Mohon tunggu...
Nur Fathonah Alkarimah
Nur Fathonah Alkarimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Tak Ingin Repotkan Anak, Mbah Sariem Semangat Berjualan di Usia Senja

26 Desember 2024   00:15 Diperbarui: 25 Desember 2024   23:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Sariem menunjukkan bahwa kerja keras dan ketekunan adalah kunci untuk bertahan hidup

Mbah Sariem juga menyampaikan harapannya agar anak cucunya tahu bahwa hidup ini harus diperjuangkan. Ia ingin mereka memahami nilai-nilai kerja keras dan ketekunan yang telah ia jalani sepanjang hidupnya. "Saya ingin anak cucu saya tahu bahwa hidup ini harus diperjuangkan," tutupnya dengan senyuman tulus yang mencerminkan semangat tak tergoyahkan dalam dirinya.

Perjuangan Ekonomi di Tengah Tantangan

Kisah Mbah Sariem bukan hanya sekadar cerita tentang seorang nenek penjual salak; itu adalah cerminan dari perjuangan banyak orang tua di Indonesia yang tetap berjuang demi kemandirian dan keberlangsungan hidup mereka meskipun dalam kondisi yang sulit. Banyak orang tua seperti Mbah Sariem yang memilih untuk tetap bekerja meskipun usia mereka telah senja.

Perjuangan ekonomi seperti yang dialami Mbah Sariem sangat umum terjadi di masyarakat kita saat ini. Banyak pedagang kecil menghadapi tantangan serupa: fluktuasi harga bahan baku, perubahan musim yang mempengaruhi hasil panen, serta persaingan dengan pedagang lain yang lebih besar atau lebih mapan. Namun, semangat juang seperti yang ditunjukkan oleh Mbah Sariem menjadi contoh nyata bagaimana ketekunan dapat membuahkan hasil meskipun dalam keadaan sulit.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Kisah hidup Mbah Sariem juga memberikan pelajaran berharga bagi generasi muda tentang pentingnya kemandirian dan kerja keras. Di era modern saat ini, banyak generasi muda yang cenderung mencari cara instan untuk meraih kesuksesan tanpa memahami proses dan perjuangan di baliknya. Melalui kisah Mbah Sariem, mereka diajarkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah; butuh waktu, usaha, dan dedikasi.

Mbah Sariem juga menunjukkan kepada generasi muda bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan berkontribusi kepada masyarakat. Dengan semangat juangnya, ia membuktikan bahwa siapa pun dapat melakukan sesuatu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain terlepas dari usianya.

Komunitas dan Dukungan Sosial

Di tengah perjalanan hidupnya sebagai penjual salak, dukungan sosial dari komunitas sekitar juga memainkan peranan penting bagi Mbah Sariem. Pelanggan-pelanggannya tidak hanya datang untuk membeli salak; mereka juga memberikan dukungan moral dan semangat kepada nenek tersebut. Interaksi sosial ini menciptakan ikatan antara Mbah Sariem dan masyarakat sekitarnya.

Komunitas di sekitar Malioboro Yogyakarta dikenal sebagai tempat berkumpulnya berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang berbeda-beda. Dalam konteks ini, keberadaan sosok seperti Mbah Sariem memberikan warna tersendiri bagi kehidupan sosial masyarakat setempat. Ia menjadi simbol ketahanan dan harapan bagi banyak orang.

Perubahan Musiman dalam Pertanian Salak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun