Mohon tunggu...
Khofi Nurfa Aini Putri
Khofi Nurfa Aini Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Agama Islam (S1 Ahwal Al-Syakhshiyah)

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Contoh Puisi Bebas tentang Perpisahan Cinta (Restu)

14 Januari 2022   07:40 Diperbarui: 14 Januari 2022   07:52 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Restu

Seperti kata petuah

Perpisahan selalu tidak menyenangkan

Selalu ada luka

Selalu ada air mata

Selalu ada kecewa

Namun.. 

Terkadang perpisahan mengajarkan arti kehilangan

Terkadang juga meninggalkan luka yang tak berbekas

Tidak ada yang menginginkan perpisahan

Tapi takdir Tuhan tidak bisa di elakkan 

Siap? Tidak!

Tidak ada persiapan sama sekali di setiap perpisahan

Ikhlas? Tidak!

Yang ada hanya terpaksa lalu terbiasa

 

Raga telah berjarak

Paras wajahmu, kekar suaramu, renyah tawamu

Telah sukar ku temukan di sudut kota ini

Jiwa kita saling terikat, meskipun mata sudah tak saling menatap.

Rencana sudah tertata rapi

Tapi sepertinya semesta tidak merestui

Takdir Tuhan merubah segalanya

Yang tadinya selalu ada menjadi tiada

Tak apa, semoga kita kuat.

Akankah Tuhan mempunyai rencana lain setelah ini?

Akankah kita bisa bersama (lagi) seperti sedia kala?

Akankah kita bisa bahagia bersama (lagi) sampai kita tua?

Entahlah..

Mungkin semesta sedang mengajarkan kita bahwa bersama adalah segalanya. 

Tapi waktu, akankah perasaanmu menghilang seiring waktu? 

Akankah aku terus menunggu takdir baik menghampiri kita?

Akankah takdir akan berpihak pada kita (lagi)? 

Ini juga entahlah..

Tapi yang pasti, rencana Tuhan selalu baik.

Hanya perlu sedikit rasa sakit.

Dimana kita harus tertatih-tatih menata hati masing masing.

Cinta, katanya.

Semesta sudah tidak berpihak pada kita.

Takdir sudah menunjukan hakikatnya.

Ikhlas menanti kita di depan mata.

Tapi hati tidak pernah salah siapa tuannya.

Sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir!

Berbahagialah. Jadilah manusia kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun