan.Â
Bagi kamu yang menyukai makanan berkuah, tambahan kuah santan ini akan menambah perpaduan yang berlimpah didalam mulut.Â
Mulai dari serabi yang gurih dan manis (untuk varian manis), aroma khas dari kayu bakar yang dikeluarkan oleh serabi itu sendiri, renyahnya kelapa parut yang ada di dalam serabi hingga gurihnya kuah santan dan aroma pandan yang ada didalamnya. Maka tidak heran bila dalam sehari bisa terjual sebanyak 250 biji.