Mohon tunggu...
Nur Fitlaina
Nur Fitlaina Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Keperawatan STIK GIA MAKASSAR -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Tangisan Anak Negeri"

17 November 2018   09:46 Diperbarui: 17 November 2018   10:12 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puing-puing air mata pertiwi merobek tanah.

Pemuda kini tinggal tubuh tanpa nyawa.

Hidup berkalang dusta tanpa makna

Itulah manusia modernitas

Pandanglah bung Karno didinding-dinding sekolah bapak tersenyum dengan luka menatap Indonesia dengan penuh duka.

Bangsa Indonesia...

Negeri yang miskin akan kekayaan.

Negeri yang kaya akan kemiskinan.

Negeri tempat saya lahir dan dibesarkan, namun ada yang aneh dinegeri ku ini.

Ada yang berubah dari bangsa q ini

Hasrat rakyat kian membisu terdengar oleh mereka "wakil rakyat" yang tuli.

Dimana mahasiswa kesehatan menderita penyakit.

Mahasiswa ekonomi tak tau berbisnis.

Mahasiswa tehnik bermental buruk.

Mahasiswa hukum tak tau hukum bahkan mahasiswa politik di politisasi.

Kemana Ibnu kaldu?

Kemana Ibnu sina?

Kemana Adam smit?

Kemana Agust tekonte?

Kemana Plato, Aristoteles dan Soktares?

Apakah mereka tersenyum? Atau mereka menangis pilu melihat kondisi ini.

Wahai mahasiswa kemana kata maha yang ada dipundakmu, yang ada adalah maha apatis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun