Mohon tunggu...
Nurfitriah220531100130
Nurfitriah220531100130 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura/Program Studi Ilmu Komunikasi

Hallo Nama Saya Nurfitriah, Mahasiswa ilmu komunikasi UniversitasTrunojoyo Madura. Topik pembahasan yang saya suka tentang sebuah film, bisnis, kecantikan, dll.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resistensi Korban Sistem Patriaki Terhadap Tokoh Utama dalam Film Yuni Karya Kamila Andini

5 Desember 2024   22:38 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:55 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resistensi Korban Sistem Patriaki Terhadap Tokoh Utama dalam Film Yuni Karya Kamila Andini

Pada masa kini masih banyak perempuan yang mengalami sistem patriarki dilingkumgan sekitarnya baik itu didaerah pedesaan maupun diperkotaan. Sistem patriarki adalah sebuah tradisi yang sulit untuk dihilangkan oleh sebagian masyarakat karena banyak dari mereka yang terkadang tidak sadar bahwa mereka telah mengalami patriarki dalam kehidupannya sendiri. Dimana terjadi ketidakadilan gender bagi perempuan seperti anak remaja perempuan yang disuruh atau dipaksa untuk segera menikah daripada melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi sedangkan anak remaja laki-laki diperbolehkan melanjutkan pendidikan hal ini menyatakan bahwa laki-laki mempunyai kekuasaan diatas perempuan. Menurut Muzakka & Suyanto, (2020, hlm. 195) dalam jurnal (Annatasya, 1993) menyatakan bahwa patriarki merupakan suatu sistem atau pola bertelur dimana laki-laki dapat bertindak untuk mengendalikan, menggunakan, dan taklukkan perempuan. Padahal sebenarnya, setiap masing-masing orang mempunyai hak asasi sejak lahir untuk bisa menentukan pilihan yang dinginkan tanpa adanya paksaan. Menurut Patrick Hayden (2001, hal. 71), dalam jurnal (Annatasya, 1993) berpendapat bahwa hak asasi manusia yang sebenarnya adalah orang yang tidak tunduk pada kekuasaan orang lain dan juga pada kehendak orang lain tanpa izin dari dirinya sendiri. Akan tetapi tetap saja tidak semua orang memiliki kebebasan dalam hal menentukan pilihan apalagi bagi kaum perempuan hal tersebut memperkuat tentang adanya patriarki. Untuk mencegah adanya dampak ketidakadilan gender terhadap perempuan dalam patriarki lebih lanjut sehingga fenomena ini dibuat dalam lingkup teknologi media informasi yang mencakup audiovisual seperti bentuk karya film.

Film adalah sebuah karya yang diciptakan untuk sebagai tontonan masyarakat dalam suatu fenomena yang terjadi. Menurut Damono (2012:91) yang terdapat dalam jurnal (Mustofa et al., 2019) menyatakan bahwa film adalah bentuk kesenian terbaru sebelum televisi karena televisi pada dasarnya adalah film yaitu ada gambar gerak yang dilihat di layar. Film juga termasuk salah satu media massa yang disebarluaskan untuk ditonton oleh khalayak. Dengan film bisa membuat suatu fenomena sosial yang terjadi tentang budaya patriarki dari sudut pandang masyarakat seperti mengenai maraknya pernikahan dini yang dialami oleh seorang perempuan yang dipaksakan untuk segera menikah daripada melanjutkan pendidikan dilingkungan sekitarnya. Karena mungkin dengan adanya film terkait hal tersebut dapat membuat perubahan sehingga dapat digunakan sebagai bentuk perlawanan sistem patriarki dan membantu perempuan untuk terus semangat sampai mendapatkan haknya.

Pada tahun 2021 industri perfilman Indonesia akan mengrilis sebuah film yang mirip dengan fenomena tersebut yaitu film Yuni yang disutradarai oleh Kamila Andini dengan durasi 1 jam 35 menit. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan yaitu korban dari sistem patriarki yang dimana di lingkungan sekitarnya yang masih rawan dengan pernikahan dini untuk anak remaja sekolah. Dalam film ini akan menampilkan bagaimana perjuangan seorang perempuan yang menolak beberapa kali lamaran pernikahan yang datang kepadanya dengan mengambil keputusannya sendiri sehingga mendapat omongan yang tidak mengenakan dari orang-orang disekitarnya. Film ini termasuk dalam kategori yang masih menganut sistem patriarki dimana anak-anak remaja perempuan disuruh untuk segera menikah sedangkan anak laki-laki diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

film Yuni akan menampilkan beberapa adegan upaya perjuangan tokoh utama dengan keinginan kebebasan atau kesetaraan hak. Sehingga munculah sebuah resistensi yaitu tindakan yang dapat mengubah keadaan seseorang dilingkungan sekitarnya. Resistensi disebut juga suatu perlawanan yang dilakukan seseorang untuk melawan apapun sistem atau tradisi patriarki. Menurut pendapat Maghfiroh & Zawawi (2020, hal. 506) dalam jurnal (Annatasya, 1993) bahwa resistensi adalah “respon perlawanan, dan Melawan terhadap stigma atau stereotip sosial yang telah Ada terhadap perempuan, serta sikap bertahan dengan Memanfaatkan kekuatan serta sumber daya yang dimiliki.” Resistensi dapat terjadi apabila terungkapnya sebuah ketidakadilan, gender dalam sistem patriarki. Seperti dalam film Yuni resistensi muncul dalam bentuk lamaran pernikahan dini. Resistensi dalam film Yuni lebih fokus pada sikap tokoh utama seperti tindakan-tindakan yang dilakukan melawan patriarki.

Dalam artikel ini membahas tentang tindakan apa yang dilakukan tokoh utama film Yuni mengenai resistensi terhadap patriarki karena dengan cara ini kita bisa mendorong untuk melakukan resistensi serta memahami bentuk-bentuk resistensi perempuan terhadap pernikahan dini dalam film Yuni. Objek yang dianalisis terdapat pada beberapa adegan dalam film Yuni 2021. Referensi lain diperoleh dari studi pustaka untuk memberikan data pendukung dalam penelitian ini. Data yang didapatkan dengan cara menonton film Yuni serta menelaah setiap adegan film tersebut untuk menemukan tanda-tanda yang menunjukkan resistensi tokoh utama perempuan. Dengan menggunakan analisis resistensi berdasarkan teori feminisme kekuasan Naomi Wolf. Sehingga menggunakan teknik pengumpulan data dan teknik anaisis data.

Deskripsi Film Yuni 2021

Poster Film Yuni 2021 Karya Kamila Andini (Sumber: pinterest)
Poster Film Yuni 2021 Karya Kamila Andini (Sumber: pinterest)

Film Yuni merupakan salah satu film yang menyinggung adanya sistem patriarki, yang menceritakan tentang kisah Yuni seorang remaja perempuan yang masih SMA dan dia tinggal bersama neneknya sedangkan orang tuanya ada di Jakarta. Yuni memiliki karakter yang penuh tekad kuat akan impiannya untuk melanjutkan pendidikan kuliah setelah masa SMA. Yuni dikenal sebagai siswa yang pintar dan berprestasi disekolahnya sehingga dia dibantu oleh seorang guru dalam mencari beberapa jalur tes beasiswa untuk masuk kuliah. Yuni pun bertekad untuk melanjutkan sekolah pendidikan kuliah dengan dia belajar rajin. Akan tetapi ditengah rasa tekadnya untuk lanjut pendidikan kuliah, Yuni juga merasa sebuah tekanan di lingkungan sekitarnya yang dimana masih banyak tetangganya yang mendukung dan menormalisasikan pernikahan dini untuk anak-anak mereka yang termasuk dalam sistem patriarki. Mereka beranggapan bahwa perempuan tidak harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena kewajiban perempuan yang penting itu adalah didapur, sumur, dan kasur sehingga lebih baik dinikahkan saja. Yuni merasa dipaksa untuk mengikuti sistem patriarki tersebut. Apalagi pada suatu hari Yuni dilamar oleh seorang pria yang tidak dikenalnya datang kerumah bersama keluarganya. Yuni pun langsung menolak lamaran tersebut dan tetap berpegang teguh pendirian untuk fokus berjuang melanjutkan pendidikannya.

Lewat film Yuni tersebut, Kamila Andini mencoba menunjukkan kenyataan tentang masyarakat yang masih menganut sistem patriarki lingkungan sekitar film tersebut. Film ini juga menunjukkan perlawanan atau penolakan yang dilakukan tokoh utama terhadap suatu sistem patriarki yaitu pernikahan dini agar dia bisa lanjut sekolah perguruan tinggi. Berdasarkan analisis adegan dari keseluruhan menonton film Yuni ada beberapa adegan yang mengandung makna mencerminkan sikap resistensi pada film tersebut dalam patriakhi yang menjelaskan sebagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh tokoh Yuni dalam menolak.


 1. Adegan Penolakan Yuni Terhadap Lamaran Iman 

 Setelah pulang dari sekolah, Yuni dikagetkan bahwa dia mendapatkan sebuah tawaran lamaran dari seorang laki-laki yang tidak ia kenali yang bernama Iman. Yuni pun bilang ke Ibunya bahwa dia sama sekali tidak ada kepikiran untuk segera menikah karena dia masih ada keinginan untuk lanjut sekolah untuk kuliah. Ibunya hanya bisa bilang bahwa keputusan itu terserah dari yuni karena orang tuanya hanya ingin yang terbaik untuk Yuni. Pada durasi menit ke 39:46 para ibu-ibu menanyakan kepada Yuni apakah sudah diterima atau belum Lamarannya sih iman. Yuni hanya menjawab dengan sekadarnya saja bahwa dia ingin sekolah dulu. Setelah itu Pada durasi menit ke 42:26 setelah pulang sekolah Yuni yang ditemani oleh temannya pergi ketempat kerja orang yang melamarnya yaitu iman. Dia datang hanya untuk menyampaikan penolakan lamaran sih iman kepadanya. Dari penjelasan diatas bahwa bentuk penolakan Yuni terdapat dua adegan, yaitu sebagai berikut.

Durasi ke 39:46 - 40:01

Ibu-ibu 1: "Yun, gimana lamarannya? Diterima gak?"

Ibu-ibu 2: "sih iman sekarang katanya kerja di pabrik lumayan loh Yun. Susah itu masuknya."

Yuni: "iya Bu, masih dipikirin. Entalah, kayaknya Yuni pingin sekolah dulu."

Ibu-ibu 1: "Emang sekolah tinggi-tinggi mau jadi apa Yun? Perempuan yang penting dapur, sumur, kasur."

Adegan penolakan Secara halus Yuni Terhadap Lamaran tersebut (Sumber: Screenshot)
Adegan penolakan Secara halus Yuni Terhadap Lamaran tersebut (Sumber: Screenshot)

Durasi Ke 42:26-42:59

Iman: "Yun, kok di sini?"

Yuni: "Kamu kenapa ngelamar aku?"

Iman: "Nanti saja ku jawab. Pas kita udah nikah pasti jadi lebih jelas."

Yuni: "Aku gak bisa nikah sama kamu."

Adegan penolakan secara tegas Yuni Terhadap Lamaran Iman (Sumber: Screenshot)
Adegan penolakan secara tegas Yuni Terhadap Lamaran Iman (Sumber: Screenshot)

Dari adegan pertama tersebut sikap dari para ibu-ibu yang memuji iman dan mengatakan bahwa perempuan penting untuk didapur, kasur, dan sumur menunjukkan sikap seperti untuk meyakinkan dan memaksa dia supaya menerima lamaran tersebut. Yuni pun hanya bisa menjawab dengan penolakan secara halus bahwa dia ingin sekolah dulu daripada menikah sekarang. Yuni juga pingin kuliah lewat jalur beasiswa dan Ibu gurunya mengatakan bahwa salah satu syarat agar dapat beasiswa kuliah yaitu belum menikah, Setelah itu Yuni pun memikirkan matang-matang dan mengambil keputusan secara berani bahwa dia akan menolak lamaran Iman dengan mengatakan scara langsung. Sehingga Yuni dengan tekad beraninya langsung bilang dihadapan iman bahwa dia gak bisa menikah dengannya. Yuni juga sempat ditahan oleh teman disampingnya untuk berhenti tapi Yuni tetap tidak mau berhenti dan teguh dengan pendiriannya untuk tetap mengatakan penolakan lamaran tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang sampaikan Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Muslimin, 2019) yang mengatakan bahwa “perempuan memliki hak untuk mencapai prestasinya yang diinginkan.”

Resistensi dalam adegan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf dapat dilihat dari yang dilakukan Yuni dengan penuh keberanian mengenai penolakan dari lamaran iman merupakan upaya untuk menentukan hak hidupnya dalam prestasi.  Yuni menunjukkan keberaniannya dengan menolak lamaran tersebut, menentang norma konvensional yang membatasi perempuan dengan menyuruh untuk segera menikah dan berumah tangga. Sehingga dapat dimaknai bahwa dengan Yuni melakukan penolakan lamaran tersebut adalah salah satu bentuk perjuangannya melawan sistem patriarki dilingkungan disekitarnya yaitu mengenai pernikahan dini. Dikarenakan Yuni ingin melanjutkan sekolah walaupun pada akhirnya dia harus menjadi omongan oleh orang lain.

2. Adegan Penolakan Yuni Terhadap Lamaran Kedua

Beberapa hari setelah lamaran pertama ditolak, Yuni pun mendapat lagi tawaran lamaran kedua dari pria tua yang merupakan paman dari temannya sendiri yaitu Mang Dodi datang kerumahnya dan ngomong ke nenek Yuni bahwa dia ingin melamar Yuni menjadi istrinya. Mang Dodi sebenarnya sudah punya istri dan dia berkata bahwa Yuni akan menjadi istri keduanya. Informasi mengenai lamaran tersebut mulai menyebar luas sampai kesekolahnya bahkan ada respon dari salah satu siswi teman sekelasnya mengatakan bahwa pasti keluarga Yuni senang karena anaknya dilamar sama orang kaya lagi. Apalagi teman sekelasnya itu juga mengingatkan kalau menolak lamaran kedua kali maka disebut pamali. Situasi ini membuat Yuni tertekan dan kepikiran, karena terlalu tertekan Yuni mulai kehilangan arah jalan hidup yang benar tapi walaupun begitu Yuni tetap ingin melanjutkan sekolahnya. Pada akhirnya Yuni memutuskan untuk menolak lamaran tersebut lagi tanpa memeperdulikan perkataan orang lain. Dari penjelasan diatas bahwa bentuk penolakan Yuni terdapat satu adegan, yaitu sebagai berikut.

Durasi ke 1:21:18 1:22:05

Mang Dodi: "Kok Yuni ke sini?"

Yuni: "Yuni belum bisa menerima lamaran mang Dodi."

Mang Dodi: "Ada masalah apa, Yun?"

Yuni: "Yuni bukan orang yang tepat"

Adegan Yuni menolak Lamaran Mang Dodi (Sumber: screenshot)
Adegan Yuni menolak Lamaran Mang Dodi (Sumber: screenshot)
Dalam adegan ini menunjukkan Yuni pergi ketempat mang Dodi dan mengembalikan uang yang dikasih pada saat mang Dodi melamarnya. Adegan ini juga menunjukkan penolakan Yuni terhadap lamaran mang Dodi dengan alasan karena dia bukan orang yang tepat. Sikap Yuni pada adegan ini menampilkan wajah yang ada rasa kekhawatiran dan bingung karena ini sudah kedua kalinya lamaran yang dia tolak. Namun Yuni tetap teguh terhadap pendiriannya dan tidak mengurangi tekad terhadap keputusannya untuk tetap menolak lamaran tersebut. Adegan ini sesuai dengan perspektif feminisme kekuasaan yang dijelaskan oleh Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Annatasya, 1993) yakni tentang “keteguhan perempuan dalam menjalankan apa yang ia yakini.”

Resistensi dalam adegan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf, yang dilakukan Yuni adalah dengan menolak lamaran lagi sebagai bentuk upaya bahwa perempuan memilki keteguhan dalam menjalankan apa yang dia inginkan. Dan perempuan haruslah kuat dan berpendirian. Yuni menentang pandangan konvensional yang menganggap perempuan hanya sebagai ibu rumah tangga dengan leih mengutamakan pendidikan dan cita-citanya daripada pernikahan. Inilah bentuk dari perjuangannya  Yuni terhadap keputusan yang dengan penuh keberanian dan tekad kuat untuk dia bisa melanjutkan sekolah walaupun dia masih memiliki ketakutan dan kekhawatiran akan apa yang dibilang orang-orang. Motivasi dari penolakan tersebut adalah untuk menegakkan sebuah keberanian kepada perempuan untuk berani dalam mengambil keputusan sendiri demi masa depan meskipun banyak tekanan dari orang yang tidak setuju terhadap keputusan kita.

3. Adegan Yuni Melarikan Diri Dari Pernikahannya

Datangnya lamaran ketiga untuk Yuni dari salah satu orang yang ia kenali yaitu Pak Damar yang merupakan gurunya sendiri yang dulu sempat ia kagumi. Yuni dikejutkan dengan Pak Damar yang tiba-tiba datang kerumahnya dengan maksud tujuan untuk melamarnya. Tentunya lamaran ketiganya ini Yuni benar-benar dibuat tertekan dan bingung. Lamaran dari pak Damar seperti sebuah paksaan yang mutlak dimana seperti mengharuskan Yuni untuk menerima lamaran tersebut. Tapi Yuni tetap ingin melanjutkan sekolahnya tanpa harus menikah terlebih dahulu. Akan tetapi Yuni dibuat bingung karena banyak masyarakat dilingkungan sekitarnya mengharapkan dia segera menikah. Walaupun penuh tekanan Yuni tetap berani melakukan penolakan terhadap lamaran pernikahan tersebut karena sikap teguh pendiriannya. Dari penjelasan diatas bahwa bentuk penolakan Yuni terdapat satu adegan, yaitu sebagai berikut.


