Hallo Sahabat, perkenalkan nama saya Nur Fadillah, seorang Mahasiswi Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara, Suka Membaca, Menulis, Mengeksplore hal baru dan pecinta budaya yang sangat antusias dalam mengeksplorasi kekayaan warisan budaya Indonesia. Saya sangat beruntung bisa menghadiri talkshow kebudayaan yang menginspirasi bersama KH. D. Zawawi Imron, budayawan ternama dari Madura, dan Herdiyanto Wijaya, S.Pd., SD, M.M. seorang Fashion Desainer Batik Khas Jawa Timur, yang diselenggarakan di Aula K.H. Moch Syaikhona Kholil Graha Utama  Lantai 10 Universitas Trunojoyo Madura. Acara ini membawa tema "Eksistensi Kebudayaan Madura Sebagai Wujud Inspirasi Budaya Bagi Mahasiswa Merdeka" dan dihadiri oleh Rektor UTM, Dr. Safi', M.H, serta para dosen Modul Inspirasi.
Pada hari Sabtu, 11 Mei 2024, mahasiswa PMM 4 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar kegiatan Modul Inspirasi ke-2 di Aula K.H. Moch Syaikhona Kholil Graha Utama, lantai 10. Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini menghadirkan serangkaian kegiatan menarik, mulai dari pembukaan oleh MC, penyambutan narasumber dengan tarian Tor Tor oleh mahasiswi PMM 4 UTM, hingga berbagai sambutan dan pemaparan materi inspiratif oleh para narasumber ternama. Selain itu, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi, penampilan tarian wonderland, serta sesi foto dan makan bersama, menjadikan acara ini penuh makna dan kebersamaan
KH. D. Zawawi Imron: Sastrawan dan Ulama yang Menginspirasi
KH. D. Zawawi Imron adalah salah satu sastrawan dan ulama ternama dari Indonesia. Lahir di Sumenep, Madura, pada 14 April 1945, Zawawi tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan tradisi dan budaya Madura. Sejak usia dini, ia telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap sastra dan agama, yang kelak membawanya menjadi tokoh berpengaruh dalam kedua bidang tersebut.
KH. D. Zawawi Imron memulai pendidikan formalnya di pondok pesantren, tempat di mana ia belajar ilmu agama dan bahasa Arab. Di samping itu, ia juga menekuni dunia sastra dengan membaca berbagai karya klasik dan modern. Pendidikan ini memberikan dasar yang kuat baginya untuk mengembangkan kemampuan menulis puisi dan esai yang mendalam dan penuh makna.
Sebagai seorang penyair, Zawawi dikenal dengan karya-karyanya yang kerap mengangkat tema-tema kemanusiaan, keagamaan, dan budaya Madura. Puisi-puisinya, seperti yang terdapat dalam kumpulan "Nenek Moyangku Air Mata" dan "Celurit Emas," seringkali mencerminkan keprihatinannya terhadap kondisi sosial dan spiritual masyarakat. Gaya bahasa yang digunakan Zawawi terkenal dengan kekayaan metafor dan simbol, menciptakan karya sastra yang tidak hanya indah tetapi juga sarat akan makna.
Selain sebagai sastrawan, KH. D. Zawawi Imron juga dihormati sebagai ulama yang bijaksana. Ia sering memberikan ceramah dan khutbah yang mengajak umat untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan cara yang lebih mendalam dan kontekstual. Pesan-pesannya kerap kali menekankan pentingnya akhlak mulia, toleransi, dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Kontribusi KH. D. Zawawi Imron dalam dunia sastra dan keagamaan telah diakui secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Anugerah Sastra dari Dewan Kesenian Jakarta dan Hadiah Sastra dari Badan Bahasa. Pengakuan ini tidak hanya mencerminkan kualitas karya-karyanya tetapi juga pengaruh positif yang telah ia berikan kepada masyarakat.
KH. D. Zawawi Imron adalah sosok yang mampu menjembatani dunia sastra dan agama dengan cara yang unik dan inspiratif. Karya-karyanya terus dibaca dan diapresiasi oleh generasi muda, dan pesan-pesan keagamaannya terus menginspirasi banyak orang untuk hidup dalam harmoni dan kebajikan. Sebagai sastrawan dan ulama, Zawawi meninggalkan warisan yang abadi, yang akan terus menginspirasi dan memandu masyarakat dalam mencari makna hidup dan kebenaran.
KH. D. Zawawi Imron adalah contoh teladan dari seorang intelektual yang mampu menggabungkan keindahan sastra dengan kedalaman spiritualitas, memberikan kontribusi yang berharga bagi kebudayaan dan kemanusiaan. Dari awal kisah beliau sekolah sampai sekarang sangat menginspirasi kami sebagai Mahasiswa Pertukaran dari berbagai belahan Nusantara, menjadikan pelajaran bagi kami untuk terus belajar dan berkarya menggapai mimpi dan cita-cita kami sekalipun banyak rintangan yang menghadang di depan. Jadikan penghalang itu sebagai pemacu semangat untuk terus maju kedepan.
Dari Beliau juga saya mendapatkan banyak ilmu dan Mengenal Sejarah Syair di Indonesia, terkhususnya di Madura, Juga mendapatkan wawasan dan pengetahuan cara menulis Syair dan membacanya sehingga Syair yang kita buat dan baca memiliki makna yang mendalam.
Link di bawah adalah Cuplikan video IG dari kegiatan Yang sangat menginspirasi.
( https://www.instagram.com/reel/C62sid-JusM/?igsh=dHd4cDhtbWQwbGg5 )
Selanjutnya Pemateri kedua yaitu seorang Fashion Desainer batik bapak Herdiyanto Wijaya, S.Pd., SD, M.M. Beliau banyak mengajar kami tentang Sumberdaya alam yang di manfaatkan menjadi suatu karya (Batik). Dari beliau saya Belajar banyak mengenal salah satu sentra batik Madura yang sangat tersohor sejak dulu kala dan iritabilita Batik Pamekasan sangat baik. Batik pamekasan selalu dapat bertoleransi dengan perubahan serta persinggungan budaya dan menghasilkan karya yang selalu inovatif.M Mengenal pesona Batik Klasik Pamekasan dari jaman kerajaan mataram islam dengan motif simbolik mengandung makna filosofi Misalnya, -Batik sekar jagad, -Batik kabung, -Batik Leres/Parang, dan -Batik sabet manik. Warna batik Pamekasan pun sangat khas yakni warna Sogan Matraman yang cenderung menggunakan warna coklat, hitam, biru indigo dan kuning keemasan. Mengenal Batik Pamelingan yaitu Batik yang menyebar dan berkembang di masyarakat dengan motif alam yang lebih bebas ragamnya, Batik ini lebih di kenal dengan sebutan Batik Pesisiran. Mengenal pesona Batik Pamekasan dalam Toleransi Budaya Cina yang memiliki Motif Naga dan burung Hong (Phoenix/Merra') Warna Sogan Matraman yang cenderung coklat. Mengenal Batik Pamekasan dalam Toleransi Budaya Islam yang memiliki pengaruh dalam perkembangan batik pamekasan. Dalam budaya islam ada larangan menggambarkan hewan atau mahluk hidup sehingga perlu di stilir atau stilasi, seperti motif burung Hong atau burung Merak yang bagian kepalanya diganti dengan motif daun sehingga tetap mirip bentuk aslinya. Mengenal Batik Merrak Mata Keteran. Mengenal Batik Merrak Tar Pote. Mengenal Batik Liang Liong dan Barongsai. Mengenal Batik Batik Padma dan Batik Seset Oleng. Mengenal Batik Pamekasan dalam Era Perjuangan Kemerdekaan pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang sangat mempengaruhi perkembangan batik pamekasan, muncul dua jenis batik, yaitu: A) Batik Buketan adalah Batik dengan pengaruh budaya Belanda Kata buketan diambil dari Bahasa Belanda yakni bouquet atau rangkaian bunga, motif ini diambil dari kebiasaan putri-putri Belanda yang gemar mengumpulkan bunga dan merangkainya, ada yang dirangkai dalam vas, dalam keranjang atau dalam bentuk ikatan. Warna nya pun disesuaikan, yakni Batik dengan warna putih-biru (warna favorit orang Belanda), walaupun ada juga yang tetap berwarna Sogan. B) Batik Isuk - Sore Adalah Batik Dalam Pengaruh Jepang yang bahan batik sangat dibatasi sehingga kebutuhan akan bahan pakaian sangat terbatas sehingga terciptalah batik dalam satu lembar kain yang memiliki dua motif yang berbeda, sehingga batik ini memiliki warna yg terang dan gelap dan dinamakan batik isuk sore atau pagi sore. Dalam pemakaiannya pun dapat secara bergantian dipakainya.
Mengenal Batik Kontemporer yang sudah sangat berkembang pesat. Dengan Penggunaan warna kimia serta inovasi motif berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar, kebutuhan kolektor, kebutuhan kantor dan seragam siswa. Di samping itu, pesanan dari luar kota pun sudah sangat banyak mempengaruhi perkembangan Batik Pamekasan jenis ini, sehingga mampu menjadi nadi perekonomian masyarakat Pamekasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H