Melalui wawancara dengan seorang guru di SMP Negeri 1 Rangkasbitung, terungkap bahwa kode etik guru berfungsi sebagai pedoman profesional yang harus diinternalisasi dan diterapkan oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Kode etik ini tidak sekadar merupakan aturan yang bersifat normatif, melainkan juga merupakan landasan moral yang mengarahkan perilaku guru dalam menjalankan tugasnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Soetjipto, kode etik guru berfungsi sebagai landasan moral dan panduan tingkah laku guru yang mencerminkan panggilan pengabdian mereka dalam dunia pendidikan. Selain itu, Asnawir menekankan bahwa kode etik guru mencakup sekumpulan peraturan yang mengatur etika serta perilaku guru sebagai tenaga pendidik, dengan mempertimbangkan aspek moral, etika, serta nilai-nilai budaya yang relevan dengan konteks pendidikan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kode etik guru merupakan pedoman, norma, dan nilai-nilai yang menjadi landasan moral bagi perilaku guru di seluruh Indonesia dalam melaksanakan tugas mereka. Kode etik ini juga berfungsi sebagai prinsip yang mengatur hubungan antara guru dan berbagai pihak, seperti sekolah, sesama guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Dengan penerapan kode etik yang konsisten, diharapkan profesionalisme guru akan meningkat secara signifikan. Hal ini sangat penting, karena guru yang profesional tidak hanya memberikan pengajaran yang berkualitas, tetapi juga mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan inspiratif bagi siswa.
Peran kode etik guru sangat krusial dalam menentukan minat belajar peserta didik. Ketika guru menerapkan kode etik dengan baik, mereka akan berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan terbaru dalam proses pembelajaran, yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Dalam konteks ini, kode etik guru menekankan pentingnya memiliki keinginan untuk membimbing siswa serta menanamkan jiwa nasionalisme, baik secara individu maupun dalam kelompok. Ini sangat penting dalam membangun karakter siswa dan meningkatkan rasa cinta mereka terhadap bangsa dan tanah air. Lebih lanjut, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif, agar proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan baik dan evaluasi dapat dilakukan dengan tepat. Dalam hal ini, kode etik memberikan kerangka kerja yang jelas bagi guru untuk selalu mengingat dan menerapkan prinsip-prinsip keprofesian dalam setiap aspek pengajaran yang mereka lakukan. Dengan demikian, tanggung jawab seorang guru melampaui pengajaran di dalam kelas; mereka juga harus membangun komunikasi yang baik dan hubungan harmonis dengan rekan sejawat, orang tua siswa, serta masyarakat. Ini berkontribusi pada terciptanya tri pusat pendidikan, di mana semua pihak berperan aktif dalam proses pendidikan anak-anak.
Selain itu, kode etik guru mengharuskan guru untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama guru, siswa, orang tua murid, dan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan dan martabat profesi guru menjadi tanggung jawab yang harus dijalankan secara individu maupun kolektif (Sherpa, 2018). Dalam konteks ini, Dasmadi (2021) menegaskan bahwa peran kode etik guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang kode etik cenderung lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya, yang membuat mereka lebih dipercaya oleh siswa dan orang tua. Dengan demikian, mereka lebih mampu memahami tanggung jawab profesional mereka dan berupaya memberikan yang terbaik untuk siswa.
Salah satu guru yang diwawancarai menambahkan bahwa, "Saya selalu berusaha menerapkan kode etik guru dalam setiap aspek proses pembelajaran, seperti dengan memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik, melakukan refleksi bersama, dan berdiskusi dengan sesama guru mengenai strategi pembelajaran yang efektif." Pernyataan ini menunjukkan bahwa penerapan kode etik dalam praktik sehari-hari dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pendidikan yang diterima siswa.
Guru yang menerapkan etika dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi peserta didiknya. Sehingga peserta didik lebih cenderung berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, bertanya, dan mempelajari topik dengan lebih mendalam terhadap lingkungan seperti ini. Selain itu, guru yang bertindak sesuai dengan kode etik mereka akan menjadi contoh yang baik bagi siswa mereka. Tindakan ini dapat mendorong siswa untuk mengembangkan sikap disiplin dan etika dalam belajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan minat mereka dalam pelajaran. Dengan konsistensi dalam sikap dan perilaku yang baik, guru mampu membangun kepercayaan siswa. Rasa percaya ini membuat siswa lebih terbuka dan terlibat dalam proses pembelajaran, meningkatkan minat belajar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H