Yuni: "Kamu kenapa ngelamar aku?"
Iman: "Nanti saja ku jawab. Pas kita udah nikah pasti jadi lebih jelas."
Yuni: "Aku gak bisa nikah sama kamu."
Dari adegan pertama tersebut sikap dari para ibu-ibu yang memuji iman dan mengatakan bahwa perempuan penting untuk didapur, kasur, dan sumur menunjukkan sikap seperti untuk meyakinkan dan memaksa dia supaya menerima lamaran tersebut. Yuni pun hanya bisa menjawab dengan penolakan secara halus bahwa dia ingin sekolah dulu daripada menikah sekarang. Yuni juga pingin kuliah lewat jalur beasiswa dan Ibu gurunya mengatakan bahwa salah satu syarat agar dapat beasiswa kuliah yaitu belum menikah, Setelah itu Yuni pun memikirkan matang-matang dan mengambil keputusan secara berani bahwa dia akan menolak lamaran Iman dengan mengatakan scara langsung. Sehingga Yuni dengan tekad beraninya langsung bilang dihadapan iman bahwa dia gak bisa menikah dengannya. Yuni juga sempat ditahan oleh teman disampingnya untuk berhenti tapi Yuni tetap tidak mau berhenti dan teguh dengan pendiriannya untuk tetap mengatakan penolakan lamaran tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang sampaikan Wolf (1993, hal. 137) dalam jurnal (Muslimin, 2019) yang mengatakan bahwa “perempuan memliki hak untuk mencapai prestasinya yang diinginkan.”
Resistensi dalam adegan tersebut berdasarkan perspektif Naomi Wolf dapat dilihat dari yang dilakukan Yuni dengan penuh keberanian mengenai penolakan dari lamaran iman merupakan upaya untuk menentukan hak hidupnya dalam prestasi. Yuni menunjukkan keberaniannya dengan menolak lamaran tersebut, menentang norma konvensional yang membatasi perempuan dengan menyuruh untuk segera menikah dan berumah tangga. Sehingga dapat dimaknai bahwa dengan Yuni melakukan penolakan lamaran tersebut adalah salah satu bentuk perjuangannya melawan sistem patriarki dilingkungan disekitarnya yaitu mengenai pernikahan dini. Dikarenakan Yuni ingin melanjutkan sekolah walaupun pada akhirnya dia harus menjadi omongan oleh orang lain.
2. Adegan Penolakan Yuni Terhadap Lamaran Kedua
Beberapa hari setelah lamaran pertama ditolak, Yuni pun mendapat lagi tawaran lamaran kedua dari pria tua yang merupakan paman dari temannya sendiri yaitu Mang Dodi datang kerumahnya dan ngomong ke nenek Yuni bahwa dia ingin melamar Yuni menjadi istrinya. Mang Dodi sebenarnya sudah punya istri dan dia berkata bahwa Yuni akan menjadi istri keduanya. Informasi mengenai lamaran tersebut mulai menyebar luas sampai kesekolahnya bahkan ada respon dari salah satu siswi teman sekelasnya mengatakan bahwa pasti keluarga Yuni senang karena anaknya dilamar sama orang kaya lagi. Apalagi teman sekelasnya itu juga mengingatkan kalau menolak lamaran kedua kali maka disebut pamali. Situasi ini membuat Yuni tertekan dan kepikiran, karena terlalu tertekan Yuni mulai kehilangan arah jalan hidup yang benar tapi walaupun begitu Yuni tetap ingin melanjutkan sekolahnya. Pada akhirnya Yuni memutuskan untuk menolak lamaran tersebut lagi tanpa memeperdulikan perkataan orang lain. Dari penjelasan diatas bahwa bentuk penolakan Yuni terdapat satu adegan, yaitu sebagai berikut.
Durasi ke 1:21:18 1:22:05
Mang Dodi: "Kok Yuni ke sini?"
Yuni: "Yuni belum bisa menerima lamaran mang Dodi."