Berdasarkan bahasa resipien (penyerap) interferensi semantis dapat dibedakan menjadi,
a. Jika interferensi terjadi karena bahasa resipien menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain, yang disebut sebagai perluasan (ekspansif).Â
b. Interferensi semantik penambahan (semantic aditif interference). Interferensi ini terjadi apabila muncul bentuk baru berdampingan dengan bentuk lama, tetapi bentuk baru bergeser dari makna semula.
Contoh interferensi bahasa terdapat dalam stastus WhatsApp antara lain sebagai berikut
Data 01
@Deni, "Ya Allah sampe kebawa mimpi"Â
Berdasarkan data 01 terdapat interferensi fonologi. Yaitu dari status WhatsApp yang bernama Deni ada perubahan bunyi fonem pada kata "sampe" Fonem /a/ dan /i/ pada kata sampai yang letaknya dibelakang kata menjadi berubah bunyi /e/ pada kata sampe.
Data 02
@cuvit "Kejebak hujan"Â
Berdasarkan data 02 terdapat interferensi Morfologi. Yaitu dari status WhatsApp yang bernama sicuvit ada pembentukan kata baru yang seharusnya "Terjebak" menjadi "kejebak".Â
Data 03