 Durasi ke 1:56:21 – 1:56:49

Adegan Yuni Melarikan diri dari pernikahannya dengan Pak Damar (Sumber: screenshot)
Adegan Yuni Melarikan diri dari pernikahannya dengan Pak Damar (Sumber: screenshot)
Dari beberapa cuplikan adegan diatas yaitu  Yuni pergi melarikan diri dari pernikahannya dengan pak Damar. Sehingga adegan ini menunjukkan suatu penolakan Yuni terhadap pernikahannya dengan pak Damar. Dalam cuplikan tersebut adalah moment yang dramatis dan penuh emosi dimana ini adalah perjuangannya dan inilah akhir dimana Yuni menunjukkan kisahnya yang memperjuangkan hak dan pilihannya untuk kebebasan. Adegan tersebut sesuai dengan pendapat Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Annatasya, 1993) yang menyatakan bahwa “salah satu penjelasan  dari feminisme kekuasaan yaitu perempuan berhak untuk menentukan apa yang menurutnya benar untuk dirinya dan berhak menentukan jalan hidupnya.”

Resistensi dari cupikan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf tentang apa yang dilakukan Yuni sebagai bentuk penolakan saat hari pernikahannya dengan pak Damar adalah Yuni memilih melarikan diri. Perjuangan yang dilakukan Yuni dengan tekad yang berani untuk mencapai impiannya dan keinginannya untuk mengatur hidupnya sendiri. Dari hal tersebut dapat dimaknai bahwa Yuni secara tidak langsung menyatakan penolakan tersebut karena dia ingin memilih jalan hidupnya sendiri. Dan dari keputusan ini Yuni tidak hanya menggambarkan tentang penolakannya terhadap pernikahannya akan tetapi juga mengenai penolakan campur tangan orang lain dalam kehidupannya. Dengan melarikan diri maka Yuni mendapatkan sebuah kebebasan  tanpa ada orang lain yang ikut campur dan juga menentang sistem patriarki yang dimana seringkali mengabaikan keinginan dan pendapat perempuan.

Kesimpulan 

Berdasarkan hasil analisisdalam film Yuni 2021 Karya Kamila Andini dapat disimpulkan bahwa resistensi dalam film ini menggambarkan tentang perjuangan Yuni seorang pelajar SMA yang berusaha mengambil keberanian akan keputusan sendiri untuk menentukan masa depannya dalam menghadapi norma-norma patriarki yang masih sering terjadi dilingkungan sekitarnya yaitu pernikahan dini. Melalui karakter Yuni film ini menampilkan keberanian Yuni menolak lamaran-lamaran pernikahan hanya untuk bisa melanjutkan sekolahnya. Analisis resistensi penelitian menggunakan teori Feminisme kekuasaan Naomi Wolf. Penggunaan teori ini adalah untuk menganalisis cara  tokoh utama perempuan dalam film ini yaitu Yuni melakukan perlawanan sistem patriarki dilingkungannya. Yuni menunjukkan keberanian untuk menentukan sebuah keputusan hidup sendiri dan menegakkan prinsip, meskipun nanti harus terkena dampak sosial atas apa yang salah putuskan.

Referensi 

Annatasya, B. F. (1993). RESISTENSI PEREMPUAN DALAM FILM NUR EINE FRAU KARYA SHERRY HORMANN: KAJIAN FEMINISME KEKUASAAN NAOMI WOLF. 1, 2.

Kirana, P. S., Sunarto, & Santosa, H. P. (2021). RESISTENSI PEREMPUAN TERHADAP DOMESTIFIKASI DALAM FILM YUNI (2021).

Muslimin, M. F. (2019). PEREMPUAN DALAM NOVEL DESTROY,SHE SAID KARYA MARGUERITE DURAS: ANALISIS FEMINISME KEKUASAAN NAOMI WOLF.

Mustofa, N. S., Maemunah, S., & Kustanto, L. (2019). ANALISIS MAKNA TANDA PADA FILM KARTINI : RESISTENSI PEREMPUAN JAWA TERHADAP BUDAYA PATRIARKI. 2(1).

Wiwin, Nuzula, Nirzalin, Fauzi, & Fakhrurrazi. (2022). Resistensi Masyarakat Terhadap Geuchik Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 ( Studi di Gampong Kampung Tengah Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya ). 8, 44–55.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun