Mohon tunggu...
Nur FitriaAlmaira
Nur FitriaAlmaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam dunia psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pekerjaan Rumah Membuat Tekanan pada Siswa?

31 Mei 2023   21:50 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:23 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori kognitif menekankan pentingnya pemrosesan informasi dan struktur kognitif dalam belajar. Jika pekerjaan rumah dianggap sebagai beban oleh siswa, mungkin tugas tersebut terlalu kompleks atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Dalam hal ini, guru perlu memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih terkelola, memberikan instruksi yang jelas, serta mengajarkan strategi pemecahan masalah atau organisasi informasi yang membantu siswa mengatasi beban tersebut.

Teori Sosial Kognitif

Teori sosial kognitif mengakui pentingnya interaksi sosial dalam belajar. Jika pekerjaan rumah dianggap sebagai beban oleh siswa, mungkin mereka merasa kurang didukung atau tidak mendapatkan bantuan yang cukup baik dari guru atau teman sekelas. Dalam hal ini, guru perlu menciptakan lingkungan yang kooperatif, memfasilitasi kolaborasi antar siswa, dan memberikan bantuan yang sesuai ketika diperlukan.

Dilihat dari teori-teori diatas cukup menjadi bahan pertimbangan terkait pemberian pekerjaan rumah bagi siswa. Pekerjaan rumah bisa diberikan kepada siswa tetapi dengan memperhatikan kuantitas serta kualitas dari pekerjaan rumah itu sendiri sehingga bisa sesuai dan tidak memberatkan bagi siswa. Adapun alternatif-alternatif pemberian pekerjaan rumah bagi siswa yaitu :

Menggantikan Pekerjaan Rumah Yang Dilakukan Individu Dengan Model Team Based Project

Hal ini bisa menggantikan beratnya pekerjaan rumah yang dikerjakan secara individu, karena jelas tugas yang dikerjakan sendirian akan jauh lebih berat daripada dengan tugas yang dikerjakan secara berkelompok. Kemudian, dengan model pekerjaan team ini, siswa bisa melakukan komunikasi dengan teman dan tidak bersikap individualis, dan lebih menarik bagi siswa khususnya pada anak sekolah dasar hingga sekolah menengah, karena dapat mengerjakan tugas sekolah bersama dengan teman-temannya dan tidak jenuh jika hanya mengerjakan sendiri dirumah.

Menugaskan Siswa Untuk Membaca Bebas

Daripada hanya menugaskan soal-soal kepada siswa, bisa diberikan kebebasan untuk membaca buku secara bebas, dan menuliskan kembali apa yang dibaca hanya dalam satu paragraf saja. Atau bisa juga dengan menceritakan kembali dalam kelas secara singkat saja. Karena tugas yang diberikan pada siswa biasanya berisikan soal-soal saja, akan lebih terkesan membosankan dan memaksakan siswa harus berpikir keras di rumah. Sedangkan, dengan membaca bebas akan lebih memberikan keluasan siswa dalam memilih buku yang akan ia baca dan ceritakan ulang, tetapi tetap dalam konteks pembelajaran sehingga siswatetap mendapat pengetahuan yang sesuai dengan kurikulum.

Mengganti Dengan Kegiatan Sosial

Siswa cenderung menyukai kegiatan diluar daripada kegiatan yang hanya didalam ruangan, siswa bisa diberikan tugas untuk berkegiatan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal saja. Contohnya bisa dengan cara mengamati perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungan sekitar, atau membantu para tetangga sekitar lalu mengisi sebuah laporan sederhana.

Dari beberapa alternatif diatas, bisa dilakukan seminggu sekali atau beberapa minggu sekali, menyesuaikan dengan kegiatan belajar dikelas. Pekerjaan rumah tidak harus diadakan setiap hari sebab itu bisa membebankan siswa, karena pada kurikulum sekarang sudah menerapkan full day school yang artinya sekolah dalam waktu seharian. Siswa akan lebih banyak waktu di sekolah daripada di rumah, sehingga apabila di rumah juga dibebankan lagi dengan pekerjaan sekolah hal tersebut tidak akan efektif juga bagi siswa, yang ada hanya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, atau bahkan bisa memiliki masalah mental karena penuh tekanan dengan tugas harian. Pada dasarnya manusia juga hanya bisa menyimpan 7 hingga 9 informasi, kemungkinan siswa juga bisa mengalami kognitif overload. Siswa juga menjadi tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri, maupun keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun